Rangers, yang bersama Celtic mendominasi sepak bola Skotlandia selama beberapa dekade terakhir, terpaksa turun kasta ke divisi empat karena tidak mampu mengatasi krisis keuangan. Klub-klub dari Liga Primer Skotlandia (SPL) menyampaikan keputusan itu pada Jumat (13/7) kemarin.
Ini bagaikan terjun bebas paling spektakuler dari sebuah klub yang tadinya merupakan salah satu kekuatan terbaik di Skotlandia dan juga Eropa. Bagaimanapun, Rangers adalah peraih 54 gelar juara Skotlandia. Mereka divonis masuk administrasi pada Februari lalu karena bangkrut, sebelum kemudian dibeli oleh konsorsium Inggris yang dipimpin Charles Green.
Pihak Rangers berharap mereka bisa terus bermain di Liga Primer Skotlandia, tetapi klub-klub top di negeri itu menolaknya. Dari 30 klub yang ada, 25 di antaranya menginginkan Rangers memulai kehidupannya dari lapisan piramida terbawah kompetisi sepak bola Skotlandia.
Ironis sekali. Rata-rata penonton di pertandingan divisi tiga mencapai 475 orang. Sementara Rangers memiliki fans dengan jumlah lebih dari 45 ribu orang yang senantiasa memenuhi Stadion Ibrox.
Ada spekulasi bahwa sepak bola Skotlandia akan dirombak dan SPL-2 dibentuk untuk memberi jalan kembali pada Rangers. Meski demikian, Green mengindikasikan kalau mereka menerima nasibnya sekarang.
“Kami berharap bisa ambil bagian di kompetisi divisi empat, dan meminta para suporter untuk tetap menghadiri pertandingan supaya bisa memberikan keuntungan pada penyelenggara kompetisi di mana Rangers menjadi salah satu kontestannya,” kata Greene seperti dilansir Reuters. “Kami adalah klub sepak bola dan kami hanya ingin segera bermain bola.”
Butuh paling tidak tiga tahun bagi Rangers untuk kembali ke SPL. Derby maut dengan Celtic yang biasa disebut “Old Firm” juga mesti menunggu hingga jangka waktu itu. Kerugian besar bagi BSkyB dan ESPN, yang memiliki kontrak lima tahun untuk menyiarkan empat pertandingan derby per musim yang senilai total 80 juta pounds untuk Rangers dan Celtic.
Dari 42 klub profesional di Skotlandia, memang banyak yang berkutat dengan masalah keuangan. Rangers sendiri masuk administrasi (bangkrut) pada Februari lalu karena tidak bisa membayar pajak senilai 9 juta pounds, plus perhitungan yang belum ketahuan terkait pajak pendapatan dari para pemainnya selama 10 tahun terakhir.
Otoritas pajak tidak bersedia mengabulkan permohonan penangguhan pembayaran dari Rangers, sehingga mereka tidak bisa mengikuti kompetisi di level tertinggi.
Baca Berita Lainnya :