BERITA BOLA,- Gelegar Liga Prancis, Ligue 1 2012/2013 bakal ditabuh Jumat (10/8) besok, mempertemukan juara bertahan Montpellier HSC menjamu Toulouse di Stade de la Mosson. Hiruk-pikuk kompetisi pun bergairah. Namun, pertanyaan yang kerap muncul mampukah Paris Saint Germain (PSG) menguasai Prancis ?
Atmosfer Ligue 1 musim ini memang berbeda dari sebelumnya. Gairah menyaksikan kompetisi di ranah Prancis begitu tinggi lantaran PSG melakukan manuver atraktif dalam memburu trofi.
Les Parisiens merupakan satu-satunya klub Ligue 1 yang melakukan reformasi menyeluruh. dukungan miliuner dari Qatar, Les Parisiens bisa merogoh 105 juta euro demi menguasai Prancis untuk pertama kali sejak 1993/1994. Bahkan, pihak manajemen menghabiskan lebih dari 200 juta euro untuk transfer pemian selama 12 bulan terakhir.
Banyak pemain bintang direkrut demi meningkatkan kekuatan, sebut saja Zlatan Ibrahimovic, Thiago Silva, Ezequiel Lavezzi dan Marco Verratti. Kehadiran mereka membuat PSG menjadi tim yang ditakuti. Maklum, klub lain tidak bisa bersaing di sektor ini lantaran minimnya dana belanja.
Montpellier selaku juara musim lalu kurang aktif di bursa transfer. Pengeluaran klub asuhan Rene Girard itu sejauh ini masih di bawah 1 juta euro. Sementara Olympique Marseille malah belum mengeluarkan sepeser pun. Anggaran yang dihabiskan klub-klub Ligue 1 lainnya rata-rata kurang dari 5 juta euro. Bahkan, ada yang mencatat surplus.
“Apa yang bisa kami lakukan ? Mereka (PSG) kini sudah masuk ruang lingkup jutawan. Istilah kata mereka tinggal di perumahan mewah yang dihuni orang-orang kaya, sedangkan kami (klub Ligue 1 lainnya) tinggal di daerah pinggiran,” ujar Ketua Girondins de Bordeaux, Nicolas Travenost, dikutip Independent.
Klub-klub Ligue 1 seperti kehilangan motivasi menghadapi kekuatan uang PSG. Apalagi, reformasi PSG benar-benar berfungsi dalam mengarungi ketatnya persaingan Ligue 1. PSG telah mengucurkan 108 juta euro selama bursa 2011/2012. Saat itu banyak yang menilai PSG hanya membuang-buang uang. Tapi ternyata mereka menjadi runner-up untuk pertama kali lagi sejak 2003/2004.
Dukungan penuh dari Qatar Investment Authority (QIA) telah meningkatkan prestasi PSG. Faktanya, sebelum terjadi akuisisi, PSG sangat kesulitan untuk bisa masuk empat besar. Berdasarkan perkembangan itulah kontestan Ligue 1 lainnya memprediksi PSG yang akan keluar sebagai juara.
“Sepertinya kami harus terbiasa dengan ide finish kedua sama saja menjuarai Ligue 1. Sama seperti pelari yang hanya jadi runner-up saat menghadapi Usain Bolt di nomor sprint 100 meter,” ujar Rolland Courbis, yang pernah melatih Marseille pada periode 1997–1999.
Pertanyaannya, apakah PSG bisa mewujudkan skenario itu ? Itu sangat terbuka. Sebab, kekuatan uang sudah beberapa kali terbukti mendatangkan prestasi .Manchester City (Man City), buktinya. Dana ratusan juta pounds yang dikeluarkan Sheikh Mansour bin Zayed al-Nahyan berbuah Trofi Liga Primer untuk pertama kali selama lebih dari empat dekade.
Chelsea juga demikian. Kucuran dana dari Roman Abramovich terbayarkan dengan hadirnya gelar Liga Champions perdana. Real Madrid juga bisa dijadikan acuan. Proyek Los Galacticos yang sempat digulirkan menghasilkan sejumlah gelar.
Carlo Ancelotti bisa leluasa menghancurkan para rival karena banyaknya pemain mumpuni. Ibrahimovic, Motta, Lavezzi, Pastore, Menez, Silva dan lainnya menjadi jaminan PSG bakal bersinar. Itu tidak hanya di kompetisi lokal, juga di Eropa.
”Kami siap menjalani Ligue 1. Kami telah bekerja keras dengan hasil yang memuaskan. Kondisi fisik pemain juga bagus,” kata Ancelotti seperti dilansir Goal.
“Keseimbangan tim berjalan bagus.Pemain belakang mampu mengontrol lini depan dengan baik.Tapi kami akan terus kerja keras,” imbuh Ancelotti.
(m mirza)
Baca Berita Lainnya :