Penyerang Spanyol, Fernando Torres mendapat sepatu emas dengan tiga gol, meski bermain hanya 189 menit karena sering dicadangkan. Dia mengalahkan Mario Balotelli, Cesc Fabregas, Cristiano Ronaldo, Mario Gomez yang juga menceploskan tiga gol.
Rakyat Spanyol diwakili Perdana Menteri Mariano Rajoy menyatakan bangga. "Ini luar biasa," kata Rajoy kepada Telecino. Tropi juara Eropa dua kali berturut-turut menjadi penghibur bagi Spanyol yang baru saja menerima pinjaman Rp 1.000 triliun lebih untuk menangani krisis. "Kita mempunyai banyak problem tapi hari ini kita sangat bahagia."
Pelatih Spanyol Vicente del Bosque sempat dikritik karena menggunakan taktik aneh melalui strategi 4-3-3 tanpa penyerang murni. Gaya ini malah berubah menjadi 4-6-0 saat diserang. Inovasi Del Bosque sempat menjengkelkan penonton, karena La Furia Roja tampak kurang agresif.
Pengatur serangan Andres Iniesta, Xavi Herndandez, David Silva, Cesc Fabregas memainkan bola maju mundur berkali-kali di depan kotak pinalti. Pemain belakang musuh pun bosan, apalagi penoton.
Tapi gaya yang kurang greget itu dimaafkan karena terbukti membawa hasil memuaskan. Fabregas membela Del Bosque yang menempatkan dirinya sebagai "penyerang hantu". "Orang yang menyatakan kami bermain membosankan, mereka tidak tahu sepak bola," kata pemain berusia 25 tahun itu kepada BBC Radio 5 Live.
Tidak hanya Del Bosque yang mengutak-atik strategi permainan. Akibat persaingan ketat, setiap pelatih berusaha menyesuaikan taktik meski dengan resiko besar.
Palatih Italia, Cesare Prandelli, menempatkan "Jenderal" Andrea Pirlo agak ke belakang dengan formasi 4-1-3-2. Rencana bertahan dan menyerang selalu berasal dari komandan Pirlo. Di Juventus, Pirlo juga menjadi jenderal dengan 4-1-4-1, 4-5-2 atau 4-3-3 yang diarsiteki pelatih Antonio Conte.
Ketergantungan kepada Pirlo akan menjadi masalah jika dia bermain di bawah form seperti ketika melawan Spanyol. Dikerubuti gelandang Spanyol yang masih muda, Pirlo (33 tahun) tanpak kepayahan. Umpan lambung yang menjadi andalannya ke Mario Balotelli pun sering salah sasaran. Seluruh permainan Italia pun loyo.
Pada Piala Dunia 2014, Pirlo sudah terlalu tua dan bukan pilihan utama. Italia harus mencari regista (sutradara) baru. Pers Italia memberitakan Marco Verratti digadang-gadang menggantikan Pirlo. Verratti yang baru 19 tahun kini bermain di klub Pescara bermain 74 kali dengan dua gol.
Pelatih Jerman Joachim Loew tampaknya sedang galau memikirkan taktik variatif. Jerman menerapkan strategi menyerang dengan 4-2-3-1. Gelandang bertahan ditempati duet Sami Khedira dan Bastian Schweinsteiger. Sebagai gelandang serang diperankan Lucas Podolski, Mesut Ozil dan Thomas Muller. Ujung tombak dibebankan kepada Mario Gomez atau Miroslav Klose.
Ketika kalah 2-1 dari Italia di semifinal, Jerman kurang solid di barisan belakang. Kelemahan itu sudah terlihat ketika Jerman kebobolan dua gol melalui serangan balik oleh Yunani, meski menang 4-2. Jerome Boateng, Badstuber, Hummels, Philipp Lahm belum benar-benar padu. Lahm dengan tinggi badan 170 cm terbukti tak mampu menahan Balotelli yang mampu berlari cepat.
Variasi taktik diperlukan Loew seperti yang disarankan mantan penjaga gawang Jerman Oliver Kahn. "Mengapa hanya fokus ke penyerangan? Kecerobohan pada pertahanan akan dihukum oleh penyerang lawan. Pemain seperti tidak memiliki rencana B, " kata bekas pemain Bayern Munich itu.
Rakyat Jerman kecewa, tapi pelatih Loew dijamin tidak akan dipecat. Berbeda dengan pelatih Belanda Bert Van Marwijk yang mundur setelah kalah tiga kali di penyisihan grup. Gaya permainan offensive dengan 4-3-3 ternyata tidak membawa hasil buat Oranje. Pelatih Prancis Laurent Blanc yang hanya mengantarkan timnya ke babak perempat final pun mundur. Padahal ia sempat membawa timnya tidak terkalahkan selama 23 laga.
Baca Berita Lainnya :