Sebelum membentuk skuad tangguh untuk mengarungi musim depan, manajemen klub berlogo kepala singa dituntut menunjuk pelatih kepala sebagai nakhoda anyar yang mengomando skuadra Singo Edan, menyusul Suharno dipastikan tak lagi mengarsiteki tim pujaan Aremania ini. Pelatih berlisensi A AFC itu memutuskan pergi karena negosiasi dengan manajemen beberapa waktu lalu mengalami deadlock.
“Terakhir negosiasi empat hari sebelum lebaran (16 Agustus, Red). Saya berharap bisa segera dapat kepastian. Tapi manajemen bilang baru bisa kasih keputusan setelah lebaran. Akhirnya saya harus membuat keputusan ini, tentunya dengan segala pertimbangan dan konsekuensi. Saya sudah pamitan tanggal 18 (Sabtu, Red) lalu,” ungkap Suharno.
Tak ayal, inilah akhir dari drama heroik Suharno yang sukses mengentaskan Arema dari ancaman turun kasta pasca mengantar Singo Edan meraih 18 poin yang membuat klub berlogo kepala singa merangsek naik dari juru kunci klasemen ke peringkat 12 di akhir musim.
“Memang berat rasanya. Saya melalui banyak suka duka bersama Arema. Teringat betul bagaimana perjuangan mengangkat tim yang tengah terpuruk di papan bawah menjadi aman di papan tengah,” kenang pelatih yang rela meninggalkan jabatan di timnas senior demi menyelamatkan Singo Edan dari jerat degradasi tersebut.
Suharno mengaku ini adalah langkah terbaik yang harus diambilnya, meski dirasanya cukup berat. Pelatih yang mulai diangkat sebagai head coach Singo Edan per 10 Mei 2012 tersebut mengaku sudah berpamitan pada manajemen maupun pada asistennya di Arema.
Kepergian Suharno pun tampaknya juga bisa diterima manajemen, sekalipun sebelumnya memprioritaskan tactician berdarah Klaten itu untuk kembali mengarsiteki Dendi Santoso dan kawan-kawan musim depan.
“Sebelum kontraknya habis akhir bulan ini, kami sudah bernegosiasi dengan coach Suharno. Malam takbiran beliau telepon saya untuk mengucapkan selamat Idul Fitri dan mohon pamit. Dalam era profesional ini kami menghargai pilihan yang bersangkutan untuk mencari suasana baru,” terang Dirut Arema, Ruddy Widodo menanggapi kepergian Suharno yang dikabarkan segera merapat ke salah satu klub pesaing Arema di ISL.
Ruddy mewakili manajemen menyatakan rasa sedih sekaligus senang terkait rencana mantan pelatih Persiwa Wamena itu. “Kami merasa sedih karena harus berpisah. Bagaimanapun, 10 pertandingan bersama beliau sungguh sangat berkesan,” tuturnya.
“Suka dan duka dilalui bersama walaupun hanya sebentar, Beliau salah satu komponen tim yang berperan dalam lolosnya Arema dari degradasi, Saya mewakili manajemen mengucapkan terima kasih. Semoga di tempat yang baru beliau sukses,” sambung Ruddy.
Namun di sisi lain, kini manajemen Arema tengah berupaya menggaet pengganti yang lebih baik dari Suharno. “Kami senang karena bisa mengantar beliau ke karier dengan kontrak yang lebih tinggi. Arema Inyallah mendapat pengganti yang lebih baik, amin. Semoga tali silaturahmi Arema dengan beliau tidak terhenti sampai di sini,” pungkas pria berkacamata yang juga dikenal sebagai pengusaha tersebut.
(tom/bua)
Baca Berita Lainnya :