Pemikiran Mancini didasari kemungkinan para pemain bersikap sesumbar setelah sukses mengakhiri penantian gelar liga pada musim lalu. Pendapatnya memang benar. Walau berhasil menuntaskan puasa 44 tahun, performa Man City belum terlalu meyakinkan. Mereka sempat tertinggal delapan angka di belakang Manchester United. Man City bahkan baru memastikan takhta Inggris melalui gol injury time di laga terakhir.
“Kami tidak boleh berpikir bahwa kami yang terbaik. Rintangan mempertahankan trofi itu lebih sulit. Sebab, seluruh tim kini ingin mengalahkan kami. Kami mesti mulai dari awal dan melupakan fakta bahwa kami membawa pulang gelar musim lalu,” ungkap Mancini, dilansir situs resmi klub.
Mancini menunjuk MU dan Chelsea sebagai pesaing terbesar The Citizens pada perebutan mahkota Liga Primer musim depan. Maklum, kedua klub itu sudah aktif bergerak di bursa transfer. Mereka merekrut amunisi ekstra demi mengatasi kelemahan sebelumnya. Berbeda dari Man City yang belum membeli siapa pun.
“Saya kira ada 4–5 tim yang dapat menantang kami. Tapi, MU dan Chelsea merupakan rival terbesar,” tutur mantan nakhoda Inter Milan tersebut.
Untuk mewujudkan ambisi mempertahankan gelar, Mancini membawa pasukannya menggelar training camp di Austria. Di sana, persiapan The Citizens terus berjalan meski hasil di lapangan kurang baik. Setelah dibekuk Al Hilal pada laga uji coba pertama, Man City kali ini ditahan Dynamo Dresden tanpa gol, Selasa (17/7).
Pada laga terakhir, Mancini dibuat cemas oleh cedera yang menyerang Kompany. Daily Mail melaporkan, bek asal Belgia itu harus ditarik pada babak kedua karena masalah hamstring. Beruntung Kompany masih memiliki waktu cukup untuk memulihkan kondisinya.
Man City dijadwalkan menghadapi klub promosi Southampton pada 19 Agustus mendatang. Sebelum ke ajang resmi kompetisi, Man City akan menjalani duel Community Shield melawan juara Piala FA Chelsea. (harley ikhsan)
Baca Berita Lainnya :