Nama Misano akhirnya resmi dipakai mulai 2006. Misano dipakai menggantikan nama Sirkuit Santa Monica atau Circuito Internazionale Santa Monica. Sebab letak sirkuit tersebut di antara Kota Misano Adriatico dan Desa Santa Monica. Sirkuit Misano telah mengalami beberapa penyempurnaan.
Pada awal dibangun 1969, panjang lintasan sirkuit hanya 3.488 meter. Lalu tiga tahun berikutnya sudah digunakan untuk balapan. Panjang lintasan berkembang menjadi 4.064 meter setelah dilakukan pengembangan pada tahun 1993.
”Misano seperti rumah sendiri. Saya banyak menghabiskan waktu di sana. Semua harus bekerja keras bila ingin meraih hasil lebih di Misano,” ungkap pembalap Ducati, Valentino Rossi, dikutip Autosports.
Bukan hanya panjang lintasan, pengembangan juga terus dilakukan mulai 1996 sampai 2001. Pengelola sirkuit lalu menambah fasilitas balapan seperti pit stop dan tempat berdiri penonton. Guna memenuhi kriteria MotoGP, Misano diformat ulang dengan arah balapan dibuat seperti laju jarum jam. Lebar lintasan juga direvisi menjadi 14 meter dengan semua aspek keamanannya.
Namun, Misano tetap menyisakan misteri bagi pembalap. Sebab lintasannya dinilai berat bagi beberapa rider lantaran sangat berliku. ”Membalap di Misano cukup menyiksa badan. Setiap pembalap harus banyak melakukan pengereman,” ujar Rossi.
Sirkuit ini memiliki total 16 tikungan. Rinciannya sepuluh tikungan kanan, lalu sisanya ke kiri. Setiap tikungan memiliki straight line sepanjang 510 meter. Meski terkenal berliku, Misano merupakan salah satu lintasan tercepat di MotoGP. Tekstur lintasan Misano halus dengan perbedaan elevasi kecil. Artinya setiap pembalap bisa menggunakan kecepatan medium saat berada di tikungan.
Namun, Misano sempat meminta tumbal pada seri balapan 2010. Pembalap Jepang Shoya Tomizawa akhirnya meninggal dunia seusai terjatuh ditabrak Alex de Angelis dan Scot Redding. Nyawanya tidak tertolong lantaran mengalami kerusakan parah pada organ tubuhnya.
Pada musim sama, Casey Stoner yang masih berkostum Ducati juga gagal meneruskan lomba. ”Musim lalu, Stoner juga gagal meneruskan lomba. Namun itu efek beban berat karena harus mengatasi ketertinggalan angka,” tandas Rossi. (wahyu argia)