Legenda Spanyol, Raul Gonzalez, menilai Brasil kehilangan setengah daya serangnya dengan absennya Neymar. Namun pendapat lain diutarakan legenda hidup Brasil, Ronaldo. Tak setuju dengan pendapat eks rekan duetnya saat membela Real Madrid itu, Ronaldo menegaskan Brasil tak hanya bergantung pada satu orang pemain.
Apa yang ditunjukkan oleh Brasil di Piala Dunia 1962 menjadi buktinya. Brasil kehilangan Pele di awal turnamen, tapi akhirnya bisa menjadi juara. Kala itu Garrincha dan Vava mampu mengisi tempat yang ditinggalkan oleh Pele.
"Brasil tidak pernah dan tidak akan pernah bergantung pada satu pemain saja. Kami punya contoh di masa lalu, dengan pemain-pemain yang selevel dengan Neymar. Pele cedera pada Piala Dunia 1962 dan bisa digantikan. Meskipun demikian, Brasil tetap memenangkan Piala Dunia kala itu," katanya.
Sang fenomena pun mengingatkan Jerman agar tetap waspada. Andai Die Mannschaft meremehkan Brasil, Estadio Mineirao, Belo Horizonte, bisa menjadi kuburan bagi mereka.
"Jika Jerman berpikir akan berhadapan dengan tim lemah, sedang mengalami masalah, dan putus asa di atas lapangan karena mereka kehilangan satu pemain, dan pemain tersebut adalah Neymar, mereka membuat sebuah kesalahan besar," ujarnya dilansir Daily Sun.
Brasil kini memang lebih mengandalkan permainan fisik di Piala Dunia 2014. Oleh karena itu, gelandang bertahan Jerman, Bastian Schweinsteiger, mewaspadai pemainan baru Selecao itu.
Sejauh lima laga yang sudah dilakoni, Brasil dicatat situs resmi FIFA melakukan pelanggaran sebanyak 96 kali. Tim besutan Luiz Felipe Scolari itu juga sudah membukukan sebanyak 10 kartu kuning. Dari semua kartu kuning itu, dua di antaranya didapat oleh Thiago Silva.
Salah satunya didapat Silva saat Brasil melakoni laga melawan Kolombia. Dia mendapat kartu kuning karena menghalangi kiper Los Cafeteros, David Ospina, saat melakukan tendangan gawang.
Oleh karena permainan Brasil yang sudah berubah itu, Schweini pun waspada saat melakoni laga, Rabu (9/7). Kehilangan Neymar yang harus menepi karena cedera punggung, dan Silva karena akumulasi kartu diyakini tak berpengaruh banyak.
"Kami selalu berpikir mengenai pesulap dengan bola saat memikirkan Brasil. Tapi, tidak seperti itu lagi. Mereka kini juga mengandalkan kekuatan fisik," katanya dilansir Reuters.
(Agus Triyana)