Baju Jersey Bola

Sepak Bola Eropa Terus Inovasi Soal Taktik dan Strategi

TIP Taruhan Bola dan Hasil Pertandingan Terbaru
BERITA BOLA,- Piala Eropa 2012 yang baru berakhir menasbihkan Spanyol sebagai tim terhebat. Kemenangan 4-0 atas Italia adalah yang terbesar di babak final empat tahunan itu. UEFA pun menyatakan otak permainan Spanyol, Andres Iniesta, 28 tahun, menjadi pemain terbaik.

Penyerang Spanyol, Fernando Torres mendapat sepatu emas dengan tiga gol, meski bermain hanya 189 menit karena sering dicadangkan. Dia mengalahkan Mario Balotelli, Cesc Fabregas, Cristiano Ronaldo, Mario Gomez yang juga menceploskan tiga gol.

Rakyat Spanyol diwakili Perdana Menteri Mariano Rajoy menyatakan bangga. "Ini luar biasa," kata Rajoy kepada Telecino. Tropi juara Eropa dua kali berturut-turut menjadi penghibur bagi Spanyol yang baru saja menerima pinjaman Rp 1.000 triliun lebih untuk menangani krisis. "Kita mempunyai banyak problem tapi hari ini kita sangat bahagia."

Pelatih Spanyol Vicente del Bosque sempat dikritik karena menggunakan taktik aneh melalui strategi 4-3-3 tanpa penyerang murni. Gaya ini malah berubah menjadi 4-6-0 saat diserang. Inovasi Del Bosque sempat menjengkelkan penonton, karena La Furia Roja tampak kurang agresif.

Pengatur serangan Andres Iniesta, Xavi Herndandez, David Silva, Cesc Fabregas memainkan bola maju mundur berkali-kali di depan kotak pinalti. Pemain belakang musuh pun bosan, apalagi penoton.

Tapi gaya yang kurang greget itu dimaafkan karena terbukti membawa hasil memuaskan. Fabregas membela Del Bosque yang menempatkan dirinya sebagai "penyerang hantu". "Orang yang menyatakan kami bermain membosankan, mereka tidak tahu sepak bola," kata pemain berusia 25 tahun itu kepada BBC Radio 5 Live.

Tidak hanya Del Bosque yang mengutak-atik strategi permainan. Akibat persaingan ketat, setiap pelatih berusaha menyesuaikan taktik meski dengan resiko besar.

Palatih Italia, Cesare Prandelli, menempatkan "Jenderal" Andrea Pirlo agak ke belakang dengan formasi 4-1-3-2. Rencana bertahan dan menyerang selalu berasal dari komandan Pirlo. Di Juventus, Pirlo juga menjadi jenderal dengan 4-1-4-1, 4-5-2 atau 4-3-3 yang diarsiteki pelatih Antonio Conte.

Ketergantungan kepada Pirlo akan menjadi masalah jika dia bermain di bawah form seperti ketika melawan Spanyol. Dikerubuti gelandang Spanyol yang masih muda, Pirlo (33 tahun) tanpak kepayahan. Umpan lambung yang menjadi andalannya ke Mario Balotelli pun sering salah sasaran. Seluruh permainan Italia pun loyo.

Pada Piala Dunia 2014, Pirlo sudah terlalu tua dan bukan pilihan utama. Italia harus mencari regista (sutradara) baru. Pers Italia memberitakan Marco Verratti digadang-gadang menggantikan Pirlo. Verratti yang baru 19 tahun kini bermain di klub Pescara bermain 74 kali dengan dua gol.

Pelatih Jerman Joachim Loew tampaknya sedang galau memikirkan taktik variatif. Jerman menerapkan strategi menyerang dengan 4-2-3-1. Gelandang bertahan ditempati duet Sami Khedira dan Bastian Schweinsteiger. Sebagai gelandang serang diperankan Lucas Podolski, Mesut Ozil dan Thomas Muller. Ujung tombak dibebankan kepada Mario Gomez atau Miroslav Klose.

Ketika kalah 2-1 dari Italia di semifinal, Jerman kurang solid di barisan belakang. Kelemahan itu sudah terlihat ketika Jerman kebobolan dua gol melalui serangan balik oleh Yunani, meski menang 4-2. Jerome Boateng, Badstuber, Hummels, Philipp Lahm belum benar-benar padu. Lahm dengan tinggi badan 170 cm terbukti tak mampu menahan Balotelli yang mampu berlari cepat.

Variasi taktik diperlukan Loew seperti yang disarankan mantan penjaga gawang Jerman Oliver Kahn. "Mengapa hanya fokus ke penyerangan? Kecerobohan pada pertahanan akan dihukum oleh penyerang lawan. Pemain seperti tidak memiliki rencana B, " kata bekas pemain Bayern Munich itu.

Rakyat Jerman kecewa, tapi pelatih Loew dijamin tidak akan dipecat. Berbeda dengan pelatih Belanda Bert Van Marwijk yang mundur setelah kalah tiga kali di penyisihan grup. Gaya permainan offensive dengan 4-3-3 ternyata tidak membawa hasil buat Oranje. Pelatih Prancis Laurent Blanc yang hanya mengantarkan timnya ke babak perempat final pun mundur. Padahal ia sempat membawa timnya tidak terkalahkan selama 23 laga.


Baca Berita Lainnya :
Baca Selengkapnya

Matador Spanyol Memburu Rekor di Piala Dunia 2014 Brasil

TIP Taruhan Bola dan Hasil Pertandingan Terbaru
BERITA BOLA,- Sukses tim ‘Matador’ Spanyol mengukir berbagai rekor pasca menggilas Italia 4-0 pada partai puncak Piala Eropa 2012 di Stadion Olympic Kiev, Senin (2/7) kemarin, tidak membuat pelatih Vicente Del Bosque berpuas diri. Pelatih berusia 61 itu menegaskan jika tim Matador masih akan terus memburu rekor pada Piala Dunia 2014 di Brasil mendatang.

Tidak bisa dipungkiri, jika Del Bosque menjadi aktor penting di balik kesuksesan Matador mempertahankan status juara bertahan di Piala Dunia 2012. Ia bahkan menjadi orang kedua yang mampu membawa timnya menjuarai Piala Dunia dan Piala Eropa secara beruntun setelah pelatih Jerman Barat, Helmut Schoen pada 1974 silam. Schoen membawa Jerman barat menjadi juara Piala Eropa 1972 sebelum mengandeng trofi tersebut di Piala Dunia, dua tahun kemudian.

Prestasi itu mampu disamai Del Bosque setelah mengganti posisi Luis Aragones usai Piala Eropa 2008 lalu. Del Bosque sukses membawa timnya menjuarai Piala Dunia 2010 sebelum menjadi jawara Piala Eropa tahun ini di Polandia-Ukraina, Senin (2/7) kemarin. Selain itu, berbagai rekor bahkan mengiringi Spanyol sebagai juara Piala Eropa 2012. Melihat komposisi dan usia para pemain, Del Bosque yakin generasi emas Spanyol saat ini masih akan terus memburu rekor.

Apalagi masa tugas Del Bosque sebagai arsitek Spanyol masih akan berlanjut hingga Piala Dunia 2014 mendatang. “Kami berbicara mengenai generasi pesepak bola yang hebat. Tim ini sudah memiliki akar dan mereka tahu bagaimana untuk bermain bersama sebab mereka berasal dari negara yang mau belajar bermain sepak bola dengan baik,” kata pria yang juga mampu meraih trofi Liga Champions, Piala Dunia, Piala Eropa sepanjang kariernya sebagai pelatih.

“Mereka telah melakukan pekerjaan bagus. Kami punya pemuda-pemuda hebat yang bermain di luar negeri, yang sebelumnya itu adalah hal mustahil. Sebelumnya kami tidak benar-benar memiliki pemain di luar negeri, dan sekarang klub-klub asing menginginkan pemain-pemain kami, maka ini merupakan era hebat untuk sepak bola Spanyol. Bukan hanya rekor, kami juga masih memiliki daya untuk menggapai memburu rekor di masa mendatang,” jelasnya.

Menampilkan racikan pemain muda dan berpengalaman, Matador memang terlihat lebih superior saat menggilas Italia 4-0 di partai final, berkat gol David Silva (14′), Jordi Alba (41′), Fernando Torres (84′), dan Juan Mata (88′). Berbagai rekor pun berhasil mengantarkan Spanyol menjadi juara sebelum akhirnya tiba untuk merayakan euforia kesuksesan mereka di negeri sendiri, Selasa (3/9) ini.


Baca Berita Lainnya :
Baca Selengkapnya

Jawara Piala Eropa 2012, Matador Spanyol Bertabur Rekor

TIPS Bursa Taruhan Bola, Prediksi dan Hasil Pertandingan Terbaru
EURO 2012,- Spanyol sandang 3 rekor. Selain tim petama yang pertahankan status juara dan rangkai 3 gelar beruntun, juga skor terbesar di final. Italia dibabat 4-0.

Duel final Euro 2012 kontra Italia, Senin (2/7) WIB, dimenangi Spanyol 4-0. Itu skor terbesar dalam sejarah final Euro. Itu melengkapi prestasi la Furia Roja sebagai negara pertama yang mampu pertahankan status juara dan merangkai 3 gelar beruntun, yakni EURO 2008, Piala Dunia 2012, EURO 2012.

Matador kini telah mengoleksi total empat gelar, yakni satu trofi Piala Dunia dan tiga trofi Piala Eropa. Di benua Eropa, tim peraih trofi terbanyak masih dipegang Jerman dengan enam gelar, yakni tiga trofi Piala Eropa (dua di antaranya oleh Jerman Barat) dan tiga trofi Piala Dunia, disusul Italia dengan lima gelar, yakni satu trofi Piala Eropa dan empat trofi Piala Dunia.

