Laga semifinal yang Spanyol-Portugal digelar nanti malam, Kamis (28/6) 01.45 WIB di Donbass Arena, Donetsk, Ukraina, sekaligus bisa mengurangi kegetiran kedua negara yang tengah dilanda krisis ekonomi tersebut. Kemenangan akan menjadi obat penyegar untuk meningkatkan kepercayaan diri dari problema dalam negeri masing-masing.
Sebagai juara bertahan, Spanyol secara umum tampil cukup meyakinkan hingga babak semifinal. La Roja tidak pernah kalah, memasukkan delapan gol dan hanya kebobolan sebiji gol dari Italia pada laga pertama.
Meski demikian, gaya permainan yang ditampilkan anak asuh Vicente del Bosque itu cenderung membosankan. Para pemain mengoper bola ke sana kemari, tapi sering kali kurang greget saat menyerang, sehingga terkesan monoton. Bahkan di lini depan Bosque beberapa kali tidak menempatkan penyerang murni. Spanyol mengandalkan para gelandang seperti Xavi Hernandez, Xabi Alonso David Silva, Cesc Fabregas dan Andres Iniesta.
Mereka bak penyerang "hantu" yang gentayangan di kotak pinalti menakut-nakuti bek lawan. Kenyataannya, mereka ternyata cukup produktif, terbukti Alonso dan Fabregas mampu menyumbang dua gol sama dengan penyerang murni Fernando Torres.
Bosque agaknya senang menerapkan taktik permainan tanpa striker ini, karena cara ini memungkinkan Spanyol menumpuk pemain gelandang hingga lima orang di lini tengah. Selama para penyerang bisa mencipta gol, strategi ini akan terus menjadi pilihan utama.
Dengan banyak gelandang, Alonso dan pasukannya bisa menjepit Cristiano Ronaldo hingga pemain yang sudah mencetak tiga gol itu mati kutu. Gaya permainan Ronaldo sudah dikenal dengan baik mengingat kiprahnya di Liga Spanyol.
Tapi menjaga Ronaldo bukan tugas gampang. Bersama Madrid, Ronaldo mencetak 60 gol dari 55 laga dan membawa klubnya menjuarai La Liga. CR7 dinilai lebih pantas menjadi Ballon d'Or dibandingkan Lionel Messi yang sudah meraih prestasi itu dalam tiga tahun terakhir.
Pasukan Seleccao yang dilatih Paulo Bento mendapat kepercayaan diri berkat penampilannya yang terus menanjak. Semula sebagian orang meragukan Portugal yang masuk ke Piala Eropa dengan status menang babak play off. Tampil pertama di laga pertama Piala Eropa, Portugal pun kalah dari Jerman 0-1. Penampilan terbaik Ronaldo dan kawan-kawan adalah saat menghempaskan Belanda 2-0 pada penyisihan grup B.
Di atas kertas, Spanyol tampak lebih diunggulkan mengingat statistik yang menguntungkan. Spanyol telah bertanding melawan Protugal selama 34 kali dengan menang 16 kali, imbang 12 kali dan kalah hanya enam kali. Tapi sesungguhnya Portugal menjadi lawan berat Spanyol belakangan ini. Dalam 12 laga terakhir, Spanyol menang dua kali saja.
Jika pemain belakang yang dipimpin Gerard Pique mampu menghambat Ronaldo dan Nani, maka Spanyol berada di atas angin. "Pique bermain sangat bagus baik di tim nasional mapun Barcelona," kata Iker Casillas kepada Punto Radio.
Penyerang Ronaldo merasa gaya permainan Spanyol sudah menjadi jiwanya. "Saya sudah menghabiskan sepuluh tahun bermain dengan gaya seperti itu baik di klub maupun di tim nasional."
Baca Berita Lainnya :
