Musim ini, Madrid berhasil mengumpulkan total 32 trofi Primera Liga. Mereka mengalahkan Ajax Amsterdam dengan 31 gelar. Madrid juga mengalahkan Juventus yang hingga kini baru menghasilkan 27 scudetto (jika musim ini juara, 28 gelar), Bayern Munchen (21 gelar), Manchester United (19 gelar), dan Saint-Etienne (10 gelar). Artinya di antara enam liga sepak bola utama Eropa itu (Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, Prancis dan Belanda), koleksi Madrid paling banyak.
”Saya persembahkan gelar ini untuk Madridistas yang telah memimpikan kemenangan ini sejak tiga tahun lalu. Menumbangkan dominasi Barcelona tidaklah mudah. Kami akhirnya mampu melakukannya. Kami memang tersingkir dari Liga Champions. Tapi, kami tetap ingin menikmati kesuksesan ini,” ujar kapten Iker Casillas, dilansirYahoo Sports.
Pesta meriah digelar Madrid dan suporter di jalanan kota. Setelah selama tiga tahun dipecundangi rival abadi Barcelona, kemarin Plaza de Cibeles kembali menjadi tempat Madridistas menggelar perayaan. Tradisi mencium dan mengalungkan bendera Madrid di patung Dewi Cybele pun dilakukan sang kapten. Tradisi ini sebenarnya dilakukan pada akhir musim lalu saat Madrid sukses menggapai Copa del Rey. Hanya, gengsi Primera Liga jauh lebih besar dari Copa del Rey. Apalagi, musim lalu Barcelona mendapat dua gelar.
”Barcelona mungkin yang terbaik dalam beberapa tahun terakhir. Tapi, sekarang semuanya telah berubah. Kini, kamilah tim terbaik di Spanyol. Kami akan tetap menjadi yang terbaik hingga kapan pun. Liga Champions adalah target kami berikutnya. Musim depan, kami akan membawa pulang gelar itu,” ungkap full back Sergio Ramos.
Dominasi plus hegemoni Madrid di Primera Liga tidak perlu diragukan. Sejak pertama kali meraih gelar pada 1931/1932, Madrid tidak terbendung. Hingga kini, 32 trofi Primera Liga sudah singgah di lemari kaca Santiago Bernabeu. Hanya saja banyak orang yang sebenarnya meragukan koleksi-koleksi trofi Madrid. Pasalnya bukan rahasia, pada masa lalu Madrid adalah klub kebanggaan diktaktor Jenderal Francisco Franco. Isu yang telah menjadi rahasia umum di Spanyol menyebut sang Jenderal banyak berperan atas trofi Madrid.
Namun itu masa lalu. Di masa kini kebijakan manajemen yang apik menjadi salah satu penyebab sukses Madrid. Gelontoran dana segar yang tidak pernah berhenti dari musim ke musim menjadikan Madrid bertabur bintang dunia. Berbeda sedikit dengan Barcelona yang lebih mencetak pemain, manajemen Madrid sibuk memboyong Cristiano Ronaldo, Kaka, Karim Benzema, Mesut Oezil, Sami Khedira, Xabi Alonso, Raul Albiol, Alvaro Arbeloa, Angel di Maria hingga Nuri Sahin.
Selain manajemen dan pemain, pengaruh Jose Mourinho sebagai arsitek seolah membawa harapan baru di Ibu Kota Spanyol itu. Mourinho mencatatkan diri sebagai pelatih yang sukses menjuarai liga di empat negara Eropa (Portugal, Inggris, Italia dan Spanyol).
Musim ini, catatan Mourinho dan Madrid bisa saja bertambah. Mereka memiliki kesempatan menjadi kontestan Primera Liga pertama yang berhasil mengumpulkan 100 poin dalam satu musim. Syaratnya, Madrid harus memenangkan semua pertandingan sisa.
”Rekor memang penting. Namun, yang paling utama kami mampu menghasilkan gelar juara. Menikmati trofi Primera Liga setelah berjuang keras dalam beberapa tahun terakhir memiliki kenikmatan luar biasa. Musim depan, kami menginginkan trofi ini lagi,” tandas Karim Benzema.
Baca Berita Lainnya :
