Rusia yang tampil spektakular mengalahkan Republik Ceko 4-1 pada laga perdana, harus pulang kampung terlebih dulu. Yunani yang terseok-seok, bak mendapat bantuan dewa, justru melenggang ke babak perempat final. Belanda yang digadang-gadang masuk final, bahkan mengemas koper dengan poin nol.
"Ini musim terburuk buat saya, " kata Arjen Robben, penyerang sayap Belanda yang dikritik karena terlalu banyak membawa bola tapi tak mampu mencipta gol. Selain gagal di Piala Eropa, dia juga tak berhasil mengantar Bayern Munchen menjadi juara Liga Jerman, plus kalah dari Chelsea di Final Liga Champions.
Robben menghibur diri. "Ini bukan akhir dari tim ini, " kata pemain 28 tahun itu. "Mereka akan memberi yang terbaik pada Piala Dunia 2014."
Tim yang paling spesial tentu Jerman. Lolos dengan sembilan poin dan melesakkan lima gol merupakan modal bagus menghadapi delapan besar. Tapi Franz Beckenbauer, mantan pelatih Jerman, melihat tim asuhan Joachim Loew itu belum menggigit.
"Mereka keseringan mengoper tapi kurang banyak menembak," kata pelatih yang pernah membawa Jerman Juara Dunia 1990 itu. " Untuk mengalahkan Yunani, mereka harus menata lagi."
Dari sisi pemain, bintang utama Piala Eropa 2012 kali ini tak lain Cristiano Ronaldo yang meloloskan Portugal lewat dua gol spaktakular saat mengalahkan Belanda. Tak dipungkiri, Portugal sangat tergantung pada pemain 27 tahun itu. Bekas pelatih Portugal, Carlos Queiroz mengkritik tim Portugal hanya terdiri dari dua pihak, yakni Ronaldo dan sepuluh orang yang mendukungnya.
"Padahal, beberapa tahun lalu, tim nasional mengandalkan Luis Figo, Rui Costa, Paulo Sousa dan Fernando Couto sekaligus," kata pria yang sekarang melatih Iran tersebut.
Bagaimanpun pesta belum berakhir, masih banyak kejutan yang akan terjadi. Presiden UEFA, Michel Platini, sangat gembira dengan kualitas Piala Eropa 2012 yang digelar di Polandia-Ukraina ini. Tidak ada pertandingan yang berakhir imbang tanpa gol sejak turnamen ini dimulai.
"Ini turnamen terbaik yang diselenggarakan di Eropa Timur sejak runtuhnya tembok Berlin," kata Platini.
Tinggal masalah rasis yang belum terpecahkan. Saat pertandingan Italia melawan Kroasia, pernghinaan terhadap pemain berkulit hitam terjadi lagi. Penonton Kroasia melempar pisang ke arah pemain Italia, Mario Balotelli, sambil menirukan suara monyet.
Terhadap masalah ini, Platini berkomentar: "Apa yang bisa dilakukan terhadap penonton bodoh itu ?"
Pria yang pernah terkenal dengan tendangan pisang itu mengaku sudah meminta pemerintah Kroasia untuk lebih mengatur perilaku penonton. "Ini masalah sosial dan pendidikan. Bukan hanya di Eropa Timur. Tapi bagaimanapun satu kasus rasial sudah terlalu banyak."
Baca Berita Lainnya :