Juara bertahan Mesir yang meraih tigal gelar beruntun (2006, 2008, dan 2010) absen. Begitu juga sederetan tim kuat Afrika seperti Kamerun, Nigeria, dan Afrika Selatan. Nigeria dan Kamerun malah tampil buruk sepanjang kualifikasi. Padahal dua negara ini biasanya menjadi langganan Afrika di ajang bergengsi Piala Dunia.
Malah Afrika Selatan yang merupakan tuan rumah Piala Dunia 2010 tidak lolos lantaran tidak mengerti peraturan. Bafana Bafana memilih bermain seri dan tersingkir lantaran kalah dalam head to head. Aturan federasi sepak bola Afrika CAF memang sedikit berbeda. Alhasil tanpa kehadiran sederetan negara ini, Senegal, Ghana, Pantai Gading, dan Maroko menjadi tim unggulan. Tentunya kalau salah satu negara menjadi juara maka akan mengubah peta kekuatan sepak bola Afrika.
Senegal belum pernah menjadi juara Piala Afrika. Senegal nyaris menjadi juara pada Piala Afrika 2002 Mali dan hanya menjadi runner up setelah kalah dalam adu penalti oleh Kamerun. Belakangan Senegal kembali menjanjikan prestasinya setelah lolos ke Gabon-Guinea Equatorial meski masih menyisakan dua pertandingan lagi. Trio Demba Ba (Newcastle United), Moussa Sow (OSC Lille), dan Pape Demba Cisse (baru saja hijrah ke Newcastle United dari Freiburg) menjadi jaminan mutu lini depan Senegal.
Cisse kini menempati posisi kedua pencetak gol terbanyak Bundesliga Liga Jerman, Ba menjadi mesin gol Newcastle di Liga Primer Inggris, sementara Sow adalah pencetak gol terbanyak Ligue 1 Prancis musim lalu.
Di antara para favorit, Senegal memang belum pernah juara. Tentunya dalam turnamen tiga pekan ini, Senegal bisa meraih yang terbaik. Lucunya, para unggulan juga sudah lama tidak juara.
Pantai Gading yang disesaki para pemain hebat juga meraih juara terakhir kali pada Piala Afrika 1992 Senegal. Sementara Ghana meraih gelar Piala Afrika keempatnya pada Piala Afrika 1982 Libya. Sedangkan Maroko merengkuh trofi Piala Afrika satu-satunya pada Piala Afrika 1976 Etiopia.
Pantai Gading selalu diunggulkan dalam penyelenggaraan tiga Piala Afrika yang terakhir, namun prestasinya jauh dari harapan. Didier Drogba yang sukses bersama Chelsea sudah pasti menjadi sorotan setelah gagal memberikan yang terbaik bersama tim nasional. Pada usianya yang sudah menginjak 33 tahun maka Piala Afrika kali ini tentu menjadi "kompetisi terakhir" Drogba bersama timnas.
Sementara Ghana berjaya 30 tahun lalu ketika diperkuat bintang bernama Abedi Pele yang saat itu berusia 17 tahun. Pele menjadi inspirator kemenangan tim. Uniknya pada Piala Afrika 2012 ini, Ghana berharap pada Pele yunior alias kedua putranya Jordan dan Andre Ayew yang bernaung di klub Ligue 1 Prancis, Olympique Marseille. Ghana tentu ingin mempertahankan momentum setelah melangkah ke perempat final Piala Dunia 2010 dan menjadi runner up Piala Afrika 2010 Angola setelah kalah dari Mesir.
Sejumlah tim terbilang baru dan belum pernah tampil di Piala Afrika seperti Bostwana, Niger, dan juga tuan rumah Guinea Equatorial. Lebih edan lagi kalau Libya yang jumpalitan lantaran masalah politik pasca runtuhnya rejim Muammar Khadafi malah bisa lolos. Libya akan mengawali Piala Afrika 2012 ini dengan berjumpa tuan rumah Guinea Equatorial di Bata pada Sabtu, 21 Januari nanti.
Rating 5 5