The Red Devils tidak berdaya oleh permainan Barcelona. Manchester United keok 0-2. Bahkan Lionel Messi mengunci skor lewat sundulannya dengan menaklukkan Edwin van der Saar. Bingung kalau Messi yang cuman 169 cm bisa melakukan sundulan jitu dan memperdayai Van der Sar yang bertinggi badan 198 cm? Ah, ini sepak bola, bukan matematika. Meski sepak bola juga membutuhkan statistik dan perhitungam matematis.
Dua tahun setelah kekalahan menyakitkan itu, Manchester United kembali berhadapan dengan Barcelona dalam final Liga Champions. Dendam kesumat masih membara. Ferguson juga pasti penasaran menaklukkan pelatih Barcelona, Pep Guardiola. Kalau pada 2008, Guardiola masih ingusan lantaran baru satu musim menangani tim senior setelah melatih Barcelona B, maka sekarang sedikit berbeda.
Guardiola lebih jagoan banget. Dia sudah melatih Barcelona tiga musim. Sederetan gelar diraih. Malah pada 2008 itu, enam gelar diboyong ke Nou Camp. Barcelona menjadi “klub serakah gelar".
Namun tidak disangka, tidak diduga kalau Manchester*United kembali dipecundangi oleh Barcelona. Bak anak sekolah sepak bola, lini tengah The Red Devils tidak nakutin seperti setan beneran. Barcelona menang 3-1.
La Blaugrana dengan tiki taka-nya terlalu sakti. Guardiola kembali mengungguli Ferguson. Anak muda yang baru berusia 40 tahunan itu sulit untuk dikalahkan kakek yang pada 2011 ini menginjak usia 70 tahun!
Jelang awal musim 2011/2012 ini, Ferguson memperkuat skuadnya. Sejumlah pemain seperti pemain serba bisa Phil Jones, gelandang sayap Ashley Young, dan kiper David De Gea, serta mempromosikan pemain muda Tom Cleverley. Ferguson kembali membangun kekuatan. Dia pernah mengungkapkan kalau masih ingin mengalahkan Barcelona di Liga Champions pada musim ini. Mungkin siapa tahu bertemu lagi.
Tapi apa mau dikata kalau The Red Devils malah nggak beres. Bersaing dengan FC Basel dan Benfica saja nggak becus dan harus terlempar ke Liga Europa, bagaimana mau menantang Barcelona ? Tapi yang pasti Ferguson memang masih terngiang-ngiang dengan dua kekalahan di final Liga Champions.
Sejatinya tidak hanya Ferguson yang terobsesi untuk menumbangkan Barcelona. Real Madrid pun demikian. Maka Los Blancos memboyong pelatih jenius Jose Mourinho. Tapi apa yang terjadi?
Real sempat dibantai 0-5 di Nou Camp dalam El Clasico musim lalu. Meski sempat menang dalam pertemuan lainnya dan juga merengkuh Piala Raja Spanyol (Copa del Rey), tetapi tetap saja Real masih bertekuk lutut oleh Barcelona.
By the way, masih ingat El Clasico musim ini ? Real Madrid justru takluk oleh Barcelona 1-3 di Santiago Bernabeu! Los Galacticos kembali kedodoran kala menghadapi tiki taka La Blaugrana. Mourinho kehilangan kejeniusannya untuk sejenak, sementara Guardiola menunjukkan kecerdikannya dengan mengubah skema permainan.
Obsesi menumbangkan Barcelona? Pasti untuk Mourinho. Apalagi Real memang gagal juara dalam tiga musim beruntun. Namun musim kompetisi masih panjang. Masih ada peluang untuk melengserkan Barcelona.
Tiki taka Barcelona yang indah, menawan, efektif, menguasai pertandingan, susah untuk ditaklukkan, memang menjadi daya tarik. Maka AS Roma pun mendatangkan mantan pelatih Barcelona B, Luis Enrique untuk membangun “Barcelona Baru" di Roma. Sementara Manchester City hendak menggelontorkan ratusan juta pound untuk membangun akademi seperti La Masia.
Sejumlah pemain jebolan Barcelona pun diburu. Chelsea mendapatkan Oriol Romeu. Arsenal pernah sukses dengan jebolan akademi La Masia lainnya, Cesc Fabregas yang sudah kembali ke Barcelona.
Sederetan tim yang mengikuti Piala Dunia Antarklub mulai dari Kashiwa Reysol, Al Sadd, atau Santos juga terobsesi untuk menjajal Barcelona. Kalau bisa mengalahkannya. Tetapi tidak ada yang bisa. Malahan Santos dilindas 0-4 di final.
Swansea di bawah asuhan Brendan Rodgers, mantan asisten Mourinho di Chelsea, sukses promosi dengan permainan ala Barcelona. Maka Swansea pun dijuluki Swanselona! Lantas manajer anyar Sunderland, Martin O‘Neill pun ingin membangun The Black Cats seperti Barcelona. Julukan Sunderlona pun muncul. Untung bukan Sundel Bolong! Halah.
Semua terobsesi dengan Barcelona dan permainannya. Semua ingin bertemu, mengalahkan, memfotokopi gaya mainnya. Hmm, benar-benar luar biasa. Jadi ingat sebuah iklan rokok dengan tagline-nya, Apa Obsesimu ?
(Dodiek Adyttya Dwiwanto)