Berkat sokongan finansial melimpah dari pemilik anyar, Qatar Investment Authority (QIA), Pelatih Antoine Kombouare bisa bebas membeli pemain yang diinginkannya. Terbukti, hampir 50 juta euro dikeluarkan Les Parisiens –julukan PSG– untuk menambah kekuatan selama tahun ini, itupun belum berakhir.
PSG masih terus belanja sebelum bursa ditutup. Faktanya, Javier Pastore siap datang ke Parc des Princes. Dana sebesar 43 juta euro sudah disiapkan untuk Palermo yang bersedia melepas playmaker asal Argentina itu. Niat PSG meningkatkan kualitas tim tidak main-main. Perombakan besar terus dilakukan sejak pergantian pemilik.
Sebanyak tujuh amunisi baru telah dibeli dari berbagai klub dengan nominal hingga 49,5 juta euro. Jika ditambah Pastore, pengeluaran bisa mendekati 100 juta euro. Perekrutan PSG sejak musim 2010/ 2011 berakhir meliputi kiper Nicolas Douchez, Salvatore Sirigu, bek Milan Bisevac, gelandang Jeremy Menez, Blaise Matuidi, Mohamed Sissoko lalu striker Kevin Gameiro.
”Para pemain akan terus mendapat ujian setiap pekan. Mulai saat ini semua klub pasti ingin mengalahkan PSG. Itu akan menjadi kesulitan tersendiri. Karena itu, kami harus terus bekerja keras. Apalagi para rekrutan baru masih memerlukan waktu untuk beradaptasi,” ucap Kombouare, dikutip AP.
Kondisi ini berbeda jauh dari musim-musim sebelumnya atau sebelum QIA datang. Nyatanya setiap bursa dibuka, PSG nyaris tidak pernah menghabiskan lebih dari 10 juta euro untuk berbelanja. Hal tersebut memengaruhi kinerja di lapangan dan prestasi yang dihasilkan.
Karena selalu pasif di bursa transfer, PSG selalu gagal bersaing. Mereka tidak pernah lagi menjuarai Ligue 1 sejak 1994. Gelar terakhir yang diraih hanyalah Coupe de France 2010. Sementara musim lalu hanya finish di posisi 4. Itulah yang akan diubah. Dengan membeli banyak pemain, prestasi PSG diharapkan turut membaik.
Sayangnya itu belum terlihat. Dasar penilaiannya adalah hasil ketika mengikuti Emirates Cup 2011. Tampil di Emirates Stadium, PSG hanya menjadi runnerup hasil satu kemenangan satu kalah. Pada laga pembuka, PSG dikalahkan New York Red Bulls 1-0. Nene dkk menunjukkan kebangkitannya dengan menundukkan Boca Junior 3-0 berkat gol Jean- Eudes Maurice, Guillaume Hoarau dan Ceara.
Namun itu belum membuktikan kalau PSG sudah siap menghadapi persaingan di Ligue 1. Itu dibenarkan Kombouare. Dia mengakui pasukannya masih dalam proses pengembangan diri. Apalagi dukungan penuh dari QIA seperti pedang bermata dua.
Sebab jika tidak mendatangkan prestasi yang diinginkan, PSG hanya menjadi bahan tertawaan. Sheik Tamim bin Hamad Al Thani selaku pemilik QIA yang menguasai 70% saham PSG mematok targeti tinggi. Dia memerintahkan PSG untuk menjuarai Ligue 1 dan lolos ke Liga Champions.
”Semua orang pasti mengharapkan sesuatu dari kami. Sebab banyak uang dikeluarkan untuk merekrut talenta berbakat. Sekarang mereka dibebani sesuatu. Mereka harus menciptakan sejarah dan memenangkan sejumlah trofi,” tutup Kombouare.
Pelatih Arenal Arsene Wenger turut mengomentari kondisi PSG. Sang Profesor menyatakan, PSG sebagai Manchester City -nya Prancis. Mereka diharuskan mendatangkan gelar setelah menghabiskan banyak uang. Jika gagal, konsekuensinya cukup besar. Kombouare bisa saja dipecat lantaran dianggap gagal bertugas. Pemain bintang yang didatangkannya juga akan terkena imbasnya.
Chelsea misalnya. Pelatih Carlo Ancelotti didepak lantaran gagal mendatangkan gelar. Sementara Fernado Torres menjadi bahan lelucon lantaran tidak memberi kontribusi apa-apa meski dibeli seharga 50 juta pounds.
”PSG yang sekarang memiliki stabilitas ekonomi. Mereka ditunjang sokongan dana melimpah. Tidak ada klub Prancis lain yang bisa menandingi itu. Ini tentu saja bagus bagi mereka. Tapi di sisi lain, mereka juga mendapat beban untuk mendatangkan hasil yang diinginkan,” ujar Wenger. (m mirza)