Baju Jersey Bola

Optimisme Perubahan dari Serie A Liga Italia

Posted by Unknown on Senin, 03 Oktober 2011

Tips Taruhan Bola dan Prediksi Bola
VIVA - BOLA,-  Setelah sempat tertunda oleh pemogokan pemain, akhirnya Serie A Italia kembali bergulir untuk musim 2011/2012 ini. Asosiasi pemain Italia AIC serta otoritas Lega Calcio Serie A akhirnya berdamai dan mencapai kata sepakat.

Juventus memiliki stadion anyar. AS Roma berambisi melakukan "foto kopi" gaya bermain Barcelona lewat pelatih baru Luis Enrique yang mantan arsitek Barcelona B. Sederetan optimisme baru muncul meski Serie A masih dibayangi masalah lama yang familiar.

Atalanta memulai musim ini dengan pengurangan poin setelah terlibat pengaturan skor pada musim lalu di Serie B. Sementara Juventus juga masih keukeuh ingin memiliki gelar 2006 yang dirampas oleh federasi sepak bola Italia FIGC dan kemudian "diberikan" kepada Inter Milan. Juventus terlibat skandal pengaturan skor dan pemilihan wasit alias calciopoli pada 2006 silam.

Skandal demi skandal pengaturan skor masih terjadi, kerusuhan yang melibatkan penonton masih ada, stadion yang kuno dan sederetan masalah lainnya menjadikan Serie A tergolong jadul. Liga Primer Inggris dan La Liga Primera Spanyol lebih mentereng soal prestise ketimbang Serie A Liga Italia.

Alhasil, tidak banyak pemain bintang yang masuk ke Serie A. Prestasi klub pun mangkrak. Serie A hanya mendapatkan jatah dua tiket langsung di Liga Champions, padahal sebelumnya tiga. Peringkat dalam rangking koefisien federasi sepak bola benua Eropa UEFA menyatakan Serie A telah dilampaui oleh Bundesliga Jerman. Ini tentu pekerjaan rumah untuk kembali mengangkat Serie A yang begitu tersohor pada era akhir 1980-an hingga akhir 1990-an tersebut.

Juventus telah resmi membuka stadionnya pada September ini. Setidaknya La Vecchia Signora memiliki kandang baru, hal yang tidak bisa dirasakan oleh tim-tim lainnya. Rasksasa Serie A seperti AC Milan, Inter Milan, AS Roma, Lazio dan lainnya masih menyewa stadion dari pemerintah setempat.

Juventus malah memiliki kandang sendiri meski hanya berkapasitas 41 ribu penonton yang dibangun di atas stadion lama yang telah dirubuhkan. Lebih kecil dari Old Trafford nya Manchester United atau Santiago Bernabeu kandang Real Madrid. Stadion baru ini ala Inggris yang tidak memiliki trek lari dan hanya berjarak beberapa meter antara lapangan dengan tempat duduk penonton.

Meski begitu Juventus bisa meraih pendapatan lain dari stadion ini terutama penonton yang mau merogoh kocek lebih dalam untuk menonton di kursi yang berbandrol mahal. Apalagi UEFA akan menerapkan kebijakan keuangan Financial Fair Play yang mewajibkan klub tidak boleh merugi.

"Stadion baru akan membuat kami naik ke level yang lebih tinggi, tidak hanya di Italia tetapi juga di Eropa. Kuncinya adalah perencanaan. Kami membeli Delle Alpi 10 tahun lalu dan kami berfokus untuk menyelamatkan klub setelah skandal calciopoli. Walaupun Italia gagal menjadi tuan rumah EURO 2012, namun kami tidak menghentikan proyek ini," ujar Jean-Claude Blanc kepada Reuters.

Mantan chief executive officer ini sekarang tetap berada di dewan direksi klub dan dikabarkan akan segera hijrah ke klub Ligue 1 Prancis, Paris Saint-Germain.

Selain stadion baru, Juventus juga membangun kekuatan di bawah pelatih anyar Antonio Conte. Mantan bintang itu membeli para pemain yang sudah dipinjam sebelumnya seperti Alessandro Matri, Fabio Quagliarella, Simone Pepe dan Marco Motta serta membeli Arturo Vidal plus Mirko Vucinic.

AS Roma memiliki proyek tidak kalah prestisius dengan membangun Barcelona ala Italia. Il Lupi baru saja resmi menjadi milik konsorsium yang dipimpin konglomerat asal Amerika Serikat, Thomas DiBenedetto. Enrique lantas mendatangkan sejumlah pemain baru seperti Bojan Krkic, Eric Lamela, Miralem Pjanic dan Maarten Stekelenburg. Simon Kjaer dan Fernando Gago juga memperkuat tim dengan status pinjaman.

"Ketika saya bicara dengan dewan direksi selama negosiasi kontrak, mereka mengatakan ide untuk bermain atraktif sangat bagus. Kita lihat saja nanti," tutur Enrique kepada Eurosport.

Sementara Inter Milan dan AC Milan juga berbenah dengan merekrut sejumlah pemain. Hanya saja keduanya belum menunjukkan kemajuan berarti. Inter baru saja mendepak pelatih Gian Piero Gasperini dan menunjuk Claudio Ranieri sebagai pengganti. Massimilano Allegri juga belum membuat juara bertahan Serie A, AC Milan lebih sangar.

Selain itu, Serie A memperkenalkan aturan baru untuk memperbolehkan merekrut pemain non Uni Eropa sebanyak dua orang, dari sebelumnya hanya satu. Hanya saja sejumlah pemain bintang tetap tidak mampir ke Italia.

"Kembalinya aturan dua pemain non Uni Eropa sangat penting untuk sepak bola Italia dan memperbarui kompetitifnya skuad," ujar presiden Serie A, Maurizio Beretta.

Tentunya pecinta Serie A menanti perkembangan dan perubahan terbaru dari Liga Italia. Dua dekade lalu Italia menjadi tujuan para pesepak bola. Serie A adalah barometer dan "kiblat" sepak bola dunia. Optimisme untuk perubahan tentu harus selalu ada. (dodiek aditya)