BERITA BOLA,- Jelang duel Inggris kontra Uruguay pada Jumat (20/6) di Sao Paulo, diwarnai perang urat syaraf. Dua tim yang terluka, kini menyandang status pecundang di laga perdana Grup D.
Alhasil duel nanti adalah hidup-mati untuk keduanya agar bisa lolos ke fase berikutnya. Mereka pun sama-sama siap ingin keluar dari predikat pecundang.
Manajer Inggris, Roy Hodgson, mulai melancarkan perang urat syaraf. Dia menyebut striker Uruguay, Luis Suarez, bukanlah pemain kelas dunia. Padahal, Suarez sukses menjadi pemain kunci bagi
Liverpool dengan menyarangkan 31 gol bersama The Reds dan finis di posisi runner up Liga Primer musim lalu.
“Kamu bisa menjadi pemain besar di kompetisi yang kamu ikuti. Tapi, dunia hanya mengenalimu sebagai yang terbaik sepanjang masa jika mampu membuktikan kemampuanmu di
Piala Dunia,” ungkap Hodgson.
Inggris jelas memiliki tugas berat untuk lolos dari Grup D. Pertandingan melawan Uruguay pun menjadi sangat krusial, terlebih sang lawan akan kembali diperkuat bomber mautnya, Luis Suarez.
Meski demikian Daniel Sturridge tak mengkhawatirkan kembalinya Luis Suarez di tim nasional Uruguay. Penyerang Inggris itu justru berharap Suarez fit dan bisa diturunkan setelah absen ketika Uruguay dikalahkan Kosta Rika 1-3 pada laga pertamanya di Grup D.
Sturridge berharap rekan setimnya di Liverpool itu bisa kembali merumput dan berhadapan dengan dirinya. Dia lebih senang kalau Uruguay bisa main dengan kekuatan penuh.
“Saya berharap dia fit. Kami ingin menghadapi tim terbaiknya Uruguay untuk menunjukkan apa yang bisa kami lakukan. Saya pikir tidak ada ketakutan atau kecemasan apa pun. Kami antusias,” ungkap Sturridge.
Inggris sendiri juga membidik kemenangan atas Uruguay. Pada pertandingan pertama, The Three Lions dikalahkan Italia dengan skor 1-2.
“Apakah mereka memainkan Luis atau tidak, kami akan menampilkan permainan yang sama,” tegasnya.
Sturridge yang menyumbangkan satu gol ke gawang Italia juga menegaskan bahwa timnya memiliki percaya diri tinggi. Ia pun yakin laga di Arena Corinthias akan berakhir dengan manis.
“Kami sangat percaya diri. Apa yang harus kami bukanlah melakukan percobaan meraih poin untuk meroket. Kami setidaknya membutuhkan empat poin minimal. Kami memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan tidak ada rasa gugup atau kekhawatiran,” ujar Sturrdige, seperti dilansir Sportmole.
Di kubu lawan, Pelatih Uruguay, Oscar Tabarez tengah mewaspadai serangan cepat Inggris. Tabarez ingin anak-anak asuhannya membatasi permainan gesit yang diperagakan oleh para “Singa-singa Muda".
Inggris menurunkan sejumlah pemain muda saat memulai langkah mereka di Piala Dunia dengan menghadapi Italia. Pelatih Roy Hodgson memasang Raheem Sterling (19 tahun) dan Danny Welbeck (23 tahun) sebagai starter.
Di babak kedua, Hodgson melakukan tiga kali pergantian pemain. Dua dari tiga pemain pengganti masih berusia muda, seperti Ross Barkley (20 tahun) dan Jack Wilshere (22 tahun).
Menurut Tabarez, skuad Inggris punya tenaga berlebih karena faktor usia. Dengan usia yang masih muda, The Three Lions bisa bermain cepat dan mengimbangi permainan Italia, walau harus kalah 1-2.
"Para penyerang mereka sangat bertenaga. Mereka punya para pemain muda dengan potensi luar biasa. Mereka sangat cepat dan membuat keputusan yang cepat untuk masuk ke area pertahanan lawan. Kami harus berusaha membatasi gerakan mereka," ucap Tabarez seperti dilansir Soccerway.
Nama Carlos Velasco Caballo, wasit laga Inggris kontra Uruguay dalam partai lanjutan Grup D Piala Dunia 2014, sempat mencuat dalam beberapa hari terakhir. Pasalnya ia diragukan netralitasnya dalam memimpin laga yang akan diselenggarakan besok.
Caballo yang berasal dari Spanyol--berada dalam satu konfederasi dengan Inggris--adalah penyebabnya. Ia pun dicurigai akan berpihak kepada The Three Lions. Padahal, wasit yang berasal dari konfederasi netral selama ini menjadi prioritas
FIFA.
Untuk meluruskan hal ini, juru bicara FIFA Delia Fischer menyatakan jika Caballo tetap berhak memimpin laga tersebut. Ia pun menyebut sang pengadil telah lolos dua kriteria.
“Kualitas selalu menjadi kriteria pertama pemilihan wasit. Kriteria kedua adalah, wasit tidak memimpin laga timnya atau laga yang memainkan negaranya. Hanya itulah kriteria dalam penyeleksian wasit,” ujar Fischer.
Caballo (43), sudah menjadi wasit FIFA sejak 2008. Ia menjadi wasit pemimpin laga pembuka Euro 2012 antara Polandia dan Yunani kala ia mengeluarkan kartu merah untuk setiap tim.
FIFA saat ini memang tengah didera isu kompetensi wasit menyusul performa Yuichi Nishimura dalam partai pembuka Piala Dunia 2014 antara Brasil dan Kroasia. Wasit asal Jepang itu melakukan beberapa keputusan yang layak diperdebatkan seperti penalti kontroverisal kepada tuan rumah.
(Agus Triyana)