Baju Jersey Bola

Tanpa Gelar di Musim 2011/2012, Manchester United Tetap Nomer 1

Posted by Rayatalit on Selasa, 22 Mei 2012

TIP Taruhan Bola dan Hasil Pertandingan Terbaru
BERITA BOLA,- Musim 2011/2012 adalah musim paceklik Manchester United. Mereka tanpa gelar. Tapi, bicara brand value, Setan Merah tak tergoyahkan di posisi nomor 1.

Di Premier League 2011/2012, MU harus merelakan gelar juaranya diserobot rival sekota, Manchester United. Poin yang dikumpulkan setara dengan Man-City, tapi pasukan Alex Ferguson kalah selisih gol.

Gagal pertahankan gelar di kompetisi domestik, MU juga kandas di Champions League. Langkah mereka terhenti di fase grup. Terlempar ke Europa League, apesnya, MU tak pula berdaya.

Meski begitu, dari sisi brand value, kredibilitas MU tak lantas drop. Branding MU tetap yang terluas di jagat raya. Dan, nilai MU pun justru naik 29% dari yang dibukukan musim sebelumnya. Market price (harga pasar) MU pada 2012 mencapai 672,9 euro atau hampir Rp 8,1 triliun.

Data itu dirilis The Brand Finance Football 50 seperti dikutip goal.com, Senin (21/5). Harga pasar MU tahun ini melonjak hampir sepertiga dari harga pasar mereka pada 2011. Dengan bobot itu, MU bercokol di urutan teratas daftar 25 klub ber-brand value tertinggi di dunia.

Dengan posisi itu, gantian MU menampar Man-City. Bahkan, sang juara baru Premier League itu teronggok di urutan 8 dengan brand value 237,4 juta euro. Nilai itu naik 77% dan peringkat pun naik dari urutan 11, tapi tetap jauh di bawah pencapaian MU.

Posisi MU dibuntuti Bayern Muenchen. Runner up Bundesliga, DFB Pokal, dan Champions League itu di urutan 2 dengan brand value mencapai 617,9 juta euro atau Rp 7,3 tirliun. Naik 59%, Muenchen juga lompat 2 anak tangga yang diduduki tahun lalu.

Meski menunjukkan progres dari brand value, Muenchen disarankan terus memperluas branding-nya sebagaimana selama ini dilakoni MU. Jika itu tidak dilakukan, nilai mereka niscaya bakal turun. Itu diutarakan Matt Hanagan, analis Sports Brand Valuation.

David Haigh, CEO Brand Finance, menimpali, "Dua tim teratas mengoperasikan strategi pemasaran berbeda. Muenchen lebih memprioritaskan basis fans domestik, sedangkan MU berkonsentrasi ke pasar global."

Haigh benar. Dalam berbagai bentuk, manajemen MU terus bergerak meluaskan jaringan bisnisnya. Merchandise dan fans MU, misalnya, merebak di mana-mana, termasuk di kawasan Asia dan Asia Tenggara.

Di sisi lain, Real Madrid dan Barcelona sebagai 2 klub elite Eropa asal kompetisi La Liga Spanyol, tampaknya terpengaruh memburuknya kondisi ekonomi di negeri mereka. Peringkat mereka sama-sama turun 1 level. Madrid dari 2 ke 3 dan Barca dari 3 ke 3.

Urutan 5 tetap ditongkrongi Chelsea yang baru saja sukses membumikan mahkota Champions League 2011/2012 sebagai pelengkap prestasi mereka di FA Cup. Brand value The Blues mencapai 312,9 juta euro atau naik 27% dari 2011.

"Hasil studi tahun ini menunjukkan sepakbola pun tak kebal terhadap krisis di kawasan Eropa. Tim-tim dari Spanyol dan Italia merasakan dampak terbesar," pungkas Haigh.

Lagi-lagi Haigh benar. Krisis ekonomi global yang nyaris 2 tahun terakhir mendera memang sangat mengusik akselerasi industri sepakbola. Khususnya di kawasan Eropa Barat. Sejumlah klub, bahkan, kini dalam kondisi sempoyongan dari sisi finansial.


Baca Berita Lainnya :