Setelah kekalahan di Goodison Park itu, MU melakoni laga perdana di Old Trafford menghadapi Fulham. Alex Ferguson mengakomodasi kemampuan Kagawa dalam mendistribusikan bola dan membantu serangan dengan menempatkannya di belakang Robin van Persie.
Pola itu disyukuri oleh Tom Cleverley, yang bersama Anderson dimainkan pada posisi di belakang para gelandang serang. Cleverley, yang menyukai operan-operan pendek plus tik-tak satu-dua, mengaku klop dengan Kagawa.
Bagi Ferguson, Kagawa adalah pemain yang cocok untuk menambah daya dobrak. Dalam benaknya, ia tak hanya ingin Kagawa bermain sebagai gelandang, tetapi juga menjadi pendulang gol.
Sayangnya, bintang baru Setan Merah itu mengaku sulit berkomunikasi dengan timnya, terutama sang bos, karena belum menguasai Bahasa Inggris.
Kagawa menambahkan sangat ingin cepat-cepat menguasai Bahasa Inggris agar bisa berkomunikasi lebih lancer saat bertanding. Meskipun begitu, diakuinya sulit memahami ucapan sang bos, Alex Ferguson, yang berdialek Skotlandia.
"Kami tampaknya terlalu sering membuang bola, tapi saya ingin rekan setim untuk mulai memberikan saya bola dari semua bidang dan sudut. Saya perlu berbicara kepada mereka tentang hal ini, karena saya ingin mereka memiliki kepercayaan pada saya untuk bermain bola ke depan."
Didatangkan dari Borussia Dortmund di musim panas dengan nilai transfer 12 juta Pound, pemain asal Jepang ini muncul menjadi kekuatan yang meyakinkan di dua laga awal Liga Premier.
Kecepatan pergerakan, stamina, dan mampu membaca alur bola adalah sedikit dari kemampuan hebat yang ditunjukannya. Dan di laga melawan Fulham, Sabtu (25/8) malam lalu, Kagawa menunjukkan naluri mencetak gol yang dibawanya dari Dortmund, dengan mencetak gol perdana untuk Red Devils, seperti yang juga dilakukan Robin van Persie, di hadapan publik Old Trafford.
Namun, pemain berusia 23 tahun itu memilih bersikap merendah, dengan menilai gol van Persie lebih hebat dibandingkan dirinya. Di laga tersebut, Kagawa juga nyaris mencatatkan namanya sebagai pembuat assist, jika upaya pertama Rafael da Silva yang menyarangkan gol tidak terjebak offside.
"Meskipun begitu, permainan saya bukan hanya tentang mencetak gol. Saya ingin membuat assist. Saya benar-benar kecewa ketika melihat bendera naik setelah saya terlibat dalam gerakan yang mengarah ke 'gol' offside Rafael."
Baca Berita Lainnya :