Berikut utak-atik sejumlah fakta fakta laga final :

1. Spanyol jadi tim pertama yang mampu pertahankan gelar juara Euro.

2. Dengan kemenangan 4-0, Spanyol menciptakan skor terbesar di final Euro.

3. Vicente del Bosque pelatih ke-2 yang membawa pasukannya jadi juara: Piala Dunia 2010 dan Euro 2012. Sebelumnya, prestasi itu diciptakan Helmut Schoen yang membawa Jerman berjaya di Euro 1972 dan Piala Dunia 1974.

4. Kemenangan di final Euro 2012 adalah sukses pertama Spanyol menang langsung atas Italia dari 8 pertemuan di turnamen besar. Di Euro 2008, Spanyol memang menang lewat adu penalti di kuarter final.

5. Fernando Torres jadi pemain pertama yang mencetak gol di 2 putaran final Euro dan ia meraih Sepatu Emas sebagai top skorer. Ia juga memberi assist dan main lebih sedikit beberapa menit ketimbang Mario Gomez (Jerman) yang juga cetak 3 gol.

6. Spanyol tak terkalahkan dalam 12 laga putaran final Euro dan tak kemasukan gol di 5 laga terakhir 2 ajang itu. Gawang Iker Casillas juga bersih di 10 laga knock out Euro maupun Piala Dunia.

7. Terakhir Spanyol gagal di Euro adalah saat luruh 0-2 dari Swedia di kualifikasi pada 2005 setelah 26 laga tak terkalahkan.

8. Kekalahan terakhir Spanyol setelah unggul 1-0 adalah saat takluk 2-3 di tangan Irlandia Utara pada September 2006.

9. Dua gol yang dicetak Spanyol di babak 1 jadi yang ke-3 di final Euro. Dua lainnya saat Italia melibas Yugoslavia pada 1968 dan Cekoslowakia mengalahkan Jerman (Barat) lewat penalti pada 1976 setelah unggul 2-1.

10. Kiper Casillas adalah pemain yang jadi kapten di 2 Euro dan Piala Dunia dengan prestasi juara. Status dan prestasi itu sebelumnya disandang Frans Beckenbeuer (Jerman) pada 1972 dan 1976.

11. Casillas jadi kiper pertama yang meraih 100 kemenangan dan mencetak rekor 79 kali tak kebobolan dari 136 penampilan.

12. Gelandang Spanyol David Silva terlibat dalam penciptaan 5 gol Spanyol di Euro 2012, yakni cetak 2 gol dan 3 assist.

13. Kiper Italia Gianluigi Buffon melewati rekor Dino Zoff yang terbanyak tampil di Euro maupun Piala Dunia, yakni 25 laga. Hanya Paolo Maldini masih yang terbanyak, yakni 36 kali, dan Fabio Cannavaro 26 kali.


Baca Berita Lainnya :
Baca Selengkapnya

Hasil + Video Highlights Spanyol vs Italia [4-0] - Final EURO 2012

TIPS Bursa Taruhan Bola, Prediksi dan Hasil Pertandingan Terbaru
FINAL EURO 2012,- Tim Matador ‘Spanyol’ berhasil menjadi jawara Piala Eropa 2012 di Polandia Ukraina setelah mengalahkan ‘Gli Azzurri’ Italia 4-0 pada opartai final di Stadion Olympic Kiev, Senin (2/7) dinihari WIB. Kemenangan tersebut, membuat Spanyol sukses mengukir sejarah sebagai satu-satunya tim yang mampu mempertahankan status juara bertahan, sekaligus mencetak hat-trick gelar setelah menjadi jawara di Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010.

Sebaliknya, Gli Azzurri gagal mengakhiri puasa gelar sejak menjadi jawara Piala Dunia 2006 di Jerman. Skuad asuhan Cesare Prendelli harus pulang dari Polandia-ukraina dengan menyandang status sebagai runner-up. Ironisnya, tim yang sebelumnya mampu mengalahkan Jerman 2-1 di partai semifinal itu, sama sekali tidak mampu mencetak gol di partai final. Gianluigi Buffon dkk dipaksa menyerah dengan skor telak 0-4.

Sedangkan Spanyol yang tampil dengan tekanan sebagai juara bertahan, sama sekali tidak menemui kesulitan untuk dapat meladeni perlawanan Italia. Buktinya, kurang dari 15 menit laga berjalan, skuad asuhan Vicente Del Bosque itu sudah bisa membuka keunggulan lewat gol David Silva. Memanfaatkan umpan matang Cesc Fabregas, Silva yang lepas dari kawalan pemain belakang Italia, mampu menjebol gawang Buffon lewat tandukan di menit ke-14.

Selanjutnya, Italia berusaha bangkit untuk mengejar ketinggalan dengan menciptakan sejumlah peluang. Sayang, sejumlah peluang yang tercipta selalu menemui kebuntuan. Keasyikan menyerang, Italia bahkan kembali harus kebobolan empat menit jelang turun minum. Kali ini, umpan terobosan Xavi Hernandez dimanfaatkan Jordi Alba untuk menggandakan keunggulan Spanyol menjadi 2-0 yang bertahan hingga turun minum.

Memasuki babak kedua, kedua tim sama-sama melakukan perubahan. Namun hasilnya, Spanyol masih terlalu tangguh bagi Italia setelah mereka berhasil menambah keunggulan di penghujung laga. Adalah Fernando Torres yang berhasil menambah keunggulan Spanyol lewat golnya sembilan menit sejak masuk menggantikan Cesc Fabregas di menit ke-75. Selanjutnya, Spanyol berhasil memastikan kemenangan 4-0, berkat gol Juan Mata, dua menit jelang bubaran.




Baca Berita Lainnya :
Baca Selengkapnya

Piala Eropa 2012 - Fernando Torres Raih Sepatu Emas

TIPS Bursa Taruhan Bola, Prediksi dan Hasil Pertandingan Terbaru
FINAL EURO 2012,- Striker Timnas Spanyol, Fernando Torres dinobatkan sebagai pencetak gol terbanyak Euro 2012 setelah di laga final melawan Italia dia mencetak satu gol yang membuat koleksi golnya menjadi tiga selama turnamen berlangsung.

Terdapat enam nama pemain yang memiliki jumlah gol sama dengan Torres di Euro 2012, bomber Jerman, Mario Gomez bahkan memiliki catatan sama dengan Torres, tiga gol dan satu assist, namun kesuksesan Torres membawa Spanyol juara menjadi nilai plus tersendiri untuk membuat dia dianugerahi Sepatu Emas.

Urutan kedua daftar pencetak gol menjadi milik Gomez, di peringkat ketiga terdapat nama striker Rusia, Alan Dzagoev setelah bermain dengan menit paling sedikit di antara tiga pemain lainnya.

Spanyol sendiri berhasil menjadi juara Euro 2012 setelah membantai Timnas Spanyol dengan skor 4-0. Gol La Furia Roja dicetak David Silva pada menit ke-14, Jordi Alba pada menit ke-41 Fernando Torres pada menit ke-84 dan Juan Mata pada menit ke-88.

Berikut urutan daftar pencetak gol terbanyak EURO 2012 :
No.     Pemain              Negara        Gol        Menit Bermain
1.    Fernando Torres       Spanyol      3 Gol         189 menit
2.    Mario Gomez           Jerman       3 Gol         282 menit
3.    Alan Dzagoev          Rusia        3 Gol         253 menit
4.    Mario Mandzukic       Kroasia      3 Gol         270 menit
5.    Mario Balotelli       Italia       3 Gol         421 menit
6.    Cristiano Ronaldo     Portugal     3 Gol         480 menit




Baca Berita Lainnya :
Baca Selengkapnya

Cesare Prandelli : Italia Kelelahan Lawan Spanyol

TIPS Bursa Taruhan Bola, Prediksi dan Hasil Pertandingan Terbaru
EURO 2012,- Pelatih ‘Gli Azzurri’ Italia, Cesare Prandelli, mengkui jika kekalahan telak tim asuhannya di partai final Piala Eropa 2012, Senin (2/7/2012) dinihari tadi, akibat faktor kelelahan para pemain. Akibatnya, Italia sulit mengimbangi gaya permainan tiki taka ala Spanyol setelah dipaksa menyerah empat gol tanpa balas pada partai yang digelar di Stadion Olympic Kiev, Ukraina tersebut.

Gianluigi Buffon dkk bahkan harus bermain dengan 10 orang sejak Thiago Motta mengalami cedera hamstring pada menit ke-60. Skuad asuhan Cesare Prandelli, tidak bisa lagi melakukan pergantian pemain karena sudah melakukannya sebanyak tiga kali. Italia pun kembali kebobolan dua gol lewat Fernando Torres (84′), dan Juan Mata (88′) setelah sebelumnya tertinggal 0-2 pada babak pertama melalui gol David Silva (14′) dan Jordi Alba (41′).

“Kita bisa lihat sejak awal pertandingan kalau Spanyol lebih segar. Kami mengeluarkan banyak energi sepanjang pekan ini. Kami tidak melakukan kesalahan, tapi secara stamina kami kesulitan. Kami tidak punya waktu istirahat yang cukup. Bermain dengan sepuluh pemain menyulitkan kami. Ketika Thiago Motta keluar, kami seperti kehabisan bensin,” kata mantan pelatih Fiorentina tersebut, seperti yang disitat laman resmi UEFA.

