Delapan tim tersebut adalah Italia, Israel, Norwegia, dan Inggris yang tergabung di Grup A. Sementara Grup B terdiri dari Spanyol, Belanda, Rusia, dan Jerman. Empat stadion di empat kota akan menjadi penyelenggara yaitu Teddy (Yerusalem), Hamoshava (Pektah Tiva), Netanya (Netanya), dan Bloomfield (Tel Aviv).
Ini adalah turnamen Piala Eropa U-21 yang ke-19 sejak pertama kali diselenggarakan ulang oleh Federasi Sepak Bola Benua Eropa (UEFA) pada 1978. Sejumlah bintang muncul dari turnamen ini dan menjadi Pemain Terbaik Turnamen seperti Juan Mata (Spanyol), Klaas-Jan Huntelaar (Belanda), Petr Cech (Republik Cek), Andrea Pirlo dan Fabio Cannavaro (Italia), Luis Figo (Portugal) hingga Laurent Blanc (Prancis).
Sejumlah bintang muda dipastikan unjuk gigi dan bakal makin menjanjikan usai turnamen ini berakhir. Klub yang memiliki mereka berpeluang untuk menyemai hasil yang telah ditanamkan selama ini. Selain juga klub-klub lain mengintip dan berusaha untuk mendapatkannya.
Dua pemain Spanyol, David de Gea (Manchester United) dan Isco (Malaga) yang sudah lebih ngetop akan bermain dalam turnamen ini. Tetapi ada sederetan bintang lainnya yang diprediksikan akan bersinar.
Daniel Carvajal (Spanyol)
Satu tahun lalu, dia terdepak dari skuad Real Madrid setelah gagal tampil dalam satu laga pun. Selama satu musim, Carvajal bermain apik bersama klub Liga Jerman Bundesliga, Bayer Leverkusen. Real Madrid bisa mengaktifkan lagi klausul buy back untuk membawa Carvajal kembali. Real memang masih memiliki bek kanan Alvaro Arbeloa, tetapi Carvajal lebih menjanjikan. Carvajal juga baru berusia 21 tahun. Dia berpeluang menjadi pemain reguler di posisi bek kanan untuk Real Madrid dan juga tim nasional Spanyol.
Stefan de Vrij (Belanda)
Sudah sejak lama tim nasional Belanda memiliki kelemahan pada posisi lini belakang. Tiada lagi nama besar yang muncul, namun harapan bisa dibebankan setelah kemunculan Stefan de Vrij. Dia baru berusia 21 tahun, tetapi sudah menjadi kapten dari salah satu kekuatan tradisional klub Liga Belanda Eredivisie, Feyenoord Rotterdam. De Vrij juga sudah masuk dalam Oranje senior yang dilatih oleh Louis van Gaal, tetapi dia tetap dibutuhkan untuk menjadi andalan tim yunior dalam turnamen ini.
Matthias Ginter (Jerman)
Seolah Jerman tidak pernah kehabisan stok pemain belakang sejak era libero legendaris, Franz Beckenbauer. Dia baru berusia 19 tahun. Sebenarnya, dia masih anggota tim nasional Jerman U-19 dan belum menjadi anggota U-21, apalagi tim nasional senior. Namun, Ginter benar-benar dianggap rising star. Ginter bisa bermain di seluruh posisi empat pemain belakang. Dia menjadi pemain reguler di klub medioker klub Liga Jerman Bundesliga, SC Freiburg.
Lorenzo Insigne (Italia)
Penyerang bertubuh mungil ini adalah pemain reguler Napoli sepanjang musim lalu. Dia ikut membawa Napoli menempati posisi runner up. Meski begitu, dia belum nmenjadi pemain reguler di tim nasional senior yang diasuh oleh Cesare Prandelli lantaran baru mengemas 1 caps. Insigne terbukti subur untuk tim nasional U-21. Namun dia dimatangkan di level yunior dan tidak masuk ke Gli Azzurri yang berlaga di Piala Konfederasi 2013 Brasil.
Bernd Leno (Jerman)
Seperti halnya lini belakang, Jerman selalu berlimpah dengan stok penjaga gawang belia dan berbakat. Leno mulai menjadi pemain reguler di klub Liga Jerman Bundesliga, Bayer Leverkusen yang masuk empat besar. Dia mulai bisa menjadi pesaing kiper utama Bayer Leverkusen, Rene Adler. Malah dia diprediksikan akan menggantikan posisi Adler di bawah mistar tentunya kalau bermain menawan di turnamen. Leno juga bisa masuk dulu ke skuad senior ketika Jerman berlaga di Piala Dunia 2014 Brasil.
Adam Maher (Belanda)
Gelandang menyerang berusia 19 tahun itu dianggap rising star lantaran teknik brilian dan kehebatan mencetak gol. Dia hanya bermain di klub kecil Liga Belanda, Eredivisie, AZ Alkmaar yang juga tidak berprestasi bagus musim ini. Maher sudah menjadi incaran sejumlah tim besar di Eropa, tetapi kemungkinan besar dia akan pindah ke salah satu dari dua tim raksasa Eredivisie, Ajax Amsterdam atau PSV Eindhoven.
Marco Verratti (Italia)
Pengatur serangan ini memang jempolan dengan memulai kariernya di tim nasional Italia U-19, U-20, U-21, dan kemudian berlanjut ke tim nasional senior. Dia memulai debutnya di Seri C pada usia 16 tahun. Lantas dia bermain reguler di klub Seri B dan pada usia 19 tahun dia dibeli mahal oleh klub kaya Liga Prancis Ligue 1 Prancis, Paris Saint-Germain. Di usianya yang baru 20 tahun, Veratti adalah calon bintang besar.
Wilfried Zaha (Inggris)
Dalam tempo 12 bulan, Zaha yang bermain untuk tim kecil Championship (Divisi II) menjelma jadi bintang. Crystal Palace berhasil promosi, tetapi dia sudah dibeli oleh tim juara Liga Primer Inggris, Manchester United. Manajer Inggris U-21, Stuart Pearce; manajer Manchester United, David Moyes; serta manajer Inggris senior Roy Hodgson bakal melihat calon bintang baru The Three Lions.
QQS35GKQN9VX Tenun Ikat Kaos Kediri BatikJersey