IFAB kemudian akan memutuskan satu perusahaan yang paling layak mengembangkannya. Sistem baru ini kemudian akan dicoba pada 2013.
Sembilan perusahaan olah raga Eropa telah mendaftar untuk ikut ambil bagian dalam pengujian ini. Selama setahun masa pengujian, teknologi garis gawang hanya bisa diterapkan di stadion tertutup. Belum ada kepastian apakah publik boleh tahu atau tidak.
Tes tahap pertama akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan. Institut teknologi asal Swiss, EMPA, didaulat tampil untuk memperkenalkan temuannya pada IFAB.
“EMPA adalah sebuah lembaga riset yang didanai pemerintah Swiss," kata pemimpin proyek Martin Camenzind seperti dilansir Goal.com, Jumat (14/10) kemarin.
“Pengalaman kami dengan sepak bola dan FIFA sudah dimulai sejak 10 atau 12 tahun lampau, terutama di bidang konsep pengujian sepak bola. Kami sangat senang bisa bekerja sama untuk pengujian teknologi garis gawang bersama FIFA."
Tes akan melibatkan tiga seksi untuk memastikan apakah sistem itu bisa secara akurat dan cepat memberi informasi pada wasit terkait bola sudah melewati garis gawang atau belum. Simulasi akan dilakukan dengan seorang kiper atau bek menyapu bola, juga dengan pemain menutupi kamera. Ada juga simulasi ketika cahaya menyorot terang benderang sehingga wasit dan teknologi tersebut kemungkinan sulit membuat keputusan. Sistem harus segera memberi informasi kepada wasit dalam satu detik untuk menentukan apakah gol terjadi atau belum.
Perusahaan yang mampu melewati tahap pengujian pertama akan menjalani tes berikutnya tahun depan. Jika salah satu sistem bisa diandalkan dan disetujui IFAB, kemungkinan Piala Dunia 2014 akan menerapkan teknologi ini. (dani w)