Perlu diketahui, Italia punya waktu istirahat satu hari lebih sedikit dari Spanyol. Selain kehilangan Motta di babak kedua, Italia juga kehilangan Giorgio Chiellini yang cedera di babak pertama. Pun, Prandelli tetap memuji penampilan tim asuhannya. Terlebih Italia mampu tampil apik hingga melangkah ke partai puncak. “Ini turnamen yang fantastis buat kami, dan saya harus mengucapkan selamat kepada pemain,” tutup Prandelli.


Baca Berita Lainnya :
Baca Selengkapnya

Piala Eropa 2012 dan Krisis Benua Biru

TIPS Bursa Taruhan Bola, Prediksi dan Hasil Pertandingan Terbaru
OPINI BOLA,- Saya selalu ingin bersikap objektif dalam menonton pertandingan-pertandingan sepak bola, baik Piala Eropa, Piala Dunia, Liga Primer, maupun Primera Liga sehingga saya dapat menikmati permainan tim-tim yang terlibat.

Saya juga tidak punya favorit juara dalam kompetisi-kompetisi tersebut. Tapi, saya selalu menyukai gemuruhnya total voetbal Belanda, indahnya tiki-taka Spanyol, dan tarian Samba Portugal, rapatnya gerendel Italia, efektifnya mesin sepak bola Jerman yang tentu lebih indah dibandingkan deru mesin Eropa Timur, cepatnya tendang dan lari Inggris (walaupun sudah mulai ditinggalkan), dan nasib baik yang sering kali menyertai tim-tim medioker seperti Yunani dan Swedia serta dahsyatnya ledakan dinamit Denmark.

Saya juga tidak akan membenci Cristiano Ronaldo ketika harus melawan Wesley Sneijder atau Andrea Pirlo ketika harus bertemu Wayne Rooney, karena saya akan menikmati permainannya.

Mengikuti Piala Eropa kali ini tentu berbeda dengan Piala Eropa sebelumnya. Sebab, berlangsung di tengah krisis perekonomian Eropa yang kita tidak tahu kapan akan berakhir. Terkadang, keunikan tersendiri menganologikan permainan mereka dengan krisis perekonomian yang mereka sedang hadapi.

Ketika Giorgos Karagounis melepaskan tendangan kaki kiri keras ke gawang Rusia dan membuahkan gol, hampir sebagian besar penonton masih belum yakin apakah Yunani akan terus lanjut ke babak berikutnya. Tapi, seketika setelah wasit meniupkan peluit panjangnya, bayangan tim juara Eropa 2004 itu kembali menghinggapi para pemain Yunani seolah melupakan bahwa mereka ada di ambang berpisah dari kawasan Uni Eropa karena krisis utangnya yang akut dan dalam.

Selain Yunani, kita tahu negara yang selama lima tahun terakhir malang melintang di panggung sepak bola dunia adalah Spanyol. Tentunya, penampilan yang sangat khas dengan penguasaan bola dan pengaruh tiki-taka dalam permainannya, sihir Spanyol terbukti membuat Prancis frustrasi di perempat final. Asa Spanyol untuk melanjutkan supremasinya sebagai juara Piala Dunia dan Piala Eropa terdahulu sudah sedemikian besar, bahkan mengalahkan ketakutan mereka akan bangkrutnya sistem perbankan yang sudah ada di depan mata.

Italia menjawab keraguan penonton dengan hasil nyata, Inggris dihantamnya di perempat final dengan sebuah permainan menyerang. Semua orang membicarakan cara Pirlo dalam melesakkan bola dalam drama adu penalti. Mereka hampir lupa bahwa sebagai negara ketiga pengutang terbesar di dunia, ancaman krisis Yunani dan Spanyol akan sampai ke negara mereka segera.

Inilah tiga tim yang menjadi pembicaraan di Piala Eropa yang kebetulan memiliki kesamaan, sama-sama dililit krisis bersama-sama Republik Irlandia, Portugal, dan beberapa negara Eropa lainnya. Inilah sesungguhnya Piala Eropa yang memberikan stage parade buat para pesakitan. Piala Eropa yang ingar-bingar, tapi ironisnya sebagian pesertanya tertatih-tatih secara ekonomis.

Lihatlah indikator negara-negara seperti Spanyol, Italia, Reo Irlandia, dan Portugal. Imbal hasil obligasi mereka untuk tenor 10 tahun yang sering kali dijadikan indikator risiko sebuah negara telah menyeruak naik, beberapa di antaranya mengalami tingkat tertinggi sepanjang sejarah. Spanyol, misalnya, mencatat hampir 7%, bandingkan dengan Indonesia yang berada di kisaran 5%.

Italia menjadi salah satu debitor terbesar di Eropa bahkan utang Pemerintah Yunani telah melambung jauh mendekati dua kali dari GDP negara tersebut. Hanya dalam waktu lima tahun, utang Rep Irlandia telah membubung dari 60% GDP menjadi 120% GDP. Semua negara ini telah mengalami penurunan rating surat utang yang signifikan. Pasar modal ke negara-negara ini sudah sedemikian anjloknya, tak kurang bearish sangat dalam, bahkan sampai 90% dalam kasus Yunani.

Tapi, para pesakitan ini tidak menyerah begitu saja di ajang Piala Eropa. Harapan agar Piala Eropa ini bisa menjadi penghibur dan restore confidence menjadi alasan utamanya. Meskipun tertatih di laga-laga awal, pada akhirnya kita bisa melihat Spanyol dan Italia melaju sampai final.

Niall Ferguson dan Nouriel Roubini, dua penulis dan ekonom ternama, dalam ulasannya di sebuah tulisan bersama di harian Financial Times menekankan peran Jerman dalam mencegah krisis. Dari sisi ekonomi, Jerman adalah hegemoni, baik dari sisi output ekonomi, tapi juga dari kinerja ekonomi di lain sisi. Jerman juga penangguk keuntungan terbesar dari kawasan ini.

Piala Eropa tahun ini tampaknya sulit untuk menyamai situasi tahun 2004 dan 2007 di mana Yunani dan Irak masing-masing menjadi juara Eropa dan Asia.

Buat kita, para penggemar sepak bola, ajang Piala Eropa sungguh sebuah hiburan sesaat karena apa pun hasilnya tidak akan banyak mengubah nasib kita.

Selamat menikmati pertandingan kunci di Piala Eropa, apakah Italia memang pantas menang atau Spanyol yang akan meraih sukses sekaligus membuktikan tidak ada hubungan antara krisis dan permainan cantik sepak bola. Mari kita berhitung ! (oleh:Ronald Waas/Deputi Gubernur Bank Indonesia)


Baca Berita Lainnya :
Baca Selengkapnya

Bintang-Bintang Bersinar Piala Eropa 2012 Laris Manis

TIPs Taruhan Bola dan Hasil Pertandingan Terbaru
BERITA BOLA,- Valencia dan Barcelona telah menyepakati transfer bek kiri Spanyol Jordi Alba pada pertengahan pekan kemarin. Alba direkrut ke Nou Camp dengan harga 14 juta euro untuk kontrak selama lima tahun. Di Barca, pemain berusia 22 tahun itu akan menggantikan peran Eric Abidal yang absen tanpa batas waktu lantaran masalah jantung.

Berlari kencang di sektor kiri, naik membantu serangan dan turun membela pertahanan, Alba adalah tipe pemain eksplosif yang sering menjadi bintang lapangan. Di pentas Euro 2012, ia berjasa besar membawa Spanyol hingga ke final untuk berjumpa Italia.

Tekniknya yang luar biasa dalam mengirim umpan-umpan silang juga terbukti menjadi ancaman bagi setiap lawan. Ia mencatatkan satu assist untuk gol Xabi Alonso saat Spanyol menang 2-0 lawan Prancis di babak perempat final turnamen Polandia-Ukraina.

Kabar soal perekrutan bintang-bintang yang bersinar di sepanjang Euro 2012 juga terjadi di kubu timnas Portugal. Mereka yang disingkirkan Spanyol di babak semifinal lewat adu penalti. Tapi berkah bagi beberapa pemainnya, karena yang bermain bagus telah membuka peluang untuk memperbaiki kariernya di tempat baru.

Playmaker Joao Moutinho, misalnya. Ia dianggap sepadan dengan kemampuan pemain Kroasia Luka Modric. Jika kemudian Modric memutuskan hengkang dari Tottenham Hotspur, maka calon manajer Andre Villas-Boas kemungkinan akan membeli Moutinho dari Porto.

Gelandang Portugal Miguel Veloso malah sudah dilaporkan berbaju Dynamo Kiev untuk musim depan. Pemain berusia 26 tahun itu memutuskan untuk meninggalkan Genoa yang dua tahun dibelanya lantaran Dynamo Kiev bakal masuk ke Liga Champions musim depan. Eksekusi transfer Veloso kabarnya akan dilakukan begitu Portugal selesai dengan urusannya di Euro 2012.

Sementara itu, kolektor tiga gol untuk timnas Kroasia di Polandia-Ukraina, Mario Mandzukic, bakal mengenakan kostum Bayern Munich. Ini bukan pengalaman baru, karena Mandzukic adalah pemain Wolfsburg selama dua tahun terakhir. Striker berusia 26 tahun itu dibeli dengan harga 13 juta euro, dan terikat kontrak hingga 2015.

Penyerang muda Jerman Andre Schuerrle juga mendapat berkahnya sendiri walaupun Der Panzer gagal melaju ke final. Striker Bayer Leverkusen itu didekati oleh Chelsea dan Liverpool. Namun angka 12 juta poundsterling yang dipatok Leverkusen sepertinya harus membuat Schuerrle bersabar untuk pindah karena harga itu termasuk mahal.

