Baju Jersey Bola

Why The World Doesn‘t Need a Superman

Posted by Unknown on Rabu, 08 Februari 2012

Prediksi Bola
OPINI BOLA,-  Artikel Why The World Doesn‘t Need a Superman ini ditulis oleh jurnalis cantik Lois Lane di harian The Daily Planet. Artikel ini memenangkan penghargaan bergengsi Pulitzer Prize. Tentunya Lois Lane yang diperankan oleh Kate Bosworth merupakan tokoh rekaan. Dia adalah perempuan yang dicintai oleh Clark Kent yang diperankan oleh Brandon Routh. Lho siapa tuh Clark Kent ? Dia adalah Superman !

Lane yang jelita itu menulis perihal dunia yang ditinggalkan Superman selama lima tahun yang mencari asal usulnya dari Planet Krypton. Lantas Superman memang kembali lagi ketika Lane nyaris celaka dalam kecelakaan sebuah pesawat. Inilah sedikit cuplikan dari film Superman Returns yang disutradarai oleh Bryan Singer dan dirilis pada Juni 2006 lalu.

Dunia tanpa Superman semp`t baik-baik saja. Sementara dunia sempat berantakan setelah ditinggalkan oleh superhero lainnya Spiderman yang sempat mangkir dari tugasnya membela kebenaran pada Spiderman 2. Peter Parker yang diperankan oleh Tobey Maguire sempat bosan menjadi pahlawan. Namun akhirnya dia kembali menjadi superhero setelah menyadari kalau “kekuatan besar juga memiliki implikasi adanya tanggung jawab besar‘.

Kota New York membutuhkan kehebatan Spiderman untuk membasmi kejahatan. Lantas Spiderman pun menumpas lagi semua kejahatan yang terjadi. Nah, kalau ini adalah sepenggal kisah Spiderman 2 yang disutradarai oleh Sam Raimi dan dirilis pada Juni 2004.

Hal yang sama terjadi ketika Batman kabur tanpa pesan dan membuat Kota Gotham dikuasai oleh para penjahat. "Manusia kampret" yang diperankan oleh Christian Bale ini malah bertapa ke Bhutan, negara di Asian Tengah. Lantas Batman kembali lagi ke Gotham yang dikuasai oleh penjahat. Batman kembali menumpas kejahatan. Inilah remake Batman Begins yang disutradarai oleh Christopher Nolan dan dirilis pada Juni 2005.

Apakah dunia membutuhkan jagoan ? Hmm, menurut anda bagaimana ?

Permainan sepak bola adalah olahraga kolektivitas. Bek sayap tidak hanya menjaga pertahanan. Bek sayap entah itu kanan atau kiri bisa melakukan overlapping alias maju ke depan untuk membantu serangan. Sering kali umpan matang lahir dari kaki mereka. Tidak heran juga kalau bek sayap klub papan atas seperti Real Madrid, Barcelona, Manchester United, dan lainnya acap kali mengemas gol.

Daniel Alves, Marcelo, Ashley Cole, Patrice Evra, sekedar menyebut nama, selalu ikut membantu serangan dengan umpan mereka. Gol juga kerap kali tercipta.

Sementara bek tengah juga tidak sekedar menjadi palang pintu pertahanan. Kalau saat diserang, mereka memang pontang-panting menutup serangan. Sementara ketika ada set piece di gawang lawan, bek tengah ikut membantu, tidak hanya sekadar mengganggu konsentrasi lawan tetapi juga mencetak gol. Nemanja Vidic, John Terry, Carlos Puyol, dan lainnya sering kali juga melesakkan gol.

Gelandang tengah, entah itu gelandang bertahan atau menyerang punya peran sentral. Dia harus menguasai lapangan tengah agar bisa mengendalikan pertahanan. Harus siap menghalangi serangan lawan, plus siap mengoordinasi sisi penyerangan.

Sementara pemain sayap juga tidak hanya menyerang pertahanan lawan, namun juga harus membantu melapis pertahanan. Bahkan, penyerang juga tidak hanya mencetak gol. Sesekali juga harus membantu pertahanan.

Saat menyerang, bek tengah sering kali membantu serangan. Sementara ketika bertahan, para penyerang ikut melapis lini pertahanan.

Tugas merebut bola tidak hanya tugas para gelandang atau bek, tetapi siapa pun punya tugas melakukannya. Bertahan tidak melulu tanggung jawab bek, namun juga mesti dilakukan gelandang dan penyerang.

Mencetak gol juga bukan monopoli penyerang. Siapa pun bisa mengemas gol. Gelandang, bek, atau bahkan penjaga gawang bisa melakukannya. Rogerio Ceni yang bermain untuk Sao Paulo telah mengemas 100 gol sepanjang kariernya. Apa hebatnya 100 gol? Kalau untuk ukuran kiper jelas menakjubkan bukan?!

Seperti yang sudah dikatakan kalau sepak bola adalah permainan kolektif. Okelah, begitu mengasyikkan jika melihat Barcelona bermain. Saat berjumpa Santos di Piala Dunia Antar Klub 2011 di Tokyo, Jepang, semua pemain Barcelona berkontribusi dalam terciptanya 4 gol kemenangan.

Bayangkan jika bola bisa berpindah dari penyerang, gelandang, bek, hingga kiper, lantas muter-muter nggak keruan membuat pusing lawan, tetapi kembali lagi ke depan sehingga tercipta gol. Namun jangan lupakan jika sepak bola juga membutuhkan bintang dan pahlawan. Real Madrid bertumpu pada Cristiano Ronaldo, Barcelona mendewakan Lionel Messi, AC Milan mengandalkan Zlatan Ibrahimovic, Manchester United berharap pada Wayne Rooney, atau Arsenal yang begitu menitik-beratkan peran Robin van Persie.

Mereka menjadi pahlawan dalam segala bentuk dan arti. Dunia mungkin tidak butuh manusia super seperti Superman, Batman, atau Spiderman, tetapi faktanya hanya pemain luar biasa yang dibutuhkan, muncul, dan diharapkan, atau ditahbiskan menjadi pahlawan. Apakah dunia tidak membutuhkan pemain hebat ? Benarkah tidak dibutuhkan pemain hebat ? Nah, loh! Pusing? Ya, pegangan dong ah !
(Dodiek Adyttya Dwiwanto)

Rating 5 5