"Abramovich sendiri yang memilih Andre Villas-Boas. Kasus seperti ini pernah terjadi sebelumnya. Pemain senior merasa bisa seenaknya terhadap pelatih yang kurang populer. Kali ini Abramovich muak dengan kelakuan mereka."
Dilansir Telegraph, Abramovich murka ketika mendengar pemberontakan Cole di kandang Napoli, San Paolo. Selepas leg pertama babak 16 kontra Napoli, bek tangguh itu melontarkan kata-kata keras kepada AVB. Cole kecewa dengan keputusan pelatih berkebangsaan Portugal itu dengan tidak menurunkannya. Pemain senior The Blues lain seperti Frank Lampard dan Michael Essien juga menyerang AVB. Mereka heran dengan taktik aneh yang diterapkan AVB saat melawan I Partenopei yang berakhir dengan kekalahan 1-3.
"Saya tidak akan pernah memenangkan trofi apa pun dengan taktik yang Anda (AVB) terapkan," ujar Cole kepada AVB.
Setelah mengetahui pemberontakan di San Paolo, Abramovich dikabarkan menghubungi salah satu petinggi The Blues. Dia menginginkan para pemain senior tersebut dilego pada musim panas mendatang. Bahkan, saking marahnya, taipan Rusia itu tak peduli tidak akan mendapat uang bila Lampard serta Cole pergi. Kontrak kedua punggawa tersebut di Stamford Bridge akan berakhir musim depan. Ini artinya jika pihak manajemen Chelsea tidak memperpanjang kerja sama hingga penghujung musim 2011/ 2012, Lampard dan Cole bakal berstatus bebas transfer. Sementara masa bakti Essien masih cukup lama. Pada 2010, Chelsea memperpanjang kontraknya hingga Juni 2015, untuk mencegah kejaran Real Madrid.
"Pihak klub akan melihat respons klub yang meminati mereka," tutur staf tersebut.
Namun reaksi keras justru ditunjukkan Lampard. Gelandang gesit ini menegaskan AVB harus bekerja keras untuk menyingkirkannya. Pemain berusia 33 tahun itu berjanji bakal menunjukkan performa terbaiknya setiap merumput. Dengan begitu, AVB tidak memiliki alasan untuk tidak menurunkannya.
Sebenarnya sinyal Lampard bakal didepak mulai terlihat pada awal Desember 2011. Dia kerap memulai laga dari bangku cadangan. Padahal terakhir kali Lampard dicadangkan delapan tahun silam, kala Chelsea ditukangi Claudio Ranieri. Lampard ditinggalkan di Inggris saat The Blues menjajal kekuatan Sparta Praha. Setelah Ranieri, tidak ada satu pun pelatih Chelsea, apakah itu Jose Mourinho, Avram Grant, Luiz Felipe Scolari, Guus Hiddink atau Carlo Ancelotti yang membuat Lampard duduk di sisi lapangan.
Ketika pertama kali dicadangkan AVB, media Inggris sudah berspekulasi pelatih tersebut berniat mendepak para pemain senior itu. Bahkan nama kapten John Terry, bomber Didier Drogba dan kiper Peter Cech masuk daftar pemain yang bakal dibuang. Padahal Lampard ingin menahbiskan diri sebagai salah satu legendaris The Blues, ada motivasi lain dalam diri Lampard. Saat meneken kontrak pada 2008, Lampard bakal menerima bonus 1,5 juta pounds, bila bertahan hingga masa baktinya selesai, yakni Juni 2013.
Bila Lampard, Essien dan Cole memprotes keras AVB, lain halnya Branislav Ivanovic. Bek Serbia itu membela keputusan sang pelatih saat melawan Napoli. "Pelatih yang memutuskan siapa yang bermain. Dia melakukan pekerjaannya. Kami harus melakukan pekerjaan kami," ungkap Ivanovic kepada Daily Mail. (budi warsito)
5
Baca Berita Lainnya :