Tapi ada satu hal membuat pria itu tampil berbeda siang itu. Tak ada topi penutup kepala yang menjadi ciri khas seorang pria bernama Rahmad Darmawan alias RD. Namun hanya tampilan luar yang berbeda. Selebihnya RD tetap seorang pria yang sederhana dan rendah hati. Ia melangkah menuju bangku tiap wartawan. Satu per satu hadirin dia sapa.
Satu kata pembuka terucap dari bibirnya, "Bismillahirahmanirrahim..." Baru setelah itu, RD menjelaskan maksud kedatangannya di sebuah rumah makan di bilangan Senayan, Jakarta, Kamis (15/12).
"Saya tidak menyangka akan menggelar jumpa pers. Saya pikir hanya biasa-biasa saja dan wajar ketika seseorang tak ingin meneruskan pekerjaannya, kemudian dia membuat satu surat dan seperti itu. Tapi di luar dugaan banyak yang mempertanyakan alasan saya mundur," tuturnya menjelaskan alasan pengunduran diri sebagai pelatih timnas Indonesia U23.
Dengan ekspresi wajah tenang, RD meneruskan penjelasannya kepada awak media yang seketika hening memperhatikan bait kata dari pria kelahiran Lampung 45 tahun yang lalu. Penjelasan RD kali ini berupa permohonan maaf. Ia merasa berkewajiban meminta maaf pada wartawan karena sulit untuk membalas satu persatu pesan singkat yang dilayangkan media.
"Saya sedang punya acara coaching clinic di beberapa sekolah di Jakarta, Depok, Bekasi. Semakin cepat bertemu teman-teman, semakin saya tenang. Karena SMS yang masuk ke saya lebih dari 500 per hari. Sehingga, sulit satu saya baca dan balas. Saya mohon maaf," kata RD.
Secara resmi, dia pun menyampaikan alasan pengunduran diri kepada publik. RD mengatakan, sejak awal hatinya berontak akibat kegelisahan. Kegelisahan yang bersemayam di hati RD, terjadi usai laga 120 menit Indonesia versus Malaysia di final SEA Games XXVI 2011. Melihat kenyataan 100 ribu masyarakat kecewa atas kegagalan di final SEA Games, RD tak nyaman.
Saat anggota PSSI berkilah bahwa hasil di final SEA Games adalah keberhasilan organisasi, RD punya pemikiran lain. "Malam itu usai final ada keinginan dalam waktu dua atau tiga hari saya mengundurkan diri sebagai bentuk rasa tanggung jawab atas kegagalan sebuah misi. Misinya adalah medali emas. Dan, saya gagal," kata RD tegas.
Namun, keinginan untuk langsung mundur pascafinal SEA Games meluntur akibat banyaknya harapan dari masyarakat yang memintanya bertahan. RD berubah pikiran. Dia putuskan untuk bertahan.
Namun, pikirannya untuk tetap bertahan terusik ketika melihat seremoni penghargaan bagi atlet di Istana Negara. Di mata RD tergambar jelas bagaimana atlet-atlet yang berprestasi meraih emas, namun dengan apresiasi yang jauh lebih rendah dibanding apresiasi rakyat pada timnas sepak bola. Dia pun merasa makin bersalah.
Di saat pertarungan bergelora di hati, sebuah suasana yang tak menyenangkan dirasakan RD. Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin melontarkan larangan bagi pemain Liga Super Indonesia (LSI) untuk memperkuat timnas. "Saya berpikir dan berdoa, keinginan untuk mundur keluar lagi," kata RD.
Namun, usaha terakhir RD untuk membela anak asuhnya tetap dilakukan di hari terakhirnya. Dalam rapat dengan PSSI, mantan pelatih Sriwijaya FC ini mengutarakan permohonan tidak adanya diskriminasi pemain LSI di timnas. Akibat tak menemui kejelasan, keputusan pun diambil RD pada Senin (12/12).
Mundur dari timnas buka titik akhir bagi RD. Dia masih menyimpan sebuah rencana, mulai dari bersekolah hingga kemungkinan kembali melatih timnas jika mentalnya sudah siap. "Saya merasa harus menyiapkan mental untuk biasa menghadapi situasi yang lebih sulit."
Tanpa banyak beraksi, RD justru meminta maaf pada pihak-pihak yang menudingnya tidak nasionalis ataupun tudingan mata duitan. Rasa tanggung jawab atas kegagalan di lapangan menjadi titik yang cukup baginya untuk mundur.
RD tidak peduli dengan embel-embel sejarah sebagai seorang pelatih pertama timnas Indonesia yang merasa gagal dan undur diri. "Saya tidak bermaksud untuk mencatat sejarah kalau itu memang pertama kali. Saya hanya kurang nyaman."
Dengan nada tertata dan irama yang teratur, RD pun mengungkapkan rencana jangka pendek. "Dalam jangka dekat saya punya rencana back to barak," itulah cita-cita yang meluncur dari perwira aktif TNI Angkatan Laut, Kapten Marinir Rahmad Darmawan.
Rasa cintanya terhadap bangsa dan negara selalu mengalir dalam tubuhnya. Entah dari pinggir lapangan ataupun dari barak militer. RD pun mengucapkan salam perpisahan kepada wartawan sekaligus permohonan maaf jika ada perbuatan khilaf yang telah dilakukan.
Maaf itu langsung dijawab wartawan dengan terima kasih. Karena tidak ada sedikitpun kendala yang dijumpai awak media setiap bertemu sosok pelatih rendah hati yang juga merupakan sosok garda terdepan dalam menjaga NKRI.
Selamat pulang ke barak Kapten Rahmad ...!!!
( Oleh : Abdullah Sammy )