Baju Jersey Bola

Adel Taarabt : Shalat Memberikan Rasa Percaya Diri

Posted by Unknown on Minggu, 21 Agustus 2011

Adel Taarabt Shalat Memberikan Rasa Percaya Diri
VIVA - BOLA,-  “Orang tua saya memberikan kekuatan dasar untuk tetap memegang teguh ajaran Islam kepada saya. Ayah memberi tahu saya sejak awal kalau saya bisa mendapatkan banyak uang di dunia ini, tetapi tanpa iman dan prinsip hidup, hidup saya akan kosong," tutur Adel Taarabt, seperti dikutip Emel.com.

Adel Taarabt akan memulai lagi mimpinya di Liga Primer Inggris pada musim 2011/2012 ini. Pemain asal Maroko ini berhasil membawa Queens Park Rangers (QPR) promosi dari Divisi Championship. Musim lalu, Taarabt menjadi salah satu mesin gol QPR dengan 15 gol, total dia mengemas 19 gol di semua ajang kompetisi dari 44 pertandingan. Dia juga menjadi kapten tim ketika Martin Rowlands dan Fitz Hall cedera.

Taarabt juga berhasil membawa QPR tidak terkalahkan dalam 15 pertandingan sebelum akhirnya keok di tangan Watford pada Desember 2010. Bahkan QPR akhirnya menjadi juara Divisi Championship.

Sejatinya, Taarabt sudah mencicipi Liga Primer sejak 2007 silam, namun dia gagal menembus tim inti Tottenham Hotspur. Dia pun dipinjamkan dua kali ke QPR sebelum akhirnya direkrut secara permanen.

Taarabt lahir di Taza, Maroko pada 24 Mei 1989 silam. Orang tuanya pindah ke Berre-l‘Etang di Prancis bagian selatan ketika dia masih sembilan bulan. Taarabt mulai bermain sepak bola ketika lima tahun. Seperti halnya anak-anak kecil di Prancis dan juga di mana pun, dia bermain di jalanan.

Saat itu, dia hanya bermain saja demi kesenangan, tanpa pernah berpikir akan menjadi pesepak bola profesional. Namun orang-orang mulai menyadari kalau Taarabt punya bakat. Banyak anak yang lebih besar dari dia kesulitan untuk melawan Taarabt.

“Ayah tidak pernah menyaksikan saya bermain bola ketika saya kecil. Dia tidak sadar kalau saya dipuji. Ayah hanya bekerja saja. Lantas orang-orang memberi tahu ayah, betapa bagusnya saya," ujar Taarabt.

Ayahnya pun kemudian menyaksikan dia bermain ketika Taarabt sudah berusia 11 tahun. Kemudian Taarabt masuk ke akademi sepak bola milik klub Ligue 1 Prancis, Racing Lens. Dia pergi sekolah di pagi hari dan berlatih bola di sore hari. Kemudian dia bermain untuk tim nasional Prancis U16 dan U17. Dia juga sempat memperkuat Lens B di divisi bawah Liga Prancis.

Kehebatannya pun terpantau oleh Tottenham Hotspur. Taarabt sempat dipinjam oleh The Lilywhites. Dia tertarik hijrah ke klub London itu setelah dirayu oleh Damien Comolli, pemandu bakat Tottenham. Saat ini, Comolli menjadi direktur olahraga Liverpool.

Sebenarnya Comolli adalah pemandu bakat Arsenal yang kemudian ditunjuk menjadi direktur olahraga Tottenham. Dia meyakinkan Taarabt untuk bergabung ke Tottenham, ketimbang ke Arsenal. Hal yang kelak disesali oleh Taarabt lantaran dia menyia-siakan kesempatan berguru kepada manajer jenius Arsene Wenger.

Taarabt tidak banyak mendapatkan kesempatan untuk bermain di tim inti The Lilywhites. Lantas dia hijrah ke QPR dengan status pinjaman. Sejatinya, Taarabt sempat dianggap sebagai “Zinedine Zidane yang baru". Tapi akhirnya Taarabt menemukan “rumahnya" di QPR. Meski sempat memperkuat tim yunior Prancis, namun dia lebih memilih berbaju tim nasional Maroko. Taarabt sudah mencatatkan 10 caps dan mencetak 3 gol.

Sebagai muslim yang cukup taat, Taarabt pun tetap berpuasa seperti biasanya meski musim kompetisi sudah berjalan. Hanya saja dia tidak berpuasa kalau ada pertandingan demi menjaga stamina. Taarabt akan menggantinya di lain hari. Manajer QPR, Neil Warnock pun tidak mempermasalahkan kalau Taarabt berpuasa. Malah Warnock memberikan kemudahan, kesempatan, dan fasilitas yang dibutuhkan Taarabt.

Tidak hanya itu, sepupunya juga sering memberikan bantuan berupa dukungan moral berupa penggalan ayat suci Al Quran agar Taarabt tetap bisa fokus dan niat dalam berpuasa.

“Menjadi muslim memberikan pengaruh kepada kehidupan profesional saya. Sebagai muslim, saya tidak minum alkohol, tidak merokok, dan tentunya saya lebih sehat, lebih profesional dalam gaya hidup. Sebelum bertanding, saya shalat. Kalau tidak, saya tidak percaya diri. Saya juga memastikan berdoa usai laga, untuk berterima kasih untuk stamina dan kekuatan yang telah Allah SWT berikan," kata Taarabt. (dodiek adyttya dwiwanto)