Jika rancangan undang-undang tersebut sukses menjadi undang-undang, gaji 14,5 juta euro yang ditawarkan Les Parisiens kepada Zlatan Ibrahimovic tidak akan bermakna. Dengan pajak hingga 75% yang dibebankan kepada orang-orang yang berpenghasilan 1 juta euro, gaji bintang Swedia itu di Stade de Parc des Princes tidak akan melebihi 4 juta euro.
Tidak hanya Ibrahimovic yang terancam mendapat gaji kecil bila bersedia menerima proposal PSG. Carlo Ancelotti, Thiago Silva, Javier Pastore, Ezequiel Lavezzi, hingga Thiago Motta berpeluang mendapatkan pemotongan gaji sangat signifikan bila peraturan baru perpajakan itu terbit.
Tak heran, sejumlah media olahraga Prancis menyebut peraturan baru itu sebagai “Hukum Anti-Ibra”. Bahkan, tidak sedikit yang menganalisis bahwa belum jelasnya transfer Ibrahimovic terkait dengan peraturan ini. Kubu Ibrahimovic diyakini masih pengesahan undang-undang perpajakan itu. Pasalnya, bila Ibrahimovic setuju meninggalkan AC Milan dan bergabung ke PSG, dana 14,5 juta euro akan tercatat sebagai gaji terbesar pemain sepak bola.
Menariknya, langkah yang diambil pemerintah dan parlemen Prancis tersebut untuk mengatasi defisit anggaran akibat krisis ekonomi yang melanda sejumlah negara anggota Uni Eropa. Pemerintah Prancis baru saja mengumumkan hanya mendapatkan 7,2 miliar euro dari sektor perpajakan. Padahal, mereka membutuhkan 33 miliar euro untuk dapat mengatasi masalah ekonomi yang sedang melanda Eropa.
“Saya tidak akan terburu-buru mengumumkan pajak tambahan untuk rakyat Prancis. Kenaikan pajak memang menjadi salah satu solusi. Tapi, kami masih akan melakukan penelitian lebih lanjut sebelum membuat keputusan itu,” kata Presiden Prancis Francois Hollande, beberapa hari lalu, kepada Reuters.
Masalah perubahan pajak juga telah lebih dulu terjadi di Spanyol. Sama seperti Prancis, Pemerintah Spanyol juga telah mengajukan rancangan undang-undang baru kepada parlemen. Bila lolos, undang-undang itu dapat mengancam industri sepak bola di Negeri Matador. (andri ananto)
Baca Berita Lainnya :