Dari skuad Italia, nama yang menonjol adalah pemain Bologna Alessandro Diamanti. Ketika sukses mengeksekusi tugas penalti di laga perempat final lawan Inggris, gelandang serang berusia 29 tahun itu langsung menarik perhatian. Bologna baru saja melengkapi status kepemilikan Diamanti secara penuh setelah membayar separuh nilainya kepada Brescia. Oleh karena itulah Presiden Bologna Albano Guaraldi segera mengumumkan kalau mantan pemain West Ham United itu tidak akan dijual.

“Kami baru saja mendapatkan berlian. Jelas bahwa kami tak akan menjualnya," kata Guaraldi awal pekan lalu.


Baca Berita Lainnya :
Baca Selengkapnya

Prediksi Spanyol vs Italia - Creating History Together - EURO 2012

TIPs Taruhan Bola dan Hasil Pertandingan Terbaru
FINAL EURO 2012,- Final Piala Eropa 2012 mempertemukan dua wakil Grup C, Spanyol dan Italia. Jika pada fase grup keduanya harus puas bermain 1-1, kini La Furia Roja atau Gli Azzurri akan berjuang mati-matian demi status sebagai yang terbaik di Benua Eropa.

Sebelum Piala Eropa 2012 bergulir, pengamat sepak bola Benua Biru sudah mengunggulkan La Furia Roja bakal mencapai final. Status sebagai juara bertahan dan kampiun Piala Dunia 2010, meroketkan Xavi Hernandez dan kawan-kawan di puncak unggulan perebut takhta Piala Eropa 2012.

Setelah sempat ditahan Italia 1-1 pada laga perdana di Polandia-Ukraina, Spanyol langsung tancap gas. La Furia Roja melangkah ke babak gugur dengan status juara Grup C. Tanpa ampun kemudian mereka menyingkirkan Prancis dan Portugal. Dengan catatan seperti itu, tak mengherankan bila sejumlah rumah taruhan mengunggulkan Spanyol untuk mengatasi Italia di partai terakhir.

Rumah taruhan William Hill memberi koefisiensi 11/10 untuk kemenangan Spanyol dan 11/4 untuk kesuksesan Italia. Adapun Ladbrokes menempatkan Spanyol 11/10 dan Italia 14/5. Hal serupa dilakukan Bwin yang memberi Spanyol 2.20 dan Italia 3.40.

“Kami sudah siap untuk pertandingan final. Kami bersyukur seluruh pemain fit dan tidak ada akumulasi kartu,” ujar Pelatih Spanyol, Vicente del Bosque.

Sebelum terbang ke Polandia-Ukraina, Del Bosque sempat dipusingkan dengan cederanya dua pemain pilar. Carles Puyol dan David Villa dipastikan tidak bisa membela La Furia Roja lantaran masih digerogoti cedera. Namun yang paling menyita waktu Del Bosque adalah menemukan alternatif di lini depan. Dia terpaksa meluangkan waktunya untuk mengaudisi pemain yang tepat. Kinerja Fernando Torres, Alvaro Negredo, Pedro Rodriguez dan Fernando Llorente terus diamatinya. Dia bahkan harus menunggu hingga detik-detik terakhir sebelum memutuskan membawa keempatnya.

Italia juga tidak luput dari kendala. Ketika tengah sibuk mempersiapkan diri di training camp, GliAzzurri dikejutkan oleh kedatangan dua mobil polisi. Para abdi masyarakat itu datang untuk menyelidiki kasus pengaturan sejumlah pertandingan di Serie B. Lebih mengejutkan, bek Domenico Criscito ikut diciduk karena diduga terlibat. Pelatih Cesare Prandelli pun terpaksa mencoret pemain Zenit Saint Petersburg itu dari timnas.

Hal itu jelas menimbulkan masalah baru bagi Prandelli. Dia harus mencari defender baru. Celakanya, jelang keberangkatan ke Polandia-Ukraina, Prandelli menerima kabar bek Andrea Barzagli dihantam cedera. Tak ada waktu lagi, Prandelli memutuskan tetap membawa Barzagli. Untuk mengisi posisinya, mantan arsitek Fiorentina itu berjudi dengan memasang Daniele de Rossi saat bersua Spanyol. Laga pun berakhir 1-1. Hasil tersebut membuat peluang Spanyol dan Italia melangkah ke babak gugur dalam bahaya. Pasalnya, pada hari yang sama, Kroasia sukses menundukkan Republik Irlandia 3-1.

Beruntung, Negeri Matador bisa bangkit dengan melumat Irlandia 4-0. Tapi, tidak demikian dengan Antonio Cassano dankawan-kawan. Italia kembali bermain imbang 1-1 kontra Kroasia. Itu membuat kans untuk bertahan semakin tipis. Italia membutuhkan keajaiban demi menyelamatkan diri. Agar lolos, Italia wajib mengalahkan Irlandia sambil berharap Spanyol dan Kroasia tidak bermain mata pada partai ketiga. Seandainya Spanyol dan Krosia berbagi hasil 2-2, Italia bakal tersingkir walau bisa menundukkan Irlandia dengan skor besar.

Untungnya, hal itu tidak terjadi. Fabregas dan kawan-kawan menang 1-0 dan Italia unggul 2-0. Alhasil, Spanyol dan Italia melaju ke partai selanjutnya. Tapi, itu bukan akhir dari kesulitan Italia. Di perempat final melawan Inggris, Italia dipaksa melewati adu penalti lantaran skor tetap imbang 0-0 selama 120 menit.

Situasi berbeda justru dialami Spanyol. Mereka lolos ke semifinal secara meyakinkan dengan melumat Prancis 2-0. Ketegangan baru terjadi waktu jumpa Portugal. Giliran mereka harus melewati adu penalti setelah imbang 0-0. Adalah kehebatan para eksekutor Matador dan merekapun sukses memulangkan Portugal.

Sebaliknya di semifinal Italia membuat kejutan. Diramalkan akan tersingkir lantaran bertemu dengan Jerman di semifinal, mereka justru unggul 2-1. Hebatnya, Italia memimpin dulu 2-0 berkat jasa Mario Balotelli.

Kini, ribuan orang di Stadion Olympic dan jutaan lainnya dari depan layar televisi di seluruh dunia berharap-harap cemas menantikan tim yang akan memegang trofi Henri Delaunay.

"Turnamen telah berjalan 1 bulan. Sejauh ini, UEFA sangat puas dan bangga dengan Polandia-Ukraina. Kami puas dengan kualitas pertandingan, atmosfer yang diciptakan fans, serta pelayanan dan keramahan dua tuan rumah. Kini, kita tinggal menunggu tim terbaik Eropa 2012," ujar Presiden UEFA, Michel Platini, pada sesi konferensi pers resmi di Stadion Olympic.

Dengan moto Creating History Together (bersama-sama menciptakan sejarah), Final Piala Eropa 2012 memang memiliki potensi besar “menciptakan” sejarah yang sebenarnya. Bila Spanyol yang juara, maka ini akan menyamai torehan tiga gelar Jerman. Kemenangan juga mengantar La Furia Roja menjadi tim pertama yang mampu mempertahankan gelar.

Sebaliknya sejarah juga akan diciptakan oleh Italia. Tim biru laut itu akan menyamai torehan dua gelar Spanyol dan Prancis. Italia juga akan melanjutkan tradisi juara ketika kondisi persepakbolaan internal sedang diguncang skandal.

ASIAN HANDICAPS ODDS       -       0  :  ¼

PREDIKSI MENANG   :   Spanyol : 40%  ---  Draw : 35%  ---  Italia : 25%

PREDIKSI SKOR   :   Spanyol   2  -  1   Italia

TIPS        :         Spanyol


REKOMENDASI :
12BET_Viva-Bola188BET_Viva-Bola365BET_Viva-BolaBetInternet.com_Viva-BolaM88_Viva-Bola



Baca Berita Tentang Final Piala Eropa 2012 Lainnya :
Baca Selengkapnya

Grand Final EURO 2012 - Spanyol vs Italia : Adu Pesona Kaum Veteran

TIPS Taruhan Bola dan Prediksi Bola Hari Ini
EURO 2012,- Pesta sepak bola Piala Eropa 2012 Polandia-Ukraina tidak hanya menampilkan aksi spektakuler yang dipertontonkan para pemain muda. Tapi turnamen ini menjadi bukti eksistensi sejumlah pemain veteran.
Bahkan beberapa pemain yang sudah masuk usia senja berhasil dinobatkan sebagai man of the match di gelaran Piala Eropa kali ini.

Untuk itu tidak terlalu berlebihan jika mereka disebut tua-tua keladi. Dan dalam babak Grand Final Piala Eropa 2012 yang mempertemukan Spanyol vs Italia, para pemain veteran kedua tim siap adu pesona di tengah lapangan.

Seperti yang diperlihatkan gelandang timnas Italia, Andrea Pirlo yang kerap kali menjadi salah satu kunci permainan. Bahkan di laga semifinal di Stadion Nasional Warsawa saat mengalahan Jerman 2-1 Pirlo di nobatkan sebagai man of the match.

Pemain berusia 33 tahun ini menjadi sosok yang paling berpengaruh di setiap kemenangan Italia. Kehebatan Pirlo sudah ditunjukkan saat Italia memulai laga pertamanya melawan Spanyol. Atas aksi impresifnya, pemain Juventus itu juga menyandang penghargaan man of the match. Hingga fase semifinal Piala Eropa 2012, Pirlo sudah menyandang penghargaan tersebut sebanyak 3 kali.

"Terima kasih untuk penghargaan ini. Tim meraih kemenangan hebat melawan tim yang luar biasa. Kami berharap untuk mencapai tahap ini, dan sekarang kami berharap dapat memainkan laga final yang besar. Kami ada di sini untuk menang," kata Pirlo.

