Kebesaran Rusia di kancah Piala Eropa sudah terlihat sejak turnamen di Benua Biru itu pertama kali dimulai pada 1960. Tidak tanggung-tanggung, Uni Soviet keluar menjadi juara. Selain juara untuk kali pertama, Uni Soviet juga sempat menjadi semifinalis pada 1964, 1972, dan 1988.
Namun sejak negara adikuasa tersebut terpecah dan berganti nama menjadi Rusia, prestasi mereka terus menurun. Setelah terpecah, Rusia pertama kali ikut serta pada Piala Eropa 1996 di Inggris. Dilatih Oleg Romantsev, Rusia diperkuat pemain jebolan World Cup 1994, seperti Viktor Onopko, Aleksandr Mostovoi, Vladimir Beschastnykh, dan Valery Karpin.
Namun saat itu "Beruang Merah" julukan timnas Rusia hanya menjadi bulan-bulanan lawan. Bergabung di grup maut, yakni Grup C, mereka ditaklukkan Italia dengan skor 2-1, dibantai Jerman 3-0, dan bermain imbang 3-3 melawan Rep. Ceko. Rusia pun terpuruk di dasar klasemen. Gawang Stanislav Cherchesov kebobolan delapan gol. Mereka hanya mencetak empat gol.
Mimpi buruk Piala Eropa 1996 kembali terulang di pentas EURO 2004 Portugal. Rusia yang kala itu dilatih Georgi Yartsev kembali menjadi bulan-bulanan lawan. Bergabung di Grup A, Rusia harus berhadapan dengan tuan rumah, Yunani dan Spanyol. Rusia gagal lolos dan menjadi juru kunci setelah dua kali kalah dari Spanyol dan Portugal. Di laga pamungkas, Alexey Smertin dan kawan-kawan menang 2-1 atas Yunani. Yunani sendiri akhirnya keluar sebagai kampiun even ini.
Bahkan pada Piala Eropa 2000 Belanda-Belgia, Rusia gagal mencapai putaran final. Sesuatu yang cukup memalukan bagi publik sepak bola Rusia.
Hasil buruk di dua ajang sebelumnya terbayar lunas di pentas Piala Eropa 2008. Adalah Guus Hiddink yang mengubah tim ini menjadi kuda hitam di even yang diadakan di Austria dan Swiss. Tak ada yang menyangka, Rusia yang bergabung di Grup D dapat melaju hingga semifinal. Saat itu, Rusia harus berhadapan dengan Spanyol, Swedia, dan juara bertahan, Yunani. Hasilnya tak mengecewakan.
Hasil positif di Piala Eropa 2008 berimbas pada tim. Pemain-pemain asal Rusia pun dilirik tim-tim besar. Arshavin merapat ke Emirates Stadium kandang Arsenal, sedangkan Pavlyuchenko bergabung dengan musuh Arsenal, Tottenham Hotspur dengan banderol 14 juta poundsterling. Kiper Igor Akinfeev juga sempat dilirik klub terkaya dunia, Manchester United. Namun Akinfeev memilih bertahan di CSKA Moskow.
Kini Rusia kembali datang dengan komando pelatih asal Belanda, Dick Advocaat, yang meneruskan tongkat Hiddink yang memilih mundur karena gagal meloloskan Rusia ke Piala Dunia 2010. Advocaat masih membawa serta*beberapa pemain jebolan 2008, seperti Igor Akinfeev, Aleksandr Anyukov, Roman Shirokov, Yuri Zhirkov, Konstantin Zyryanov, Igor Semshov, Marat Izmailov, Andrei Arshavin, dan Roman Pavlyuchenko.
Rusia bergabung di Grup A bersama tuan rumah Polandia, Yunani, dan Rep. Cheska. Menurut Igor Semshov, tim-tim di Grup A memiliki kekuatan merata. Namun menurut timnya memiliki senjata andalan, yakni dukungan suporter. Ya, jarak yang dekat membuat suporter Rusia siap memerahkan stadion di mana negaranya bertanding.
Baca Berita Lainnya :