Inter bakal memulai persiapan bergulirnya musim baru dengan menghadapi rival sekota, AC Milan, dalam SuperCoppa Italia. I Rossoneri –julukan Milan– berstatus sebagai juara Serie A musim 2010/2011, sementara Inter berhasil menggondol Trofi Coppa Italia.
Ini kali pertama rival sekota ini saling berhadapan meski sering ikut serta. Keduanya sama-sama meraih lima gelar dan tiga kali jadi runner-up. Siapa yang berjaya nanti bakal menjadi tim pengumpul mahkota SuperCoppa Italiana terbanyak.
Namun bagi Eto’o, nilai pertandingan tersebut lebih besar lagi. Dia bisa menahbiskan dirinya sebagai pemain tersubur dalam kompetisi itu. Ujung tombak Kamerun tersebut sudah membukukan tiga gol selama dua kali tampil di ajang ini.
Dia menyumbang satu gol ketika Inter ditumbangkan Lazio 1-2 pada edisi 2009. Dan dia melesakkan dua gol kala I Nerazzurri menekuk AS Roma 3-1, tahun lalu. Artinya mantan bintang Barcelona itu hanya perlu mencetak satu gol untuk menjadi top skor SuperCoppa Italiana.
”Kami bertanding untuk menang. Saya tidak berambisi untuk meraih predikat apa pun. Tapi jika ada kesempatan mencetak gol, saya pasti melakukannya,” ungkap Eto’o, dikutip Football Italia.
Jika syarat itu terpenuhi, pemain berusia 30 tahun tersebut bakal mengalahkan jumlah gol terbanyak yang diukir mantan striker Milan, Andriy Shevchenko dengan tiga gol. Gol-gol Sheva, sapaan Shevchenko, dicetaknya sekaligus dalam satu partai ketika mencukur Lazio 3-0, tujuh tahun silam.
Melihat track record serta performanya, Eto’o diyakini bisa melewati catatan Shevchenko. Maklum, Eto’o cukup produktif. Musim lalu dia mencetak 21 gol dari 35 pertandingan di Serie A atau total 37 gol dari 53 pertandingan. Selain itu dia selalu membobol gawang lawan ketika berlaga di SuperCoppa Italiana.
Kans Eto’o bertambah besar lantaran akan mendapat bantuan rekan-rekannya. Terbukti, Javier Zanetti memutuskan untuk memangkas liburan musim panasnya demi membela Inter di Beijing.
”Ketika saya menerima telepon, saya langsung terbang (ke China). Saya harus hadir menemani rekanrekan lain. Saya berharap bisa siap secepatnya. Sebab saya ingin memenangkan pertandingan ini. Saya juga tidak akan menyianyiakan momen ini,” ujar Zanetti.
Kehadiran sang kapten tentu saja menjadi kabar gembira bagi Inter, khususnya Eto’o. Sebab pertahanan tidak perlu lagi dicemaskan. Terlebih dengan Julio Cesar sebagai palang pintu terakhir. Dengan demikian, Eto’o bisa leluasa menyerang.
Zanetti memilih terbang ke China karena tidak ada kesibukan lain. Apalagi dia membutuhkan kemenangan untuk mengobati kekecewaan setelah Argentina gagal di Copa America 2011. Selain itu, Pelatih Gian Piero Gasperini juga sangat memerlukan jasanya.
”Setelah Argentina tersingkir dari Copa America, saya menghubungi pelatih. Saya mengatakan siap kapan saja jika dibutuhkan. Itu berlaku bagi pemain lain yang juga gagal di Copa America (Julio Cesar),” pungkas Zanetti. (m mirza)