Mantan pemain AC Milan ini mampu membuat armada Der Panzer frustasi. Meski jumlah passing nya masih kalah dari Bastian Schweinsteiger, namun Pirlo mencatatkan diri sebagai pengumpan terakurat. Ia melepaskan 65 passing dengan akurasi 92 persen.

"Ini adalah performa yang luar biasa oleh seluruh tim. Ketika Anda memenangkan sebuah pertandingan, berarti setiap pemain telah memberikan 100 persen kemampuannya," terang Pirlo

Selain Pirlo, kehebatan Italia juga identik dengan sosok sang kapten, Gianlugi Buffon. Ia kerapkali menjadi pahlawan bagi Gli Azzuri dengan melakukan beberapa kali penyelamatan gemilang demi menjaga gawangnya agar tidak kebobolan.

Seperti pada saat melawan Jerman, terjadi serangan dari Sami Khedira di menit ke-5. Khedira melakukan tendangan ke gawang Italia memanfaatkan sepak pojok Bastian Schweinsteiger. Tendangannya masih membentur Andrea Pirlo yang berada di sisi gawang lalu bola pantul langsung diamankan Buffon.

Kiper berusia 33 tahun ini kembali melakukan penyelamatan ketika Toni Kross melakukan tenadangan kencang dari luar kotak penalti Italia.

Di timnas Spanyol, kiper Iker Casillas juga masih menunjukkan ketangguhannya di usianya yang sudah 31 tahun. Kiper asal Real Madrid ini memiliki catatan sangat baik dalam hal adu penalti. Di empat kesempatan terakhir adu tos-tosan, Saint Iker memberi La Furia Roja tiga kemenangan dengan total membuat lima blok.

Penyelamatan hebat yang dilakukannya terakhir kali saat Spanyol mengempaskan Portugal dengan skor 4-2. Ketika itu Spanyol cukup terbantu dengan kegagalan Bruno Alves menendang penalti, bola sepakannya membentur mistar. Tapi Casillas menunjukkan refleksnya yang kuat saat memblok eksekusi Joao Moutinho.

Kemenangan atas Portugal menjadikan Casillas mencatat hattrick kemenangan adu penalti bersama Spanyol. Dia sebelumnya juga mengantar Tim Matador memenangi adu tos-tosan di Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2002.

Pemain senior lainnya di timnas Spanyol yaitu Xavi Hernandez. Pemain Barcelona berusia 32 tahun ini menjadi kunci sukses Spanyol menembus final. Dari statistik data pemain yang dikutip dari situs UEFA.com, Xavi berada di urutan teratas sebagai pengumpan dengan jumlah total 423 kali dengan jumlah umpan akurat mencapai 371. Rekap itu dari tiga laga penyisihan dan pertandingan perempatfinal.

Persentase umpan akurat tersebut mencapai 88 persen. Pemain dengan julukan The Puppet Master ini telah menyumbangkan total tujuh kali umpan silang dengan dua umpan berhasil mencapai sasaran. Xavi menjadi salah seorang gelandang terbaik dunia saat ini. Dia pintar menemukan dan memanfaatkan ruang dalam permainan. Ia mendikte aliran permainan dengan passing yang akurat. Tak salah bila ia pun disebut sebagai Raja Umpan dari Catalan.

"Saya harus berpikir cepat, mencari ruang. Itulah yang saya lakukan. Mencari spasi. Sepanjang hari. Saya selalu mencari. Sepanjang hari. Ini seperti bermain PlayStation," katanya.


Baca Berita Lainnya :
Baca Selengkapnya

Inilah Hasil Analisa Cesc Fabregas Soal Kekuatan Italia

TIP Taruhan Bola dan Hasil Pertandingan Terbaru
EURO 2012,- Inilah analisa pemain tengah Spanyol Cesc Fabregas terhadap peta kekuatan tim Italia, menjelang laga final Piala Eropa 2012, Senin (02/07) dini hari nanti.

Dari hasil analisanya itu, dia meminta rekan-rekannya untuk mewaspadai ancaman sejumlah pemain Italia. Utamanya yang masuk kategori pemain spesial.

Secara khusus pemain Barcelona ini, menyebut Italia ditaburi pemain-pemain hebat yang beroperasi di depan dan lapangan tengah. Fabregas menyebutkan, di barisan depan pasukan Azzuri, yang harus diwaspadai adalah Mario Balotelli dan Antonio Cassano.

Menurutnya, kehadiran dua pemain yang punya tipikal beda ini, menunjukkan bahwa pemain depan Italia memiliki penyerang yang bervariasi. "Balotelli memiliki kekuatan di atas rata-rata, sementara Cassano adalah tipe pemain yang cerdik," katanya seperti dilansir BBC Sport, Sabtu (30/06).

Untuk barisan pemain tengah Italia, mantan pemain Arsenal ini menganggap kehadiran Andrea Pirlo dan Claudio Marchisio menyulitkan, pemain tengah yang menjadi lawannya.

"Mereka memiliki pemain spesial seperti (Claudio) Marchisio dan (Andrea) Pirlo, yang akan menyulitkan gelandang manapun di turnamen besar ini," ungkap Fabregas, yang juga dikenal sebagai pemain yang banyak beroperasi di lapangan tengah.

Dalam babak penyisihan, Spanyol pernah merasakan langsung bagaimana Pirlo dan pemain tengahnya merepotkan pertahanan mereka. Mereka tertinggal dulu 1-0 melalui gol Antonio Di Natale, sebelum akhirnya Fabregas melalui golnya menyamakan kedudukan menjadi 1-1.

Italia merupakan satu-satunya tim yang berhasil mencetak gol ke gawang Spanyol dijaga Cassilas.

Fabregas tidak memungkiri pula kekuatan pemain-pemain belakang calon lawannya itu. "Para pemain belakangnya sangat berpengalaman," katanya seraya menyebut nama kiper veteran Gianluigi Buffon.

Dia secara keseluruhan, menggambarkan anak asuhan pelatih Ceare Prandelli itu memilki mental bertanding yang luar biasa dan sangat kompetitif. Walaupun demikian, Fabregas mengaku tidak gentar terhadap atribut 'spesial' yang dia berikan kepada beberapa pemain Italia.

Dia juga tidak terlalu dipusingkan soal polemik pilihan strategi pelatih Spanyol Del Bosque yang cenderung mengosongkan pemain depan dalam skema permainan Spanyol.

Kehadiran Andres Iniesta, kata Fabregas, berdampak pada gaya permainan Spanyol. Hal ini dia tekankan, karena kehadiran sosok gelandang menyerang Andres Iniesta yang serba bisa.

Apalagi, lanjutnya, penampilan Andres makin baik dari pertandingan ke pertandingan berikutnya. Dia mengakui kehadiran Iniesta berdampak besar terhadap gaya permainan timnas Spanyol.

"Kehadirannya memiliki dampak besar terhadap gaya kita bermain. Dia kreatif, dia mampu memainkan bola secara brilian, mampu mencetak gol sekaligus mengumpan. Andres adalah sumber keyakinan kita," jelas Fabregas.


Baca Berita Lainnya :
Baca Selengkapnya

Prediksi Italia vs Spanyol - 1 Juli 2012 - Final Piala Eropa 2012

Spanyol vs Italia - NSK Olimpijs’kyj, Kiev - Senin, 2 Juli 2012, 01:45 WIB.

TIPs Taruhan Bola dan Hasil Pertandingan Terbaru
Hajatan akbar yang bakal digelar di Olympic Stadium, Kiev, Ukraina, Minggu (1 Juli) waktu setempat atau Senin dinihari Waktu Indonesia, akan menampilkan sepak bola dengan gaya yang berbeda.

Pertemuan Spanyol vs Italia di Grand Final Piala Eropa 2012, tidaklah mengejutkan. Pertarungan tim yang paling memiliki tradisi juara di Eropa seperti Italia, dan negara yang kini bergerak memulai tradisi baru sebagai kampiun seperti Spanyol, menjadi pertandingan yang sangat pantas dinikmati.

"Saya tidak mau membicarakan soal sejarah baru yang kemungkinan akan tercipta. Sekarang tugas kami memenangi laga final,"
- Vicente Del Bosque -
Di Piala Eropa 2012, segalanya seperti berlangsung linier. Negara-negara yang prestasinya naik turun, langsung kandas di putaran pertama. Berbalikan dengan itu, kesebelasan yang diperkuat pemain kelas bintang dari negara dengan tradisi sepak bola bagus, bisa lolos ke perempat final, semi final dan seterusnya final.

Pertemuan Spanyol dan Italia, boleh dikata merupakan final impian. Spanyol adalah juara Eropa 2008 dan juara Dunia 2010, sementara Italia adalah juara Dunia 2006. Melihat data itu, Spanyol seolah ingin menegaskan bahwa "Hari ini adalah milik kami karena kami merebut mahkota Dunia 2010 dari Italia".

Sementara Italia tentu bakal dirasuki perasaan dendam karena sigernya direbut Spanyol. Dunia mencatat bahwa Italia adalah wakil paling sah Benua Eropa di kancah sepak bola dunia. Gli Azzuri atau si biru langit sesuai kostum kebesaran mereka, telah 17 kali ikut dalam Piala Dunia dan mampu juara empat kali, rekor yang hanya bisa disamai Brasil. Mereka absen hanya pada tahun 1930 dan 1958.

Namun di EURO, Italia tidak berkutik. Mereka hanya juara tahun 1968. Saat itu, tim nasional Italia memasuki masa keemasan. Tim yang memenangi EURO 1968 itu tersebut dipertahankan dan mampu lolos ke final Piala Dunia 1970 di Meksiko. Di semi final, Italia bermain sangat apik melawan Jerman Barat dan pertarungan itu ditasbihkan sebagai yang terbaik sepanjang sejarah oleh World Soccer. Italia menang 4-3 dan lolos ke final, namun di partai pamungkas Azzuri dikalahkan Brasil.

