Lupakan saja sederetan pelatih dan manajer hebat lainnya seperti Sir Alex Ferguson yang betah selama 24 tahun melatih Manchester United. Lupakan juga Jose Mourinho yang sukses saat melatih empat klub berbeda di Portugal (FC Porto), Inggris (Chelsea), Italia (Inter Milan) dan Spanyol (Real Madrid).
Sederetan pelatih dengan gelar yang banyak itu masih kalah jauh. Ada pelatih yang jauh lebih "hebat" dari mereka semua. Dia adalah Rudolf Gutendorf yang akrab disapa Rudi. Lantas apa kehebatan pelatih asal Jerman itu ?
Dia satu-satunya pelatih yang pernah menangani tim nasional lebih dari 18 tim yang berbeda. Ini menurut versi The Guardian. Meski kalau menghitung ada sekitar 22 tim dan ini tentunya tidak menghitung sejumlah negara yang dilatihnya lebih dari sekali.
Dia bisa mengalahkan pelatih asal Prancis, Philippe Troussier yang hanya menangani enam timnas berbeda yaitu Afrika Selatan, Nigeria, Pantai Gading, Burkina Faso, Jepang dan Qatar. Begitu juga pelatih asal Serbia Velibor "Bora" Milutinovic yang tidak ada apa-apanya dibandingkan Gutendorf. Milutinovic hanya pernah melatih enam negara dalam 21 tahun kariernya seperti Meksiko, Amerika Serikat, Kosta Rika, Nigeria, Cina dan Honduras.
Gutendorf lahir di kota Koblenz, Jerman, pada 30 Agustus 1926. Dia sempat bermain di klub sepak bola di kota kelahirannya club TuS Neuendorf mulai 1944 hingga 1953. Karier sepak bolanya memang tidak mengkilap. Setelah itu dia gantung sepatu dan mulai melatih klub. Usia yang terbilang muda, 27 tahun untuk pensiun sebagai pemain bola.
Dia mengambil kursus kepelatihan di bawah asuhan Josep "Sepp" Herberger. Patut diingat kalau Sepp Herberger adalah pelatih legendaris Jerman lantaran dia yang pertama kali membawa Die Mannschaft -julukan Jerman- menjadi juara pertama kali pada Piala Dunia 1954 Swiss dengan mengalahkan tim nasional terkuat saat itu Hungaria.
Gutendorf menyelesaikan kursus tersebut dalam setahun. Lantas dia memulai karier kepelatihannya yang begitu panjang dari 1955 hingga 2003 lalu. Tim yang pertama kali ditangani adalah Blue Stars Zurich dan yang terakhir kali adalah tim nasional Samoa. Karier kepelatihan Gutendorf memang berganti antara tim nasional dan klub profesional liga.
Klub sepak bola yang pernah ditangani adalah Blue Stars Zurich, FC Lucerne, US Monastir, VfB Stuttgart, St Louis Stars, FC Schalke 04, Kickers Offenbach, Sporting Cristal, TSV 1860 Munich, Real Valladolid, SC Fortuna Koeln, Hamburg SV, Hertha BSC, Yomiuri SC. Total ada 14 klub yang pernah ditangani oleh Gutendorf yang berada dari mulai benua Eropa, Asia, Amerika Utara, Amerika Selatan dan Afrika.
Sebagian kecil dari klub yang pernah dilatih Gutendorf memang masuk dalam kategori "baru terdengar". Namun beberapa tim tergolong lumayan besar seperti VfB Stuttgart dan Hamburg SV di Bundesliga Jerman. Sisanya klub medioker atau tim papan bawah di sejumlah liga mulai dari Swiss, Jerman, Spanyol, Tunisia, Amerika Serikat, Jepang, hingga Peru.
Sementara negara-negara yang pernah dilatih Gutendorf adalah Bermuda, Chile, Bolivia, Venezuela, Trinidad & Tobago, Grenada, Antigua & Barbuda, Botswana, Australia, Kaledonia Baru, Fiji, Nepal, Tonga, Tanzania, São Tomé & PrÃncipe, Ghana, China, Iran U23, Zimbabwe, Mauritius, Rwanda, Samoa. Totalnya memang mencapai 22 tim, melebihi yang lain.
Gutendorf sendiri pernah melatih Nepal, Fiji, dan Cina sebanyak dua kali. Cina dilatihnya saat Olimpiade 1992. Sementara timnas Iran U23 ditanganinya dalam Olimpiade 1988.
Kebanyakan negara yang dilatih dia adalah negara kecil yang berada di Afrika, Karibia, atau yang berada di Samudera Pasifik. Kalau tidak mengerti tentang geografi dunia, dijamin bingung di mana letak negara-negara tersebut alias "baru sadar" dengan nama negara tersebut. Praktis yang terbilang besar adalah Chile, Bolivia, Australia dan timnas Iran U23. Selebihnya memang negara antah berantah.
Rekor ini bisa terjadi lantaran Gutendorf memang tidak pernah lama untuk melatih sebuah tim nasional atau klub profesional. Dalam satu tahun, dia bisa menangani beberapa tim berbeda.
Saking banyaknya klub sepak bola dan negara yang pernah merasakan kepelatihannya meski lebih banyak yang tidak sukses, Gutendorf menjawab dengan santai kenapa bisa begitu banyak yang tim dan negara percaya dengan kemampuan melatihnya. "Tidak ada satu pun orang yang bisa membuat antusiasme seperti ini," kata Gutendorf.
(dodiek adyttya dwiwanto)