Kritik terhadap The Three Lions sedikit berkurang setelah menundukkan Spanyol (1-0) dan Swedia (1-0) di Wembley Stadium. Hasil itu menumbuhkan asa bahwa Inggris dapat berbicara lebih banyak saat berlaga di Polandia-Ukraina 2012. Optimisme makin tinggi lantaran Inggris sekarang memiliki talenta-talenta menjanjikan. Phil Jones, Kyle Walker dan Jack Rodwell tampil luar biasa ketika meladeni Spanyol dan Swedia. Belum lagi Danny Welbeck, Stewart Downing dan Daniel Sturridge.
Tapi, itu belum membuat Capello tenang. Nakhoda kebangsaan Italia tersebut melihat masih ada beberapa hal yang bisa menghambat laju armadanya. Masalah terbesar kemungkinan masuk grup neraka. Berada di pot 2 membuat Inggris berpotensi bertemu lawan-lawan berat. Inggris bisa saja bergabung dengan Spanyol, Portugal atau Prancis saat penyisihan.
Itu tentu saja mempersulit langkah Frank Lampard dkk menuju fase gugur. Apalagi dengan skors yang dijatuhkan kepada Wayne Rooney. Capello beserta jajarannya harus berjuang keras sejak awal. Maklum, Spanyol bukanlah lawan mudah. Kemenangan saat uji coba juga bukan ukuran.
La Furia Roja —julukan Spanyol— merupakan juara Eropa dan Dunia. Sementara Prancis pernah merajai Piala Dunia 1998. Portugal juga bisa menjadi batu sandungan. Kehadiran Cristiano Ronaldo membuat Seleccao das Quinas tidak bisa dianggap remeh. Belum lagi tim kuda hitam Republik Ceko.
Beruntung, Inggris tidak akan bertemu Jerman, Italia atau Rusia di awal kompetisi. Masalah lainnya adalah luka saat Piala Dunia 2010. Dia menganggap tersingkirnya Inggris saat babak 16 besar bisa menimbulkan trauma permanen. Inggris tampil di bawah standar saat di Afrika Selatan 2010.
Mereka harus berjuang mati-matian untuk melewati fase penyisihan. Penderitaan itu bertambah setelah dipermalukan Jerman 1-4. Makin memperburuk citra adalah rendahnya produktivitas meski dihiasi sejumlah bomber kelas dunia. Hal tersebut dipercaya bisa memengaruhi mental para pemain. Apalagi sebelumnya Inggris gagal berlaga di EURO 2008. Bukan tidak mungkin itu dapat memunculkan rasa inferior.
Masalah lain yang mengganggu pikiran mantan arsitek AC Milan dan Real Madrid itu adalah menentukan skuad. Saat ini terdapat sedikitnya 40 amunisi yang layak masuk timnas Inggris. Tapi itu nantinya harus dikerucutkan menjadi 23 orang. Yang dicemaskan Capello adalah bila salah memilih pemain.
”Saya gembira karena pemain muda yang diturunkan bisa tampil baik di setiap pertandingan, terutama saat menghadapi tim besar. Mereka bisa berpadu dengan pemain senior. Tapi pada akhirnya saya harus memilih di antara mereka. Lalu bagaimana saya melakukannya ?” tutur Capello.
Pria berusia 65 tahun tersebut mengaku tidak mudah baginya untuk menentukan komposisi. Apakah tetap mengandalkan veteran atau berjudi dengan melakukan reformasi, yakni memperbanyak pemain muda. Dia hanya berharap dapat menemukan keseimbangan tim sebelum pertempuran dimulai. (m mirza)