Baju Jersey Bola

Belajar Dari Iklan Hap Tangkap The Changcuters

Posted by Rayatalit on Jumat, 03 Agustus 2012

Tips Pasaran Bursa Taruhan dan Prediksi Bola
OPINI BOLA,-  "Kita nggak pernah tahu hikmah di balik kegagalan. Allah Maha Tahu apa yang terbaik untukmu, Hap. Terus ikhtiar, tangkap semua kebaikan," tutur Ustad Jeffry Al Buchori kepada Hap yang tengah berdoa di sebuah mesjid.

Hap, si penjaga gawang tambun yang berprestasi gagal total itu menoleh ke arah ke Ustad Jeffry Al Buchori alias Uje tersebut. Usai berdoa, scene berubah ketika Hap yang galau tengah berjalan dan mendapati ada rumah yang terbakar.

Dia berhasil menyelamatkan seseorang dari kebakaran tersebut. Lantas grup band Changcuters menawari dia untuk ikut bergabung dalam timnya. Inilah sekelumit cerita tentang iklan operator telepon seluler di Indonesia yang mulai tayang sejak beberapa waktu lalu.

Dalam iklan sebelumnya, Hap yang tambun dan jauh dari atletis itu ngimpi ingin menjadi kiper kesebelasan, ya siapa tahu menjadi penjaga gawang tim nasional. Hap pun diberi kesempatan, tetapi tentu dia mesti dikerek seperti dalam film laga. Hap bisa memperagakan kehebatannya dalam menangkap bola justru sebagai cheerleader di pinggir lapangan.

Legenda Spanyol, Raul Gonzalez pernah meretas karier di Atletico Madrid pada 1990-an. Namun, presiden klub Jesus Gil malah menutup akademi lantaran untuk ngirit biaya. Pemain bertinggi badan 180 cm itu pun hijrah ke Real Madrid.

Raul hanya berada di tim yunior selama 2 musim saja. Sejak 1994 dan hingga hijrah pada 2010, Raul menjadi ikon. Seolah bukan Real Madrid, tetapi "Raul Madrid"! Raul mengemas 323 gol dalam 741 pertandingan. Pemain kelahiran Madrid, Spanyol pada 27 Juni 1977 itu juga mengemas 102 caps dan 44 gol. Sudah menjadi jalan hidup Raul jika dia memang harus berpindah dari Atletico Madrid ke Real Madrid dulu untuk menjadi seorang legenda sepak bola.

Ryan Giggs pernah membela tim yunior Manchester City pada 1985 hingga 1987. Lantas pemain kelahiran Cardiff, Wales pada 29 November 1973 itu kemudian hijrah ke rival beratnya Manchester United.

Pada 1987, manajer Manchester United, Sir Alex Ferguson begitu terkesan melihat aksi Giggs. Ferguson tidak ragu untuk melakukan pendekatan personal bersama seorang pemandu bakat Manchester United untuk merayu Giggs untuk pindah ke The Red Devils.

Selama 23 musim sejak 1990, Giggs menjadi pemain dengan serangkaian catatan rekor. Mulai dari selalu bermain dan mengemas gol tiap musim, pemain yang paling bermain, yang paling sering juara, dan masih banyak lagi. Giggs telah menorehkan 163 gol dalam 909 pertandingan sejak bermain sejak abad lalu.

Saat meretas karier sepak bolanya, Didier Drogba malah menjadi bek kanan. Namun, seorang pelatih melihat jika pemain kelahiran Abidjan, Pantai Gading pada 11 Maret 1978 itu lebih mumpuni sebagai penyerang tengah.

Maka pemain bertinggi badan 189 cm itu pun menjadi striker. Ketika masih di Le Mans atau Guingamp, pemain tim nasional Pantai Gading dengan 85 caps dan 55 gol itu belum meroket. Tetapi saat memperkuat Olympique Marseille, Drogba sudah mulai menjanjikan.

Tidak perlu heran jika Chelsea yang dilatih oleh Jose Mourinho tidak ragu untuk memboyong Drogba dengan harga mahal pada 2004. Dalam 8 musim, Drogba telah mengemas 157 gol dalam 341 laga serta memberikan sejumlah gelar termasuk trofi Liga Champions pada musim lalu.

Cristiano Ronaldo sempat dilirik oleh Arsenal dan Liverpool. Uji coba oleh The Gunners tidak kesampaian, sementara The Reds merasa jika saat itu Ronaldo yang baru berusia 17 tahun dianggap masih bocah.

Lantas datanglah Manchester United yang berjumpa dengan Sporting Lisbon pada 2002. Melihat aksi Ronaldo, sejumlah pemain senior merekomendasikan agar pemain kelahiran Funchal, Madeira, Portugal pada 5 Februari 1985 itu direkrut. The Red Devils beruntung jika pemain bertinggi badan 186 cm itu memang bintang sejati.

Selama 6 musim, Ronaldo memborong 118 gol dalam 292 laga serta memberikan sejumlah gelar. Pemain tim nasional Portugal dengan 95 caps dan 35 gol itu menjadi pemain kunci The Red Devils untuk meraih gelar Liga Primer Inggris hingga Liga Champions.

Perjalanan karier pesepak bola memang kadang berliku. Dia bisa berganti klub, berubah posisi, dipandang sebelah mata, dan lainnya. Selalu ada hikmah di balik sesuatu hal. Blessing in disguise dalam bahasa kerennya. Selalu ada jalan berliku dan menanjak dalam kehidupan. Sering kali hal ini membuat kita berkeluh kesah, tetapi tidak usah galau. Biasanya selalu indah pada akhirnya setelah menikmati semua proses tersebut. Semua pesepak bola besar telah melewati semuanya.

Lantas bagaimana dengan Hap? Ya, tinggal tunggu saja kelanjutan iklannya. Terus bagaimana juga dengan kehidupan anda? Ya, nikmati saja semua perjalanan hidup anda yang penuh warna. Kalau belum sukses, ya suatu saat nanti akan indah pada waktunya.

(Dodiek Adyttya Dwiwanto)


Baca Berita Lainnya :