Dia mengungkapkan hal ini ketika sedang menjalankan puasa Ramadhan pada 2010 lalu. Ketika itu, gelandang menyerang masih memperkuat salah satu tim papan atas Bundesliga Jerman, VfL Wolfsburg.
Ziani menyatakan tidak mudah untuk berpuasa selama bulan Ramadhan. Apalagi dia seorang pesepak bola profesional dan harus tetap bermain serta berlatih di saat yang pemain lain tidak menjalankannya.
<a href="http://www.viva-bola.com/">.</a>
Dia juga menyatakan kalau pelatih fisiknya di VfL Wolfsburg belum membuat program dan jadwal latihan tersendiri untuk dia. Meski begitu dia tidak terlalu mempermasalahkan lantaran berpuasa adalah pilihan dirinya sebagai muslim dan dia juga bertanggung jawab sendiri untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisi.“Saya berlatih dengan para pemain lainnya. Saya tidak mendapatkan perlakuan istimewa. Ini terserah saya untuk beradaptasi. Contohnya saya mesti meminum air banyak di malam hari ketika sahur sehingga saya tidak dehidrasi selama latihan," lanjut Ziani.
Agak unik memang pemain tim nasional Aljazair ini. Bisa jadi dia kesulitan beradaptasi dengan kehidupan Wolfsburg, sebuah kota kecil di Jerman yang hanya berpenduduk 120 ribu jiwa. Sebelumnya dia sempat membela Olympique Marseille selama dua musim.
Nah, Kota Marseille jelas lebih besar ketimbang Wolfsburg. Marseille berpenduduk 850 ribu jiwa dengan 150 ribu-200 ribu di antaranya beragama Islam. Banyak penduduk kota Marseille ini berasal dari Timur Tengah dan Afrika Utara yang masyarakatnya memang muslim.
Meski begitu Ziani pernah membela sejumlah klub Ligue 1 Prancis yang berada di kota-kota kecil. FC Sochaux yang bermarkas di Kota Montbeliard yang hanya dihuni oleh 26 ribu orang, FC Lorient yang berbasis di Kota Lorient yang berpenduduk 58 ribu, dan juga Troyes AC yang berada di Kota Troyes yang memiliki jumlah penduduk 61 ribu jiwa.
Tapi memang tidak bisa dijadikan perbandingan. Setiap kota tentu berbeda. Bisa jadi lantaran tidak betah itu juga meski dua musim membela VfL Wolfsburg, Ziani tidak terlalu banyak bermain.
Pemain tim nasional Aljazair yang lahir dan besar di Prancis itu sempat dipinjamkan ke klub Liga Turki, Kayserispor. Di kota kecil berpenduduk 950 ribu jiwa itu, Ziani tentu betah lantaran banyak penduduk muslim, meski Turki tergolong sekuler. Musim 2011/2012 ini, Ziani malah sudah hengkang ke Al Jaish, klub promosi di Liga Qatar. Kemungkinan Ziani bisa beradaptasi lantaran negeri Timur Tengah ini mayoritas penduduknya memang beragama Islam.
Ziani mengaku kangen suasana Ramadhan di Aljazair juga bukan karena memang atmosfer Ramadhan di kampung halaman lebih enak. Tetapi juga lantaran berada di Aljazair, dia akan bersiap untuk kualifikasi Piala Afrika 2012 melawan Tanzania. Dia bisa berlatih sekaligus berpuasa Ramadan bersama keluarga, sahabat, dan lainnya.
“Tidak ada yang bisa menggantikan suasana Ramadhan di negeri ini terutama ketika puasa. Atmosfer istimewa. Tetapi sudah jelas kalau saya juga pesepak bola profesional dan tujuan saya tentu membawa Aljazair menang atas Tanzania. Kami harus bisa mengembalikan senyuman pada para pendukung yang tidak bisa menerima kekalahan kami dari Gabon," pungkas Ziani. (dodiek adyttya dwiwanto)