Mereka tersisih di fase penyisihan grup Liga Champions ketika berada di grup maut bersama Bayern Muenchen, Napoli dan Manchester City (Man City). Di kompetisi itu, mereka gagal mengemas satu pun poin setelah gagal memetik kemenangan. Paling sial ketika menjalani Copa del Rey, mereka tersisih di fase 16 besar setelah ditumbangkan tim non-unggulan Mirandes dengan agregat gol 1-3.
Sementara di Primera Liga, nasib nahas belum menghilang karena masih terjerembab di zona merah setelah berada di posisi 18 dengan perolehan 16 poin. Bahkan di pertandingan terakhir Primera Liga, mereka gagal memetik hasil sempurna saat ditahan imbang 2-2 Valencia di El Madrigal.
Manajemen Villarreal sebenarnya melakukan banyak upaya meningkatkan performa Marcos Senna dkk. Langkah terbaru adalah memecat Juan Carlos Garrido dan digantikan Jose Francisco Molina pada Desember 2011. Namun upaya itu belum membuahkan hasil maksimal. Debut Molina berakhir hambar setelah albisinya memetik hasil sempurna di El Madrigal dihentikan Valencia.
Molina semula berharap bisa memetik poin penuh saat memimpin pertandingan perdananya di kompetisi tertinggi Spanyol tersebut. Namun mantan pelatih Villarreal C dan B itu hanya mampu memetik satu angka. Padahal tuan rumah berpotensi menang lantaran unggul 2-0 lebih dahulu.
Kini pelatih berusia 41 tahun itu mulai dihadapkan pada situasi genting. Pasalnya hasil itu membuat The Yellow Submarines semakin tenggelam di zona degradasi. Mereka turun satu grid ke posisi 18. Ini tentunya mengancam partisipasi Villarreal di Primera Liga musim depan.
”Jujur saja, saya cukup gembira dengan hasil ini. Kami telah menunjukkan intensitas dan menampilkan permainan menarik. Saya rasa kami berhak menang, tapi kenyataannya berkata lain. Anda harus bisa menerima hal ini,” ujar Molina, dikutip Marca.
Molina boleh saja berpikiran positif. Tapi itu tidak akan membuat situasi Villarreal lebih baik. Harus ada terobosan besar jika enggan tampil di Segunda Division pada musim depan. Dia perlu melakukan reformasi agar performa pasukannya lebih baik. Sektor prioritas adalah pertahanan. Lini belakang Villarreal merupakan salah satu yang terlemah di antara kontestan lainnya. Terbukti mereka sudah kebobolan sebanyak 25 kali di Primera Liga. Mereka bahkan tidak pernah mencatat clean sheet selama sembilan laga beruntun. Selama itu pula mereka tidak pernah menang.
Dari statistik itu bisa diketahui apa yang diperlukan Villarreal,yakni bek tangguh. Kebutuhan itu makin mendesak bila melihat pertandingan kontra Valencia. Para defender membiarkan tim tamu mencetak dua gol beruntun. Itu terjadi karena banyaknya kesalahan yang terjadi.
Molina menyadari hal itu. Namun dia mengaku tidak bisa berharap banyak. Villarreal tidak memiliki cukup anggaran untuk belanja pemain. Cara tersedia hanyalah mengoptimalkan armada yang ada dan berharap mereka bisa tampil lebih baik lagi. Rendahnya anggaran Villarreal bisa dilihat dari bursa transfer sebelumnya. Pihak keuangan hanya mengucurkan sekitar 10 juta euro. Imbasnya Villarreal hanya bisa merekrut pemain medioker. (m mirza)