Uruguay mengoleksi 14 trofi, setara dengan Argentina. Jika mampu menjuarai edisi kali ini, perolehan trofi pasukan Oscar Tabarez mengungguli Argentina.
Di final, La Celeste akan menghadapi pemenang antara Paraguay vs Venezuela yang berhadapan pada Kamis (14/7) pagi WIB di Estadio Malvinas Argentinas.
Suarez menjadi pahlawan di tengah kebuntuan La Celeste di babak pertama. Gol pembuka striker Liverpool itu tercipta pada menit ke-52. Lima menit berselang atau menit ke-57, Suarez kembali merobek gawang Raul Fernandez Valverde.
”Babak pertama sangat sulit karena Peru bermain defensif,”kata Suarez dilansir Reuters.
”Kami mencoba mengambil keuntungan dari beberapa kesempatan dan akhirnya berhasil menciptakan gol,” tambahnya.
Saat ini Suarez menjadi pencetak gol terbanyak bersama Sergio Aguero dengan tiga gol. Striker kelahiran Salto, Uruguay, 24 Januari 1987, itu berpeluang meraih sepatu emas turnamen karena masih memiliki satu pertandingan final di Estadio Monumental Antonio Vespucio Liberti, Buenos Aires, Minggu (24/7).
”Kami bermain bergerak dan menyerang. Strategi pelatih bekerja dengan baik,” ujar Suarez.
”Saya berpikir peluang bermain di final sangat besar. Sekarang kami sudah menikmatinya. Yang penting, tujuan ke final telah tercapai,” tambahnya.
Kecemerlangan penampilan Suarez mendapat pujian Pelatih Tabarez. Mantan pelatih Cagliari (1998–1999) itu berterima kasih kepada para pemainnya, khususnya Suarez yang mampu keluar dari tekanan.
”Ini malam untuk Suarez. Dia penyerang hebat di antara striker elite di dunia. Dia juga sering menjadi penentu di pertandingan seperti hari ini,” kata Tabarez.
Sukses ini merupakan final ke-21 Uruguay sepanjang ikut serta dalam turnamen empat tahunan ini. Terakhir kali Uruguay juara Amerika Selatan pada tahun 1995. Uruguay difavoritkan juara untuk edisi kali ini. Namun kiper La Celeste Fernando Muslera meminta rekan-rekannya tidak puas diri dan lengah.
”Kami tinggal selangkah mengangkat trofi. Kami bukan unggulan karena tim yang tampil di Copa America tak ada yang difavoritkan,” kata Muslera.
Peru merupakan tim terburuk Amerika Selatan pada Kualifikasi Piala Dunia 2010. Namun La Blanquirroja —julukan Peru— menjadi kuda hitam dan membuat kejutan di Copa America 2011 kendati tanpa dua pemain bintangnya Jeferson Farfan dan Claudio Pizzaro.
Turnamen Copa America dimulai sejak 1916 dan telah mengalami perubahan format. Selama periode 1916–1967 kejuaraan sepak bola itu bernama South American Championship. Kejuaraan itu sempat vakum selama delapan tahun sebelum akhirnya digelar kembali mulai 1975 dengan format baru yang sampai sekarang dikenal dengan nama Copa America.
Selain Argentina dan Uruguay yang sama-sama telah mengoleksi 14 gelar juara, negara lain yang mengoleksi gelar juara adalah Brasil (8 kali), Paraguay (2), Peru (2), Kolombia (1) dan Bolivia (1).