Banyak yang mengklaim kalau kesuksesan musim 2010/2011 merupakan andil mutlak Alexis Sanchez, penyerang sayap asal Chile yang sudah menjadi miliki FC Barcelona pada musim ini. Sanchez dan tandemnya Antonio Di Natale menjadi dynamic duo menakutkan di Serie A.
Kepergian Sanchez dianggap akan membuat Di Natale akan menurun produktivitasnya. Sebelumnya, Udinese sudah ditinggalkan oleh Vincenzo Iaquinta atau Fabio Quagliarella, namun Di Natale adalah mesin gol jempolan lantaran tetap terus memproduksi gol demi gol. Dia masih trengginas dengan catatan 8 gol dalam 10 pertandingan pada awal musim ini. Di Natale masih memimpin pencetak gol terbanyak sementara, plus Udinese masih nangkring di posisi puncak Serie A.
Bahkan kalau melihat pencapaian Di Natale pada musim 2009/2010 atau musim keenamnya di Udinese, dia menjadi pencetak gol terbanyak alias capocannoniere dengan 29 gol. Musim berikutnya, perolehan golnya turun satu menjadi 28 gol. Namun Di Natale tetap menjadi pencetak gol terbanyak di Serie A dalam semusim.
Di Natale memang “terlambat bersinar", sementara usianya semakin senja alias sudah 34 tahun. Di Natale memang subur untuk level klub, namun dia memang kurang produktif di level internasional.
Di Natale sudah memulai debutnya di tim nasional Italia ketika bertemu Turki dalam pertandingan persahabatan pada 20 November 2002. Dia mengemas 10 gol dalam 36 caps bersama Gli Azzurri.
Kalau mau ditelaah, Di Natale hanya mengemas lima gol dalam 20 pertandingan kompetitif alias kualifikasi dan turnamen. Dua gol di antaranya dicetak melawan tim lemah Siprus. Maka tidak mengherankan pula kalau pelatih Cesare Prandelli kembali memandang sebelah mata.
Maka ketika Gli Azzurri akan berjumpa Polandia dan Uruguay dalam laga ekshibisi pada akhir pekan lalu dan awal minggu ini, Prandelli malah memanggil Giampaolo Pazzini (Inter Milan), Alessandro Matri (Juventus), Sebastian Giovinco (Parma), Mario Balotelli (Manchester City), dan pemain naturalisasi asal Argentina, Pablo Daniel Osvaldo (AS Roma).
Kebetulan duo penyerang utama Gli Azzurri, Antonio Cassano dan Giuseppe Rossi sedang terkapar di ruang perawatan. Cassano baru saja menjalani operasi jantung setelah diduga stroke, sementara Rossi cedera lutut. Keduanya bakal absen setidaknya hingga enam bulan. Padahal Italia harus bersiap bertarung di Euro 2012 Polandia-Ukraina.
Italia memang bersiap dengan menggelar laga serius menghadapi Polandia yang merupakan tuan rumah Euro 2012 bersama Ukraina, lalu Uruguay--juara Copa America 2011 Argentina.
Pazzini masih membutuhkan pemain kreatif seperti playmaker Inter Milan, Wesley Sneijder. Matri memang sedang bagus dengan catatan 4 gol di Serie A, namun dia membutuhkan lima atau enam peluang untuk mencetak satu gol. Giovinco memang brilian, tetapi bukan tipikal penyerang dengan penyelesaian akhir baik. Osvaldo memang bagus, tetapi belum teruji. Balotelli ? Kadang bagus sekali, kadang ajaib, coba ingat saja perilakunya selama ini.
Setiap pemain tentu punya kelemahan dan kelebihan. Begitu pula Di Natale yang hanya tidak diberi kesempatan berlaga di Gli Azzuri. Terakhir kali dia bermain di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Di Natale mencetak gol ketika Italia kalah 2-3 dari Slowakia. Lantas Di Natale seolah menjadi pemain di pengasingan selama 16 bulan lebih.
“Saya selalu merasa senang mencetak gol, apalagi kalau menang. Tetapi saya ingin menambahkan kalau seseorang mencetak banyak gol tentunya dia berhak masuk ke tim nasional," ujar Di Natale kepada Corriere dello Sport.
Sejatinya, Di Natale mengemas 64 gol dalam 79 pertandingan Seri A dalam tiga musim terakhir. Dia adalah penyerang paling produktif untuk bermain di Gli Azzurri. Namun Prandelli punya pandangan lain. Sejumlah pihak menyamakan Prandelli dengan pelatih sebelumnya, Marcello Lippi yang enggan memasukkan Cassano.
Namun Prandelli ternyata punya alasan lain. “Tidak perlu memanggil Di Natale untuk dua pertandingan ini. Kami sadar dengan kehebatan dia dan dia tidak perlu membuktikan apa pun. Saya menyadari kalau dia siap kembali," ujar Prandelli kepada Rai Sport.
(dodiek adyttya dwiwanto)