Baju Jersey Bola

Grand Final EURO 2012 - Spanyol vs Italia : Adu Pesona Kaum Veteran

Posted by Unknown on Minggu, 01 Juli 2012

TIPS Taruhan Bola dan Prediksi Bola Hari Ini
EURO 2012,- Pesta sepak bola Piala Eropa 2012 Polandia-Ukraina tidak hanya menampilkan aksi spektakuler yang dipertontonkan para pemain muda. Tapi turnamen ini menjadi bukti eksistensi sejumlah pemain veteran.
Bahkan beberapa pemain yang sudah masuk usia senja berhasil dinobatkan sebagai man of the match di gelaran Piala Eropa kali ini.

Untuk itu tidak terlalu berlebihan jika mereka disebut tua-tua keladi. Dan dalam babak Grand Final Piala Eropa 2012 yang mempertemukan Spanyol vs Italia, para pemain veteran kedua tim siap adu pesona di tengah lapangan.

Seperti yang diperlihatkan gelandang timnas Italia, Andrea Pirlo yang kerap kali menjadi salah satu kunci permainan. Bahkan di laga semifinal di Stadion Nasional Warsawa saat mengalahan Jerman 2-1 Pirlo di nobatkan sebagai man of the match.

Pemain berusia 33 tahun ini menjadi sosok yang paling berpengaruh di setiap kemenangan Italia. Kehebatan Pirlo sudah ditunjukkan saat Italia memulai laga pertamanya melawan Spanyol. Atas aksi impresifnya, pemain Juventus itu juga menyandang penghargaan man of the match. Hingga fase semifinal Piala Eropa 2012, Pirlo sudah menyandang penghargaan tersebut sebanyak 3 kali.

"Terima kasih untuk penghargaan ini. Tim meraih kemenangan hebat melawan tim yang luar biasa. Kami berharap untuk mencapai tahap ini, dan sekarang kami berharap dapat memainkan laga final yang besar. Kami ada di sini untuk menang," kata Pirlo.

Mantan pemain AC Milan ini mampu membuat armada Der Panzer frustasi. Meski jumlah passing nya masih kalah dari Bastian Schweinsteiger, namun Pirlo mencatatkan diri sebagai pengumpan terakurat. Ia melepaskan 65 passing dengan akurasi 92 persen.

"Ini adalah performa yang luar biasa oleh seluruh tim. Ketika Anda memenangkan sebuah pertandingan, berarti setiap pemain telah memberikan 100 persen kemampuannya," terang Pirlo

Selain Pirlo, kehebatan Italia juga identik dengan sosok sang kapten, Gianlugi Buffon. Ia kerapkali menjadi pahlawan bagi Gli Azzuri dengan melakukan beberapa kali penyelamatan gemilang demi menjaga gawangnya agar tidak kebobolan.

Seperti pada saat melawan Jerman, terjadi serangan dari Sami Khedira di menit ke-5. Khedira melakukan tendangan ke gawang Italia memanfaatkan sepak pojok Bastian Schweinsteiger. Tendangannya masih membentur Andrea Pirlo yang berada di sisi gawang lalu bola pantul langsung diamankan Buffon.

Kiper berusia 33 tahun ini kembali melakukan penyelamatan ketika Toni Kross melakukan tenadangan kencang dari luar kotak penalti Italia.

Di timnas Spanyol, kiper Iker Casillas juga masih menunjukkan ketangguhannya di usianya yang sudah 31 tahun. Kiper asal Real Madrid ini memiliki catatan sangat baik dalam hal adu penalti. Di empat kesempatan terakhir adu tos-tosan, Saint Iker memberi La Furia Roja tiga kemenangan dengan total membuat lima blok.

Penyelamatan hebat yang dilakukannya terakhir kali saat Spanyol mengempaskan Portugal dengan skor 4-2. Ketika itu Spanyol cukup terbantu dengan kegagalan Bruno Alves menendang penalti, bola sepakannya membentur mistar. Tapi Casillas menunjukkan refleksnya yang kuat saat memblok eksekusi Joao Moutinho.

Kemenangan atas Portugal menjadikan Casillas mencatat hattrick kemenangan adu penalti bersama Spanyol. Dia sebelumnya juga mengantar Tim Matador memenangi adu tos-tosan di Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2002.

Pemain senior lainnya di timnas Spanyol yaitu Xavi Hernandez. Pemain Barcelona berusia 32 tahun ini menjadi kunci sukses Spanyol menembus final. Dari statistik data pemain yang dikutip dari situs UEFA.com, Xavi berada di urutan teratas sebagai pengumpan dengan jumlah total 423 kali dengan jumlah umpan akurat mencapai 371. Rekap itu dari tiga laga penyisihan dan pertandingan perempatfinal.

Persentase umpan akurat tersebut mencapai 88 persen. Pemain dengan julukan The Puppet Master ini telah menyumbangkan total tujuh kali umpan silang dengan dua umpan berhasil mencapai sasaran. Xavi menjadi salah seorang gelandang terbaik dunia saat ini. Dia pintar menemukan dan memanfaatkan ruang dalam permainan. Ia mendikte aliran permainan dengan passing yang akurat. Tak salah bila ia pun disebut sebagai Raja Umpan dari Catalan.

"Saya harus berpikir cepat, mencari ruang. Itulah yang saya lakukan. Mencari spasi. Sepanjang hari. Saya selalu mencari. Sepanjang hari. Ini seperti bermain PlayStation," katanya.


Baca Berita Lainnya :