Data itu perlu disampaikan karena sepak bola kerap berbanding lurus dengan data, rekor dan sejarah. Rekor menunjukkan bahwa Jerman tak pernah menang melawan Italia dalam Piala Eropa dan Piala Dunia. Karena itu, Jerman yang kali ini sangat difavoritkan, akhirnya kalah juga oleh Italia. Jerman tak bisa mematahkan sejarah. Juara Eropa tiga kali itu tak berdaya di hadapan tim besutan Cesare Prandelli beberapa hari lalu. Pelatih Jerman, Joachim Loew, yang memiliki rekor amat kompetitif 15 kemenangan berturut-turut, runtuh oleh Italia.

Selanjutnya, lupakan Jerman yang ambruk dari Italia, dan kita lirik Spanyol. Tim besutan pelatih gaek Vicente Del Bosque ini, sekarang berada dalam kondisi sedang panas-panasnya. Jika Spanyol menjadi juara, maka Tim Matador akan tercatat sebagai negara yang pertama kali bisa mempertahankan gelar juara .

Dari segi rekor dunia, Spanyol memang tak sebanding dengan Italia. Tetapi di level Eropa, Spanyol lebih memiliki catatan bagus. Selain juara tahun 2008, Spanyol juga juara tahun 1964.

Spanyol juga menjadi favorit dunia karena gaya bermainnya yang indah. Gaya sepak bola Spanyol dikenal dengan tiki- taka, sebuah model yang justru dikembangkan Johan Cruyff ketika menjadi manajer Barcelona 1988-1996. Cruyff adalah orang Belanda. Tiki-taka memang dianggap sebagai up-grade-nya total football ala Belanda yang dikembangkan Rinus Michels dan Cruyff.

Seperti dikatakan kolomnis sepak bola Raphael Honigstein, tiki taka menanggalkan kemampuan fisik dan lebih mengembangkan teknik. Ketika lawan masuk masa lelah itulah Matador akan menggedor.

Tiki-taka di Del Bosque dia nilai sebagai penyempurnaan polesan Luis Aragones yang menagani Spanyol sebelumnya. Del Bosque memang asing dengan tiki-taka. Ketika mengarsiteki Real Madrid tahun 1999- 2003, Del Bosque menggunakan cara yang mengandalkan umpan pendek, kreatif dan cerdas membangun serangan itu.

Karena itu, menjadi menarik pasukan tiki-taka La Furia Roja berhadapan dengan pengamanan grendel ala Italia. Sepak bola indah dengan bola-bola pendek, bertemu dengan sepak bola gaya konvensional yang hanya bercita-cita menang.

Siapakah yang bakal unggul ...? Pertemuan teranyar di babak Penyisihan Grup, 10 Jun 2012, kemarin, kedua tim bermain imbang 1-1. Serangan Spanyol dapat diantisipasi Italia dengan penampilan kompak dan penuh semangat para gelandang Italia.

Bahkan Italia mampu unggul lebih dulu melalui Antonio Di Natale yang menerima umpan terobosan Pirlo dan tanpa kesalahan melesakkan bola ke sisi tiang jauh Casillas. Spanyol membalas dengan Fabregas menyongsong umpan terobosan Silva, hasil bertukar operan dengan Iniesta, dan menaklukkan Buffon.

Selanjutnya, pertemuan di Final Piala Eropa 2012 hari ini... ? Kita tunggu bersama...

Head to Head Spanyol vs Italia :
10 Jun 2012 : Spanyol vs Italia              1-1       (EURO 2012)
11 Ags 2011 : Italia vs Spanyol              2-1       (Friendly Match)
23 Jun 2008 : Spanyol vs Italia              0-0       (EURO 2008)
27 Mar 2008 : Spanyol vs Italia              1-0       (Friendly Match)
28 Apr 2004 : Italia vs Spanyol              1-1       (Friendly Match)

Lima Pertandingan Terakhir Spanyol :
28 Jun 2012 : Portugal vs Spanyol            0-0       (EURO 2012)
24 Jun 2012 : Spanyol vs Prancis             2-0       (EURO 2012)
19 Jun 2012 : Kroasia vs Spanyol             0-1       (EURO 2012)
15 Jun 2012 : Spanyol vs Irlandia            4-0       (EURO 2012)
10 Jun 2012 : Spanyol vs Italia              1-1       (EURO 2012)

Lima Pertandingan Terakhir Italia :
29 Jun 2012 : Jerman vs Italia               1-2       (EURO 2012)
25 Jun 2012 : Inggris vs Italia              0-0       (EURO 2012)
19 Jun 2012 : Italia vs Irlandia             2-0       (EURO 2012)
14 Jun 2012 : Italia vs Kroasia              1-1       (EURO 2012)
10 Jun 2012 : Spanyol vs Italia              1-1       (EURO 2012)
Prediksi Susunan Pemain Starting XI :

Spanyol : Iker Casillas - Gerard Piqué, Sergio Ramos, Alvaro Arbeloa, Jordi Alba, Andres Iniesta, Xavi Hernandez, Xabi Alonso, Sergio Busquets, David Silva, Fernando Torres.

Italia : Gianluigi Buffon - Christian Maggio, Giorgio Chiellini, Leonardo Bonucci, Thiago Motta, Claudio Marchisio, Emanuele Giaccherini, Daniele De Rossi, Andrea Pirlo, Mario Balotelli, Antonio Cassano.



ASIAN HANDICAPS ODDS       -       0  :  ¼

PREDIKSI MENANG   :   Spanyol : 40%  ---  Draw : 35%  ---  Italia : 25%

PREDIKSI SKOR   :   Spanyol   2  -  1   Italia

TIPS        :         Spanyol


REKOMENDASI :
12BET_Viva-Bola188BET_Viva-Bola365BET_Viva-BolaBetInternet.com_Viva-BolaM88_Viva-Bola
Baca Selengkapnya

Final Piala Eropa 2012 - Spanyol vs Italia : Membalik Pesimisme

TIPs Taruhan Bola dan Hasil Pertandingan Terbaru
EURO 2012,- Setelah merontokkan Der Panzer, membalikkan pesimisme 60 juta orang Italia, tugas Azzurri sekarang tinggal menaklukkan 11 orang Spanyol.

Sebulan silam, percakapan bahwa Italia menginjak final Euro 2012 tentu akan menjadi bahan tertawaan dari para pengunjung kedai-kedai pizza di Roma dan Milan.

Tapi sekarang, mereka terbukti akan berada di Kiev, Senin (2/7) dini hari WIB besok, untuk bertemu Spanyol di pertandingan terakhir turnamen Polandia-Ukraina. Ya, Italia yang terseok-seok sejak sebelum Euro 2012 kini telah mencapai final.

Azzurri asuhan Cesare Prandelli telah merontokkan perlawanan Der Panzer Jerman dengan skor 2-1 pada laga semifinal di National Stadium, Warsawa, kemarin dini hari WIB.

Striker urakan Mario Balotelli menjadi pahlawan dengan dua gol cemerlang di babak pertama. Satu gol penalti dari playmaker Jerman Mesut Ozil di masa injury time tidak menghalangi langkah besar Italia.

Dengan demikian, La Nazionale membalikkan pesimisme dari 60 juta penduduk Italia, dan tinggal berhadapan dengan 11 orang Spanyol untuk menjunjung trofi paling bergengsi di Eropa.

“Kami sekarang berbagi mimpi dengan seluruh masyarakat Italia," kata bek Giorgio Chiellini seusai gol ganda Balotelli memperpanjang rekor Jerman yang tak pernah mengalahkan Italia di turnamen-turnamen besar.

“Kami akan menikmati sejenak kemenangan ini, kemudian mengalihkan fokus ke pertandingan puncak melawan Spanyol. Kami ingin melanjutkan mimpi ini."

Balotelli dan Cassano disebut-sebut sebagai duet Italian bad boys yang tidak akan memberikan kebaikan pada timnas. Oleh harian olah raga La Gazzetta dello Sport, entah dengan maksud apa, Balotelli digambarkan sebagai King Kong yang mengangkangi menara Big Ben setelah Italia menyingkirkan Inggris di perempat final lewat adu penalti.

Namun kerja sama keduanya berbuah gol pembuka yang dibutuhkan oleh Italia untuk mengejutkan tim sekelas Jerman.

“Itu adalah malam terbaik saya sepanjang hidup," kata Balotelli, yang mempersembahkan dua gol dan kemenangan ini untuk ibu angkatnya, Silvio Balotelli.

“Saya berharap bisa lebih bagus saat melawan Spanyol. Saya ingin mencetak empat gol, tidak hanya dua."

Cesare Prandelli memuji performa Italia dan khususnya Balotelli di pertandingan tersebut. Tetapi ia juga mengingatkan bahwa Spanyol adalah lawan yang lebih sulit di final Kiev nanti.

“Kami semua menunjukkan kualitas moral, karakter, dan teknik di pertandingan lawan Jerman," kata Prandelli. “Kami hanya punya waktu istirahat sebentar. Kami pantas merayakannya. Tapi kemudian kami akan kembali bekerja keras untuk mengeksploitasi titik lemah Spanyol."

Selamat untuk Prandelli, Balotelli, dan Azzurri. Spanyol menanti di luar sana. Bagaimanapun, dua tim ini mengejar mimpi yang sama : Juara EURO 2012 !


Baca Berita Lainnya :
Baca Selengkapnya

Final Piala Eropa 2012 - Spanyol vs Italia : Tiki-Takanaccio ?

