VIVA - BOLA,- Financial Fair Play (FFP) yang diterapkan UEFA per musim ini memaksa klub Eropa mulai mengerem belanja pemain pada penutupan bursa transfer musim panas 2011/2012, Rabu (31/8). Tidak ada klub yang membayar dana besar untuk memperkuat skuad pada hari yang biasanya diwarnai aksi panik tersebut.
Di tiga negara paling kompetitif Benua Biru, cuma beberapa yang mengeluarkan uang cukup banyak, contohnya Arsenal menggaet Mikel Arteta (12 juta euro), AS Roma memboyong Miralem Pjanic (11 juta euro) dan Villarreal merangkul Jonathan de Guzman (8 juta euro).
Fenomena ini terbilang kontras berbanding hari terakhir penutupan transfer musim panas beberapa tahun belakangan. Saat itu klub-klub Eropa tidak sungkan merogoh kocek dalam-dalam agar pemain idaman bergabung. Bukti paling jelas terjadi pada 2008/2009. Ketika itu Dimitar Berbatov dan Robinho direkrut duo klub Manchester dengan total mencapai 81 juta euro. Berubahnya hal tersebut tidak lain FFP yang diberlakukan UEFA.
Bicara nilai total belanja, klub Eropa memang terlihat tidak terlalu memikirkan FFP. Masih ada klub yang membayar angka fantastis saat merekrut pemain. Namun, tidak diamnya peraturan tersebut membuat klub mau tidak mau mulai mengurangi anggaran pembelian demi terciptanya keseimbangan neraca finansial. Sebab jika gagal, mereka dilarang tampil di kompetisi Eropa.
”FFP kami terapkan mengantisipasi krisis ekonomi global yang sudah menjerat banyak klub. Statistik menyatakan lebih dari setengah 650 klub divisi tertinggi dari 53 negara anggota UEFA mengalami kerugian. Kami berharap klub mulai menghemat,” kata Sekretaris Jenderal UEFA, Gianni Infantino dilansir situs resmi UEFA.
Keseriusan organisasi pimpinan Michel Platini itu mendorong minimnya uang yang berputar pada hari penutupan bursa transfer. Klub cenderung meminjam. Langkah ini ditempuh klub agar memenuhi persyaratan FFP. Tidak hanya mereka yang ingin mengurangi arus keluar saja.
Klub yang sudah menghabiskan dana berlimpah sebelum hari terakhir juga memanfaatkan metode ini supaya pos gaji pemain berkurang. Lihat saja aksi trio Liga Primer Inggris yakni Manchester City, Liverpool dan Tottenham Hotspur. Mereka melewati hari pamungkas pasar pemain dengan memangkas skuad masing-masing.
Manchester City melepas Craig Bellamy dan Shaun Wright-Phillips. Liverpool melego Raul Meireles, Joe Cole, Christian Poulsen dan David N’Gog. Sedangkan Tottenham menyingkirkan Wilson Palacios, David Bentley dan Peter Crouch.
Klub-klub mulai realistis menghadapi tekanan FFP. Alhasil nama-nama besar yang diisukan akan pindah di hari terakhir dan berpeluang mencatat rekor transfer tidak ada yang pindah. Luka Modric, Wesley Sneijder dan Carlos Tevez masih bertahan di klub masing- masing. (harley ikhsan)
→ Baca Selengkapnya
Di tiga negara paling kompetitif Benua Biru, cuma beberapa yang mengeluarkan uang cukup banyak, contohnya Arsenal menggaet Mikel Arteta (12 juta euro), AS Roma memboyong Miralem Pjanic (11 juta euro) dan Villarreal merangkul Jonathan de Guzman (8 juta euro).
Fenomena ini terbilang kontras berbanding hari terakhir penutupan transfer musim panas beberapa tahun belakangan. Saat itu klub-klub Eropa tidak sungkan merogoh kocek dalam-dalam agar pemain idaman bergabung. Bukti paling jelas terjadi pada 2008/2009. Ketika itu Dimitar Berbatov dan Robinho direkrut duo klub Manchester dengan total mencapai 81 juta euro. Berubahnya hal tersebut tidak lain FFP yang diberlakukan UEFA.
Bicara nilai total belanja, klub Eropa memang terlihat tidak terlalu memikirkan FFP. Masih ada klub yang membayar angka fantastis saat merekrut pemain. Namun, tidak diamnya peraturan tersebut membuat klub mau tidak mau mulai mengurangi anggaran pembelian demi terciptanya keseimbangan neraca finansial. Sebab jika gagal, mereka dilarang tampil di kompetisi Eropa.
”FFP kami terapkan mengantisipasi krisis ekonomi global yang sudah menjerat banyak klub. Statistik menyatakan lebih dari setengah 650 klub divisi tertinggi dari 53 negara anggota UEFA mengalami kerugian. Kami berharap klub mulai menghemat,” kata Sekretaris Jenderal UEFA, Gianni Infantino dilansir situs resmi UEFA.
Keseriusan organisasi pimpinan Michel Platini itu mendorong minimnya uang yang berputar pada hari penutupan bursa transfer. Klub cenderung meminjam. Langkah ini ditempuh klub agar memenuhi persyaratan FFP. Tidak hanya mereka yang ingin mengurangi arus keluar saja.
Klub yang sudah menghabiskan dana berlimpah sebelum hari terakhir juga memanfaatkan metode ini supaya pos gaji pemain berkurang. Lihat saja aksi trio Liga Primer Inggris yakni Manchester City, Liverpool dan Tottenham Hotspur. Mereka melewati hari pamungkas pasar pemain dengan memangkas skuad masing-masing.
Manchester City melepas Craig Bellamy dan Shaun Wright-Phillips. Liverpool melego Raul Meireles, Joe Cole, Christian Poulsen dan David N’Gog. Sedangkan Tottenham menyingkirkan Wilson Palacios, David Bentley dan Peter Crouch.
Klub-klub mulai realistis menghadapi tekanan FFP. Alhasil nama-nama besar yang diisukan akan pindah di hari terakhir dan berpeluang mencatat rekor transfer tidak ada yang pindah. Luka Modric, Wesley Sneijder dan Carlos Tevez masih bertahan di klub masing- masing. (harley ikhsan)