Pembalap yang kini berusia 32 tahun ini merupakan pembalap tercepat di eranya dan dinilai belum kehilangan sentuhan dalam mengemudikan mobil F1. Setelah pensiun pada 2009, Raikkonen memang langsung terjun ke dunia reli dunia. Namun dia diprediksi tidak kehilangan kemampuan membalapnya di F1. Terbukti, tim Lotus F1 mau merekrut dan membawa kembali ke trek F1. Di tim yang menggunakan mesin Renault tersebut, Raikkonen akan berkolaborasi dengan pembalap asal Prancis Romain Grosjean.
”Raikkonen tetap hebat dan terlihat muda. Semuanya kompetitif. Saat membalap, dia selalu menunjukkan kapabilitasnya. Raikkonen saat ini didukung tim yang sangat potensial musim depan,” ungkap Hill, dikutip Autosport.
Raikkonen sebelumnya sempat meraih status juara dunia pada musim balap 2007. Bergabung dengan Ferrari, dia mengumpulkan nilai 110 dan membukukan kemenangan di 18 seri. Sejak menjalani balapan F1 pada 2001, dia juga dua kali meraih status runner-up. Berada di kokpit West McLaren-Mercedes, posisi kedua diraih pada musim 2003 dengan nilai 91. Status sama diraih pada 2005 dengan nilai 112. Namun, Raikkonen menutup karier di F1 bersama Ferrari pada 2009 di urutan keenam dengan 48 poin.
Setelah mundur dari F1, Raikkonen mencoba peruntungan lain di Kejuaraan Reli Dunia (WRC) dengan bergabung bersama Tommi Makinen Racing. Mengendarai Fiat Grande Punto S2000, dia gagal finish saat menjalani debut di Reli Finlandia yang juga menjadi satu-satunya seri yang dijalani Raikkonen. Namun Raikkonen kembali pada WRC 2010 dan bergabung dengan Citroen Junior Team. Mengendarai mobil Citroen C4 WRC, dia bisa mengakhiri musim dengan duduk di urutan ke-10 dengan 25 poin.
”Raikkonen masih berpeluang juara. Sebab dalam dirinya mengalir darah juara. Minimal dia akan menjadi pengganggu stabilitas Red Bull dan Sebastian Vettel,” kata Hill.
Sebelum Raikkonen, Michael Schumacher sudah lebih dahulu kembali ke lintasan F1. Bergabung bersama Mercedes GP Petronas F1 Team, Schumacher hanya finish di urutan kedelapan dengan nilai 76 pada musim 2011. Performanya kalah bersaing dengan pembalap kedua Mercedes GP Nico Rosberg yang berada satu setrip di atasnya dengan nilai 89.
”Rivalitas F1 musim depan akan ketat, terutama melibatkan tiga tim teratas musim ini. Tapi semua pada dasarnya memiliki peluang sama,” tandas Hill. (wahyu argia)