TIPs Taruhan Bola dan Hasil Pertandingan Terbaru
EURO 2012,- Apa substansi dari sebuah pertandingan ? Hasil akhir ataukah permainan yang indah ? Spanyol menggabungkan dua gaya sepak bola terkemuka, dan melaju ke final lewat adu penalti.

Pergeseran arah filosofi sepak bola terlihat jelas selama turnamen EURO 2012 di Polandia-Ukraina. Para pemikir sepak bola modern, dengan para pelatih sebagai eksekutornya, mulai meninggalkan prinsip sepak bola indah dan lebih mengutamakan hasil akhir.

Mereka lebih pragmatis dalam memandang sebuah laga. Yang penting menang, apa pun caranya. Unsur menghibur boleh ditinggalkan asal tujuan tercapai.

Mungkin ini baru gelagat, tetapi ciri itulah yang terlihat ketika Spanyol menyingkirkan Portugal dalam laga semifinal all-Iberian di Donbass Arena, Donetsk. Skor 0-0 hingga perpanjangan waktu, dan dilakukan adu penalti yang berakibat pada kekalahan Portugal dengan skor 2-4.

"Kami sedikit beruntung bisa memenangi penalti," kata pelatih Spanyol Vicente del Bosque. "Saya memberikan apresiasi pada tim Portugal karena mereka bermain bagus, tapi kami lebih beruntung di sini."

Di hadapan penonton televisi Spanyol yang mencapai rekor 18,141 juta orang, ini mungkin partai terbesar mereka yang seharusnya menghibur. Tapi La Furia Roja lebih terkesan mengecewakan harapan banyak orang.

Pelatih Vicente del Bosque menunjukkan itikad bahwa Spanyol akan bermain agresif dengan seorang penyerang murni ketika Alvaro Negredo masuk di daftar starting eleven. Tapi kemudian Del Bosque menarik Negredo dan memasukkan Cesc Fabregas di awal babak kedua untuk mengembalikan Spanyol ke dalam formasi 4-6-0 hasil inovasinya di turnamen ini.

Sekali lagi Del Bosque memakai strategi "striker hantu". Kali ini mereka tak bisa mencetak gol. Permainan tiki-taka yang diterapkan Spanyol di EURO 2008 dan Piala Dunia 2010 masih tampak dengan jelas. Mungkin hanya minus taburan gol di waktu normal. Tapi ada juga unsur catenaccio yang kental ketika Portugal memburu lewat serangan balik kilat dan para pemain Spanyol serempak turun membela pertahanan.

Meski masih lebih baik ketimbang Portugal dalam gelaran serangan, Spanyol tetap saja tak tertembus di belakang. Ini clean sheet yang ke-11, terhitung sejak turnamen Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010, di mana mereka hanya kemasukan tiga gol dalam 14 pertandingan di dua turnamen itu.

Ini menegaskan gaya baru permainan Spanyol : tiki-takanaccio, gabungan dari tiki-taka dan catenaccio.

"Sebenarnya kami tak pernah mau bermain bertahan. Kami juga bukan tim bertahan. Tapi ketika harus bertahan, kami pun bisa melakukannya dengan cukup baik," kata Del Bosque.

Spanyol ke final EURO 2012. Mereka menyamai rekor Jerman Barat di awal 1970-an yang mencapai tiga final secara beruntun. Kalau bisa juara, maka Spanyol akan menjadi tim pertama di dunia yang menjuarai tiga turnamen besar secara berturut-turut.

Spanyol akan melawan Italia si empunya catenaccio untuk laga puncak EURO 2012 di Kiev, 1 Juli mendatang.


Baca Berita Lainnya :
Baca Selengkapnya

Bintang EURO 2012 - Andres Iniesta dan Kapten Tsubasa

TIPS Bursa Taruhan Bola, Prediksi dan Hasil Pertandingan Terbaru
BINTANG BOLA,- "Saya telah menerima fotonya. Saya memahami jika semua ini telah menyebar via internet. Ada kejadian tidak lazim berlangsung dalam pertandingan sepak bola. Perbandingannya memang agak lucu. Melihat fotonya secara dekat memang menyenangkan dan semua itu menunjukkan lawan memang menghormati saya," tutur Andres Iniesta seperti dikutip AS.

Sejumlah media Spanyol seperti Marca dan AS melansir dua foto saat Iniesta dikepung lima pemain tim nasional Italia, sementara pada foto lainnya pemain Barcelona itu dikelilingi enam pemain Kroasia! Dua laga berbeda di Grup C Piala Eropa 2012 Polandia-Ukraina, tetapi menunjukkan hal yang sama.

Foto ini mengingatkan sejumlah penggila bola akan Kapten Tsubasa, tokoh komik (manga, animasi, dan juga game video) asal Jepang yang sudah melegenda. Dalam sejumlah gambar, Tsubasa malah dikepung oleh tujuh pemain lawan!

Kapten Tsubasa sendiri pertama kali ditulis oleh komikus Jepang, Yoichi Takahashi pada 1981, saat itu dia baru berusia 21 tahun. Takahashi lahir di Tokyo pada 28 Juli 1960. Manga ini kemudian terkenal dan mulai dibuat versi film animasi dan games.

Tsubasa Ozora adalah bocah sekolah dasar di Jepang yang bermimpi memenangkan Piala Dunia. Dia tinggal bersama ibunya, sementara ayahnya adalah pelaut yang berkeliling dunia. Tsubasa sempat berlatih di Brasil, masuk tim nasional Jepang, bermain di klub Eropa, dan seterusnya. Manga ini begitu mendunia. Di Spanyol dikenal sebagai Oliver Atom, sementara tokoh ini juga dikenal dengan nama lain Flash Kicker.

Tsubasa adalah tokoh rekaan Takahashi, maka Iniesta adalah hal nyata. Andres Iniesta Lujan adalah pesepak bola kelas dunia. Dia lahir di Fuentealbilla, sebuah desa kecil di Albacete, Spanyol pada 11 Mei 1984.

Orang tuanya mengenal pelatih tim yunior Barcelona, Enrique Orizaola dan meminta Iniesta masuk ke La Masia, cantera milik La Blaugrana. Saat usianya menginjak 16 tahun, Iniesta dilirik untuk berlatih bersama tim senior. Luis Enrique, pemain senior yang musim lalu melatih AS Roma, diutus untuk memberitahu Iniesta. Sang bocah tidak percaya. Saat berlatih, pemain senior lainnya, Pep Guardiola berkata kepada Xavi Hernandez yang mulai masuk tim inti.

"Ingatlah hari ini, hari bermain pertama kali bersama Andres. Kamu akan membuat saya pensiun," ujar Guardiola kepada Xavi. "Tetapi, bocah ini akan membuat kita berdua pensiun."

TIPS Bursa Taruhan Bola, Prediksi dan Hasil Pertandingan Terbaru
Iniesta menjadi tandem sempurna Xavi di lapangan. Keduanya menjadi penerjemah sistem tiki taka Barcelona kala Guardiola melatih sejak 2008 hingga 2012. Sejak masih bocah, Iniesta dipuji bisa membaca permainan dengan baik, mengumpan dengan brilian, dan juga mencetak gol.

"Dia komplet. Dia bisa menyerang dan bertahan, dia bisa mengumpan dan membuat gol," kata pelatih Spanyol, Vicente del Bosque.

Sementara mantan pelatih Barcelona, Frank Rijkaard memuji, "Saya memainkan dia sebagai pemain sayap, gelandang tengah, gelandang bertahan, second striker, dia selalu bermain brilian."

Iniesta memang sosok pesepak bola jempolan. Dengan tinggin hanya 170 cm tentu tidak ideal untuk menjadi pemain, tetapi dia bisa menyiasatinya. "Anda mesti belajar lebih tajam, lebih cerdas. Pemain kecil belajar lebih punya intuisi, bisa antisipasi, dan menguasai bola."

Berbeda dengan megabintang lainnya yang flamboyan. Iniesta juga pemalu, tidak banyak omong, dan tidak sungkan untuk dimainkan di posisi apa saja, bahkan saat harus dibangkucadangkan. "Andres tidak mencat rambut, tidak pakai anting, tidak punya tato. Dia tidak menarik untuk media," ujar Guardiola.

Salah satu puncak karier Iniesta adalah membawa La Furia Roja menjadi kampiun Piala Dunia 2010 Afrika Selatan dengan mengalahkan Belanda lewat gol tunggalnya pada masa perpanjangan waktu. Lantas dia membuka kausnya yang bertuliskan “Dani Jarque, Siempre Con Nosotros" atau Dani Jarque, kamu selalu ada di hati. Ini untuk menghormati kapten Espanyol yang meninggal akibat serangan jantung pada Agustus 2009.Kebetulan Jarque dan Iniesta sama-sama jebolan tim nasional yunior.

Lantaran itu juga meski Espanyol dan Barcelona bermusuhan dalam derby El Barceloni, para pendukung Espanyol tidak pernah mencemooh Iniesta. Bahkan kaus putih yang dikenakan Iniesta telah diserahkan kepada Espanyol untuk disimpan sebagai memorabilia. Presiden Espanyol, Sanchez Llibre pun memberikan medali kepada dia.

By the way, mungkin sebuah kebetulan jika Tsubasa juga bermain di Barcelona dan bermimpi mempersembahkan Piala Dunia untuk Jepang, maka Iniesta juga demikian dan malah sudah memberikannya kepada Spanyol. Sebuah kebetulan juga jika gambar ikonik Tsubasa dikepung oleh tujuh pemain, juga ada "foto kopi"-nya di dunia nyata saat Iniesta dikelilingi 5-6 pemain lawan!


