Meski lebih memprioritaskan Primera Liga, nakhoda berkebangsaan Portugal itu tetap membidik kemenangan. Sebab kesuksesan atas rival abadi dapat membantu klubnya mengakhiri dominasi Barcelona musim 2011/2012, sekaligus membangun kembali dinasti Madrid menyambut masa depan. Karena itu Mourinho perlu menumbangkan El Azulgrana. Sebelumnya, mantan nakhoda Inter Milan dan Chelsea itu menyaksikan El Merengues kerap tidak berkutik.
Sejak berlabuh di Madrid dua tahun lalu, Mourinho hanya sekali menyaksikan anak buahnya mengalahkan Barcelona. Prestasi tunggal tersebut dipetik pada final Copa del Rey 2010/2011, itu pun melalui perpanjangan waktu. Sementara pada tujuh kesempatan lain, Madrid takluk empat kali dan bermain imbang di tiga pertandingan.
Catatan ini merupakan satu-satunya cacat pada perkembangan performa Iker Casillas pada era Mourinho. Setelah merebut Copa del Rey, Madrid tampil luar biasa pada musim ini. Mereka mampu membekuk 22 lawan dari 23 partai terakhir di seluruh kompetisi.
”Saya tidak tahu mengapa mental Madrid sering lemah tiap melawan kami. Anda tanya ke mereka. Meskipun diakui keberhasilan menumbangkan rival terbesar dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka yang meraihnya,” ungkap gelandang Barcelona Xavi Hernandez, dilansir situs resmi klub.
Leg pertama Copa del Rey nanti adalah El Clasico keempat musim 2011/2012 dari kemungkinan delapan pertandingan. Barcelona keluar sebagai pemenang pada tiga pertemuan awal. Klub Katalan itu unggul agregat 5-4 pada Supercopa de Espana dan berjaya 3-1 pada laga Primera Liga di Bernabeu.
Duel kelima akan terjadi ketika leg kedua Copa del Rey dilangsungkan di Camp Nou, Rabu (25/1) mendatang, disusul partai di liga pada 28 April 2012. Madrid dan Barcelona berpotensi terlibat pertempuran ekstra jika undian juga memasangkan mereka di Liga Champions.
Kesuksesan El Merengues menaklukkan Barcelona tentunya dipengaruhi kepiawaian Mourinho meracik strategi. Terlihat pada rekor pertemuan, maka jawabannya dia tertinggal beberapa langkah di belakang Arsitek Barcelona Pep Guardiola. Mourinho pernah menantang Barcelona bermain menyerang. Hasilnya Madrid dipermalukan 0-5.
Mourinho kemudian mengubah filosofi dan menginstruksikan anak asuhnya bermain rapat. Dia juga memindahkan bek tengah Pepe ke pos gelandang bertahan. Transformasi ini cukup efektif, terwujud lewat pencapaian memenangkan Copa del Rey. Masalahnya, Pepe diragukan tampil pada El Clasico mendatang. Absennya sosok asal Portugal tersebut tidak pelak memaksa Mourinho memikirkan taktik alternatif.
Di sisi lain, Guardiola mengindikasikan niat menurunkan empat pemain bertahan, setelah menjajal formasi trio bek pada mayoritas kampanye El Azulgrana musim ini demi memfasilitasi kedatangan Cesc Fabregas.
Daniel Alves, Carles Puyol, Gerard Pique dan Eric Abidal disiapkan untuk mengawal kiper Jose Manuel Pinto yang menggantikan Victor Valdes. Perubahan di sektor kiper ini merupakan buah kebijakan Guardiola yang menerapkan rotasi di Copa del Rey. (harley ikhsan)
Rating 5 5