Di kompetisi La Liga Spanyol musim 2011/2012, Malaga meraih sukses besar dengan finish di peringkat keempat, di belakang Real Madrid, Barcelona, dan Valencia. Prestasi itu membuat mereka bisa tampil di kompetisi Liga Champions musim ini.
Tapi, prestasi tertinggi Malaga itu tidak dibarengi dengan kewajiban manajemen klub melunasi gaji para pemainnya. Menurut Rubiales, sampai dengan 31 Juni lalu, klub asuhan pelatih beken Manuel Pellgerini tersebut masih menunggak gaji para pemain mereka hingga 40 persen.
"Selama ini ada situasi yang sulit dan kami tidak bisa menghindarinya. Kenyataannya memang suporter Malaga menginginkan klub untuk mampu bersaing," kata Rubiales pada eldesmarquemalaga.com.
"Tapi, gaji pemain Malaga tertunggak 35 sampai 40 persen sampai 31 Juni lalu. Ini adalah jumlah utang cukup besar," tambah Rubiales.
Sejak kepemilikannya diambil alih oleh miliuner asal Qatar, Sheik Abdullah-Al Thani pada Juni 2010, Malaga terus mencoba bersaing di papan atas. Mereka mendatangkan pemain-pemain berpengalaman, di antaranya Ruud van Nistelrooy serta pelatih Pellegrini, yang pernah meraih menangani Real Madrid dan Villarreal.
Pellegrini kemudian menggaet Santi Carzola, Joaquin Sanchez, Jeremy Toulalan, Martin Demichelis, Julio Baptista, dan Nistelrooy.
Usaha mendatangkan pemain-pemain berpengalaman itu tidak sia-sia. Skuad Ikan Kecil mampu bersaing dengan klub-klub elit seperti Sevilla dan Atletico Madrid dengan finis di zona empat besar La Liga.
"Tidak ada yang spesial di sini. Tidak peduli mereka datang dari Qatar, Jepang, Madrid atau Huelva. Ada aturannya yang harus dipatuhi karena di sepak bola segala sesuatunya harus dikerjakan secara serius," tegas Rubiales.
Orang nomor satu di AFE ini memberi kesempatan pada para pemain Malaga untuk melaporkan masalah tentang tunggakan gaji mereka sampai hari Senin mendatang.
Tapi, Rubiales tidak mau mentebutna secara rinci siapa saja anak-anak asuhan Pellegrini yang telah menyampaikan keluhan mereka itu pada AFE.
Baca Berita Lainnya :