Mario Gomez cs di Liga Champions pun begitu digdaya di kompetisi elit Eropa, Liga Champions. Raksasa Italia, Juventus, dipaksa menyerah 0-4 secara agregat. Raksasa Katalan, Barcelona, lebih parah. Mereka digulung 0-7 oleh Die Roten. Bisa dibayangkan betapa dahsyatnya lini serang anak-anak asuh Jupp Heynckes.
VfB Stuttgart pun tinggal menunggu waktu digulung Arjen Robben dkk. Unggul tiga gol lebih dulu lewat Thomas Mueller dan sepasang gol Gomez hingga menit ke-61, Stuttgart hanya mampu membalas dua kali lewat Martin Harnik. FC Hollywood pun menggondol Piala Jerman.
Misi selesai, dengan sempurna tentunya. Musim ini benar-benar luar biasa untuk tim yang bermarkas di Allianz-Arena itu. Ini adalah eranya Bayern Munchen. Bukan Chelsea, Barcelona atau bahkan Real Madrid.
“Saya merasa luar biasa bahagianya. Sulit digambarkan dengan kata-kata. Sukses ini adalah bagian dari sejarah Bayern dan semua fans. Saya ingin terus bersama klub ini selamanya,‘ kata Ribery kepada Sky.
Heynckes pun bisa meninggalkan Munchen dengan tenang. Ia mewariskan skuad yang begitu tangguh untuk pelatih Bayern yang baru, Josep Guardiola. Mereka menjadi tim ketujuh yang meraih tiga gelar dalam semusim.
Sebelumnya, Inter Milan melakukannya pada tahun 2010 di bawah asuhan Jose Mourinho. Barcelona (2009) di bawah tangan dingin Pep Guardiola, Manchester United (1999) saat masih ditangani Sir Alex Ferguson, PSV Eindhoven (1988), Ajax Amsterdam (1972), dan Celtic (1967).
Menarik dinantikan apa yang akan dilakukan Guardiola musim depan. Pelatih asal Spanyol itu mesti mampu mempertahankan tiga gelar yang telah dipersembahkan pendahulunya, Heynckes, jika tak ingin segera angkat kaki dari Allianz-Arena.
Apakah Pep akan melanjutkan skema permainan tiki-taka seperti yang diterapkannya di Barcelona? Presiden Bayern Uli Hoeness tak mau ambil pusing. "Yang penting ia terus meraih kemenangan. Tak masalah, apapun gaya main yang akan diusung," katanya.
Tenun Ikat Kaos Kediri BatikJersey