Opini Bola,- Jika Task Force AFC dinilai sebagai 'wasit' terkait perseteruan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) versi Djohar Arifin Husin dan La Nyalla Mattalitti, maka baiklah kedua kubu taat kepada keputusan task force. Apabila Task Force AFC memenangkan Djohar Arifin Husin dan kawan, baiklah kubu La Nyalla menerimanya dengan kebesaran jiwa. Sebaliknya, seandainya kubu La Nyalla yang menang maka Djohar dan kawan-kawan harus ikhlas seikhlas-ikhlasnya.
Sebagai wasit dalam tanda petik, Task Force AFC memposisikan diri di pihak yang netral. Dengan kata lain, tak memihak kepada salah satu kekuatan. Maka dari itulah, dalam waktu dekat, Task Force akan meminta keterangan dari kedua kubu yang tengah bertikai.
Selasa, 24 April, Task Force AFC mengonfirmasi PSSI pimpinan Djohar. Utusan akan diterbangkan ke Malaysia, Kantor AFC. Di sana, utusan akan membeberkan kenapa terjadi dualisme kompetisi, IPL (Indonesia Premier League) dan ISL (Indonesia Super League).
IPL merupakan kompetisi, yang menurut kubu Djohar, adalah kompetisi resmi di bawah federasi. Sedangkan ISL kompetisi liar. Klub-klub ISL jelas menampik tudingan tersebut. Mereka menilai IPL tak resmi karena dihuni sebagian besar klub-klub gratisan dan kloningan.
Task Force AFC juga akan mengundang kubu La Nyalla. Seperti halnya kubu Djohar, La Nyalla dan kolega bakal membeberkan kenapa mereka tak mengakui eksistensi PSSI pimpinan Djohar. Selain keterangan lisan, La Nyalla dipastikan menyertakan bukti-bukti konkret seperti surat dukungan dari voter sah yang terdiri dari klub dan pengurus provinsi. Tak lupa, hasil kongres luar biasa di Hotel Mercuri Ancol, Jakarta Utara, 18 Maret juga akan dibeberkan.
Kita tak tahu, Task Force AFC akan memenangkan siapa. Ibarat pertandingan sepak bola, kedua tim sama-sama berjuang keras untuk tampil sebagai yang terbaik. Yang pasti, Indonesia berada di ujung tanduk. FIFA, Badan Sepak Bola Dunia memperpanjang waktu sampai 15 Juni 2012.
Bila karut marut tak selesai juga, bisa dipastikan Indonesia akan kena sanksi. Namun, FIFA tak mau gegabah. Untuk itulah, sebelum palu diketuk, FIFA meminta AFC untuk membentuk satuan tugas. Satgas bertujuan tak hanya meminta keterangan, tapi juga meminta bukti-bukti otentik.
Kita berharap, kedua kubu, baik Djohar maupun La Nyalla mematuhi keputusan Task Force AFC. Pertikaian harus diselesaikan, kepentingan negara dan bangsa harus di nomor satukan. Bukan begitu ?
(Oleh: Samuel Bukti/supersoccer)
Baca Berita Lainnya :