Ia sebenarnya juga bukan orang asing di Allianz Arena. Pada musim 2001, ia sudah bermain untuk Bayern. Enam tahun berikutnya menjadi momen indah bagi Pizarro, yang tampil sebanyak 174 kali dan mencetak 71 gol untuk Munchen.
Pada 2007, ia keluar dari Allianz Arena untuk menjajal klub lain, yaitu Chelsea. Setahun pertama tidak terlalu sukses, dan Chelsea tak mau sabar menunggu pohonnya berbuah. "Dewa Inca" ini dipinjamkan ke Werder Bremen hingga kemudian menjadi pemain tetap, dan baru musim kemarin ia memutuskan untuk teken kontrak satu tahun dengan Bayern Munchen.
"Saya masih memiliki mentalitas pemenang yang menjadi ciri Bayern Munchen," kata Pizarro pada Abendzeitung-Munchen, Selasa (17/7) kemarin.
"Klub ini memiliki atmosfer unik. Semua orang ingin meraih gelar, dan saya sangat menyukai hal itu."
Bayern menerima kembalinya Pizarro karena ia memang menunjukkan performa menjanjikan di Bremen. Musim lalu, ia adalah top scorer klub dengan 18 gol Bundesliga yang dicetak dalam 29 penampilan untuk Bremen. Meskipun bekas klubnya itu finish di urutan sembilan, sepak terjang dan tuah Pizarro di klub pantas mendapat acungan jempol.
Bukan rahasia, The Bavarians merekrutnya untuk melapis bomber utama Mario Gomez. Pizarro tahu dengan kondisi ini. Gomez adalah penyerang tak tergantikan dengan koleksi torehan lebih baik (26 gol Bundesliga), jadi ia tak keberatan jika harus berangkat sebagai pemain cadangan.
"Sebenarnya tidak ada pemain yang mau duduk di bangku cadangan. Tapi Mario menjalani musim yang luar biasa. Ia mewakili tim nasional dan tampil sangat baik di klub ini. Ia pantas mendapatkan tempat reguler di tim inti," pungkas Pizarro.
Baca Berita Lainnya :