Sejumlah pertemuan memang terjadi pada 1994 silam ketika jumpa Spartak, pada 2006 lalu saat bersua Benfica, atau pada 2004 silam kala bertemu Celtic. Tetapi faktanya saat ini Barcelona masih jauh lebih unggul dari ketiga lawan lainnya.
La Blaugrana memang tidak lagi dilatih oleh Pep Guardiola, melainkan diasuh asistennya Tito Vilanova. Alex Song dan David Alba telah direkrut pada awal musim untuk memperkuat tim yang sarat bintang mulai dari Victor Valdes, Carlos Puyol, Gerard Pique, Cesc Fabregas, David Villa, Alexis Sanchez, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, hingga Lionel Messi.
Begitu banyak bintang, tetapi sang megabintang tetaplah Lionel Messi. Pemain yang meretas karier sejak akademi La Masia ini separuh nyawa Barcelona. Ketergantungan memang terlihat pada musim lalu ketika dia gagal mencetak gol dalam 22 pertandingan maka Barcelona hanya menang 8 kali, 10 kali imbang, dan 4 kali kalah. Memang hanya kalah sedikit, tetapi jumlah seri menunjukkan jika La Blaugrana memang "kecanduan" Messi.
Pemain tim nasional Argentina itu memborong 14 gol di Liga Champions musim lalu untuk menyamai rekor Jose Altafini yang dicatatkan pada musim 1962/1963 silam. Bahkan, Messi memborong 5 gol ketika menenggelamkan Bayer Leverkusen 7-1. Tetapi, Messi gagal membongkar pertahanan rapat Chelsea sehingga tersingkir di semifinal. Padahal Messi menjadi salah satu andalan ketika Barcelona meraih dua gelar terakhir pada 2009 dan 2011.
Yang patut ditunggu adalah permainan tiki taka yang juga menjadi nyawa tim nasional Spanyol. Separuh dari punggawa La Furia Roja memang para pemain La Blaugrana. Villa telah sembuh. Puyol juga telah bugar. Fabregas kembali dinanti apakah akan menjadi penyerang palsu alias false nine. Inilah yang dinanti para penggemar sepak bola, total football yang diwariskan oleh sang empu totaalvoetbal, Johan Cruyff yang melatih Barcelona pada era 1990-an.
"Di mana pun kami terlibat undian grup, kami selalu puas. Saya melihat grup ini untuk saya katakan grup 'sepak bola', penuh dengan kegairahan bermain dan gaya bermain yang sangat kontras. Setiap tim akan menjajal kekuatan kami. Tentunya akan sangat menyenangkan," ujar Direktur Sepak bola Barcelona, Andoni Zubizarreta kepada uefa.com.
Benfica mewarisi kejayaan masa lalu dengan meraih juara Liga Champions era 1960-an ketika masih diperkuat legenda Portugal, Eusebio. By the way, salah satu gelar dimenangkan usai mengalahkan Barcelona 3-2 pada 1961. Setelah itu, Benfica terbilang melempem meski tim asuhan Jorge Jesus ini tetap stabil dalam kurun waktu terakhir. Musim lalu, Benfica masih mampir ke perempat final.
Seperti halnya tim-tim Liga Primeira Portugal lainnya, Benfica bermaterikan para pemain dari Amerika Selatan seperti Brasil, Argentina, Uruguay, dan Paraguay. Tidak heran kalau Benfica akan tetap mengandalkan pengatur serangan asal Argentina, Nicolas Gaitan.
Gaitan digaet dari raksasa Argentina, Boca Juniors pada 2010. Dia tidak hanya piawai mengatur permainan, tetapi juga mencetak gol. Dia telah mencatatkan 13 gol dalam 92 pertandingan dalam dua musim. Pemain tim nasional Argentina berusia 24 tahun itu memang dikenal flamboyan, kaki kirinya mematikan, dan dia punya kebiasaan menusuk dari lini kedua. Banyak yang menganggap permainannya mirip legenda Juan Roman Riquelme.
Spartak Moscow tidak punya sejarah kinclong di Eropa. Runner up Liga Rusia musim lalu itu hanya pernah menembus semifnal Liga Champions 1991. Namun, jangan sangsikan kehebatan pelatih Unai Emery yang mulai menangani pada awal musim ini. Pelatih berusia 40 tahun itu sukses membangun Almeria dan Valencia di Liga Primera Spanyol.
Tim ini juga memiliki sejumlah pemain andalan seperti pemain sayap Aiden McGeady (Republik Irlandia) atau pun gelandang tim nasional Swedia, Kim Kallstrom yang direkrut dari klub Ligue 1 Prancis, Olympique Lyon. Tetapi jangan lupakan Emmanuel Emenike.
Penyerang tim nasional Nigeria berusia 25 tahun itu menjadi mesin gol musim lalu dengan 14 gol dalam 29 pertandingan. Seharusnya Emenike akan memperkuat klub Turki, Fenerbahce tetapi kemudian dijual lantaran tim raksasa itu terlibat skandal pengaturan skor. Dia pun mencari klub baru dan bergabung ke Spartak. Emenike memiliki keunggulan kaki kanan yang kuat dan kemampuan bermain tetap bagus meski dalam tekanan.
Celtic menjadi kekuatan Liga Primer Skotlandia yang tersisa usai rival abadinya Rangers turun kasta jauh. Rangers masuk administrasi dan harus terdegradasi. Meski tergolong raksasa di Skotlandia, Celtic juga bukan tim besar di kancah Liga Champions dengan hanya pernah mampir di babak 16 besar pada 4-5 tahun lalu.
Tim asuhan Neil Lennon itu tidak banyak memiliki pemain bintang yang dikenal. Celtic memang memiliki pemain tim nasional Yunani, Giorgios Samaras atau Nicolas Fedor alias Miku yang dipinjam dari klub Liga Spanyol, Getafe. Namun yang menjadi bidikan adalah Gary Hooper.
Pemain Inggris berusia 24 tahun itu dibeli Celtic dari tim League One (Divisi III dalam struktur Liga Inggris), Scunthorpe United pada 2010. Harganya mahal untuk pemain yang bermain di kasta nyaris separuh amatir itu dengan bandrol 2,4 juta pound (Rp36,85 miliar). Selama dua musim, Hooper memborong 51 gol dalam 86 pertandingan. Tidak buruk untuk pemain dari level bawah yang bermain di kompetisi utama Skotlandia. Dia salah satu calon rising star. Sayangnya, dia belum dilirik untuk masuk ke tim nasional senior Inggris.
"Kami sudah familiar dengan ketiga tim ini. Saat masih dilatih Gordon Strachan, kami berjumpa Barcelona dan Benfica, kami juga menyingkirkan Spartak Moscow. Sangat fantastis dan kami akan menikmatinya. Ini grup yang sangat berat, semua memainkan sepak bola yang bagus dan atraktif untuk dilihat. Sangat menyenangkan satu grup bersama Barcelona, berat tapi akan menjadi pertandingan yang memikat," ujar Lennon, mantan pemain Celtic kepada Sky Sports.