Baca Berita Lainnya :
Baca Selengkapnya

Final Piala Eropa 2012 - Hadapi Italia, Spanyol Tampil Full Team

TIPS Bursa Taruhan Bola, Prediksi dan Hasil Pertandingan Terbaru
EURO 2012,- Tim ‘Matador’ Spanyol tinggal selangkah lagi untuk bisa mengukir berbagai rekor setelah melaju ke partai final Piala Eropa 2012 dengan mengalahkan Portugal lewat drama adu penalti 4-2 di Donbass Arena, Kamis (28/6) kemarin.

Namun usaha itu tampaknya akan berat karena lawan yang akan mereka hadapi pada partai final di Stadion Olympic Kiev, Senin (2/7/2012) mendatang adalah Gli Azuurri Italia. Italia mampu melangkah ke partai final dengan menyingkirkan tim favorit Jerman 2-1 pada partai semifinal di Stadion National, Jumat (29/6) dinihari tadi.

Selain itu, Italia adalah tim yang mampu menahan Spanyol 1-1 di partai pembuka fase grup awal Juni lalu. Saat itu, Spanyol bahkan harus tertinggal lebih dulu sebelum akhirnya bisa terhindar dari kekalahan berkat gol penyeimbang Cecs Fabregas. Apalagi misi untuk mengukir rekor teramat sangat berat bagi Matador.

Spanyol harus mampu menghapus ‘kutukan’ juara bertahan di Piala Eropa setelah sebelumnya menjadi jawara di Swiss-Austria tahun 2088 lalu. Maklum, hingga saat ini belum ada tim yang mampu mempertahankan status juara bertahan sejak Piala Eropa digelar pada tahun 1960 silam.

Selain itu, Spanyol juga dibebankan dengan catatan sejarah sebagai satu-satunya tim yang mampu mencetak hattrick gelar dalam tiga turnamen secara beruntun.

“Sekarang kami hanya punya waktu dua atau tiga hari untuk memulihkan kebugaran setelah menjalani pertandingan panjang melawan Portugal. Italia adalah tim yang punya sejarah luar biasa dalam sepak bola Dunia. Tapi kami tidak peduli siapa lawan kami berikutnya,” tandas Del Bosque menanggapi lawan yang akan mereka hadapi di partai puncak, seperti disitat Reuters.

Ada sebuah alasan betapa Del Bosque begitu percaya diri bermain di partai final. Terlepas dari penampilan luar biasa tim asuhannya di semifinal, Spanyol juga dipastikan tampil dengan kekuatan penuh. Pasalnya, Sergio Ramos, Alvaro Arbeloa, dan Xabi Alonso yang sebelumnya terancam absen akibat skorsing, dipastikan bisa bermain berkat ‘pemutihan’ yang dilakukan UEFA di perempatfinal.

Sebelum melawan Portugal, ketiga pemain itu sudah mengoleksi satu kartu kuning dan kembali menerima kartu kuning di Donbass Arena. Namun mereka terhindar dari sanksi skorsing berkat pemutihan sesuai aturan UEFA di perempat-final. Alonso sendiri sempat menjadi pahlawan kemenangan 2-0 Spanyol atas Prancis di perempat-final, sebelum menjadi satu-satunya pemain yang gagal mengeksekusi penalti dalam drama ‘tos-tosan’ kontra Portugal.


Baca Berita Lainnya :
Baca Selengkapnya

Hasil + Video Highlights Jerman vs Italia [1-2] - EURO 2012

TIPS Bursa Taruhan Bola, Prediksi dan Hasil Pertandingan Terbaru
EURO 2012,- Italia akan menantang juara bertahan Spanyol di Final Piala Eropa 2012 setelah merontokkan tim favorit Jerman 2-1 di semi final, Jumat(29/6) dinihari.

Dua gol Mario Balotelli melengkapi keunggulan Gli Azzuri pada setiap pertemuannya dengan Panzer. Pada 15 menit awal laga, Jerman sepertinya bakal mudah merontokkan pasukan Cesare Frandelli. Sepanjang menit-menit awal, sedikitnya tiga kali gawang Gianluigi Buffon nyaris bobol digedor penyerang-penyerang Jerman.

Tetapi justru melalui kepala Balotelli di menit 20, Italia unggul lebih dulu. Menyerang dari sisi kiri, Cassano memutar badan dan melewati dua pemain belakang Jerman dan kemudian melepaskan umpan ke dalam kotak penalti. Balotelli menyambutnya dengan sebuah sundulan yang merobek gawang Manuel Neuer.

Jerman mencoba membalas dengan membangun serangan dari sisi kiri. Boateng mencoba melepaskan umpan kepada Podolski namun Balzareti menghalaunya dan hanya menghasilkan sepak pojok untuk Jerman. Khedira! Sepakannya dari luar kotak penalti masih mampu dihalau Buffon.

Menit 36, giliran Balotelli lepas sendirian di kotak penalti Jerman, menerima umpan panjang Riccardo Montolivo. Ia lalu melepaskan tendangan keras melengkung, menembus sisi kiri Manuel Neuer, menggandakan kemenangan.

Memasuki babak kedua, Jerman lebih dulu mengambil inisiatif serangan. Reus yang masuk menggantikan Podolski bergerak dari sisi kanan dan masuk ke dalam kotak penalti. Namun penyelesaian akhirnya masih mampu diamankan oleh Buffon. Jerman kembali membangun serangan. Sepakan Lahm menyelesaikan kerja sama satu-dua dengan Reus masih melambung di atas mistar gawang Buffon.

Di akhir babak kedua Jerman memperkecil ketinggalan lewat tendangan penalti Mesut Oezil. Wasit menunjuk titik putih setelah Balzaretti melakukan handsball di kotak penalti. Oezil yang maju sebagai eksekutor sukses melaksanakan tugasnya.

Hingga peluit panjang berbunyi, Italia mampu mempertahankan keunggulan 2-1 atas Jerman dan berhak melangkah ke final. Italia akan bertemu Spanyol di Olympic Stadium, Senin (2/7) dinihari.




Baca Berita Lainnya :
Baca Selengkapnya

Lolos Final Piala Eropa 2012, Spanyol Dinilai Membosankan

TIPS Bursa Taruhan Bola, Prediksi dan Hasil Pertandingan Terbaru
EURO 2012,- Spanyol memang sukses lolos ke final Piala Eropa 2012 setelah mengalahkah Portugal di semifinal menjadi yang ketiga kalinya di turnamen internasional. Sayangnya, sukses tersebut tidak membuat seluruh penggemar sepak bola bertepuk tangan.

Sukses Spanyol ke final Piala Eropa 2012 tidak diraih secara meyakinkan, melainkan dibantu dewi fortuna. La Furia Roja selamat dari drama adu penalti setelah Joao Moutinho dan Bruno Alves gagal melakukan eksekusi. Hasil itulah yang kurang berkesan di hati para penonton.

Sebagai juara Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010 serta berstatus tim terhebat saat ini, Spanyol seharusnya bermain lebih menghibur. Namun, armada Vicente del Bosque itu hanya memikirkan soal kemenangan.

Kekecewaan itu cukup dimaklumi. Spanyol memiliki banyak pemain hebat yang mayoritas gabungan dari dua klub paling berbahaya, Real Madrid dan Barcelona. Negeri Matador diperkuat gelandang macam Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Xabi Alonso. Belum lagi nama-nama lain yang mumpuni.

Dengan komposisi seperti itu, Spanyol bisa dengan mudah menerapkan gaya tiki taka, yakni permainan menyerang yang mengandalkan umpan cepat dari kaki ke kaki. Toh, itu tidak terlihat saat menghadapi Portugal.

Selama mengikuti Piala Eropa, Spanyol hanya sekali mendapat pujian karena bermain indah, yakni saat melumat Republik Irlandia 4-0 ketika penyisihan Grup C. Bahkan, sukses Iniesta dan kawan-kawan menyingkirkan Prancis 2-0 di perempat final tidak membuat para gila bola terkesima. Ya, saat menghadapi Les Blus, Spanyol harus berjuang hingga akhir pertandingan untuk menambah keunggulan setelah mencetak gol pertama pada menit ke-19.

Padahal, pada duel itu, Iniesta dan rekan-rekannya lebih dominan dalam penguasaan bola. Tidak mengherankan jika para penggemar sepak bola kini menilai permainan Spanyol membosankan.

”Bukankah itu yang membuat sepak bola menjadi hebat ? Semua orang belum tentu menyukai hal yang sama. Terkadang adanya perubahan dan perbedaan membuat pertandingan menjadi lebih menarik untuk disaksikan,” ucap Iniesta, dikutip Reuters.

Bukan hanya monotonnya gaya bermain Spanyol yang membuat penggemar sepak bola. Rasa jenuh terhadap tim juara turut memicu fenomena ini. Publik Spanyol pasti senang jika tim kesayangannya menjuarai Piala Eropa 2012. Namun, pemikiran itu belum tentu sejalan dengan orang-orang dari negara lain. Mereka kemungkinan bosan melihat Spanyol kembali jadi juara setelah menguasai Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010. Mereka tentunya ingin melihat tim lain mengangkat trofi. Sebab, itu akan menjadi kejutan tersendiri. Apalagi, bila muncul juara baru.

Dinamisme dalam suatu turnamen menjadi hal yang harus dikedepankan. Maksudnya, para penonton jangan terus dijejali hal yang sama dari waktu ke waktu. Soalnya, sepak bola digemari karena adanya permainan yang menarik untuk disimak. Ini bukan hanya karena terhamparnya pemain bintang di lapangan.

”Setiap pendapat layak dihormati. Namun, ini gaya permainan yang telah memberikan banyak sukses bagi kami. Gaya yang sudah menjadi jati diri kami. Gaya itulah yang mengubah sejarah persepakbolaan Spanyol,” pungkas Iniesta.
(m mirza)


Baca Berita Lainnya :
Baca Selengkapnya