Mampukah kiranya mereka mengulangi atau bahkan melampaui sensasi yang mereka ciptakan musim lalu? Jika mempertimbangkan beberapa faktor penting, sepertinya Die Borussen bukanlah tim yang pantas untuk dipandang sebelah mata.
Setelah dua kali berturut-turut menjuarai Bundesliga dan merengkuh satu trofi DFB-Pokal, musim kemarin Dortmund akhirnya dipaksa turun takhta. Adalah Bayern Munich--rival klasik mereka yang merebut titel sekaligus membajak Mario Goetze untuk menyeberang ke Allianz Arena.
Keadaan Dortmund pun jadi lebih tidak menguntungkan dan diyakini semakin kesulitan untuk bersaing dengan Die Roten. Terlebih The Bavarians suksen mendatangkan eks pelatih Barcelona Josep Guardiola serta pelakon tiki-taka Thiago Alcantara.
Bukti awal tersaji di turnamen pramusim Telekom Cup 2013. Saat Bayern keluar sebagai kampiun, Dortmund hanya sanggup meraih gelar juara tiga. Bayern pun kemudian menundukkan Barcelona untuk menggenggam trofi Uli Hoeness Cup.
Apakah kini pasukan Juergen Klopp sudah turun kelas dan kembali menjadi "kuda hitam" di Jerman dan percaturan Eropa. Untuk beberapa alasan, jawabannya tidak.
Penguasa Westfalenstadion itu masih layak, bahkan cukup pantas disebut sebagai salah satu kekuatan absolut di Benua Biru. Terlebih oleh para lawan, termasuk Bayern dan Guardiola serta raksasa-raksasa Eropa lainnya.
Terbaik tidak harus termahal. Bagi sebuah tim, rekrutan terbaik adalah mereka yang paling dibutuhkan dan gaya permainannya paling sesuai dengan skema serta sistem yang disusun sang pelatih.
Musim mendatang, Dortmund berambisi mempersempit jurang yang tercipta dengan Bayern di ajang domestik dan melangkah sejauh mungkin di kompetisi elite Eropa.
Untuk coba mewujudkannya, Klopp telah mendatangkan dua talenta top Eropa, yakni Henrikh Mkhitaryan dan Pierre-Emerick Aubameyang dari Shakhtar Donetsk serta Saint-Etienne.
Mkhitaryan bahkan dipandang sebagai pewaris alami untuk takhta Goetze di Signal Iduna Park. Besar harapan dia bakal selalu fit hingga akhir musim nanti.
Bersama Aubameyang, Mkhitaryan telah mencetak gol dalam uji coba pramusim Dortmund. Itulah dasar keyakinan awal bahwa keduanya merupakan kepingan yang dibutuhkan Klopp untuk menyempurnakan skemanya.
Ada anggapan bahwa jangan pernah meremehkan lawan yang baru saja terluka. Setelah musim lalu dipukul dan dijatuhkan berkali-kali oleh Bayern, Dortmund pasti tak mau mengalaminya lagi musim ini.
Guardiola mungkin mewarisi skuad terkuat di Eropa, tapi bukan berarti mereka adalah tim yang terkuat. Bayern tetap bisa dikalahkan, dan Dortmund pasti berpegang teguh pada keyakinan tersebut.
Ujian kesungguhan Dortmund untuk membalas semua "penghinaan" dari Bayern tersaji kala keduanya bentrok di Signal Iduna Park guna memperebutkan trofi DFL Supercup 27 Juli besok.
Bayern bakal lebih diunggulkan. Namun, Dortmund memiliki potensi untuk membalikkan semua perkiraan di atas kertas. Klopp pun seharusnya bisa membangkitkan semangat dan kemampuan terbaik pasukannya demi mewujudkan tahap awal pembalasan terhadap The Bavarians sekaligus membuktikan kapasitas serta unjuk kekuatan di hadapan publik dunia.
Satu hal yang patut diingat, suporter Borussia Dortmund merupakan salah satu yang terbaik di Eropa, bahkan dunia, untuk urusan mendukung tim kesayangannya. Mereka selalu total di setiap pertandingan.
Die gelbe Wand (Dinding Kuning) di Signal Iduna Park adalah tribune khusus para suporter fanatik Dortmund. Efek yang diciptakan pun luar biasa, baik untuk mengangkat moral pemain maupun menembak jatuh nyali lawan.
Dengan dukungan fantastis semacam ini, dipadu dengan komposisi skuad yang ada dan strategi brilian sang pelatih, Dortmund memiliki potensi untuk menyakiti setiap lawan serta berbicara banyak di kompetisi domestik maupun Eropa.
Selain itu, Dortmund pasti juga sudah belajar dari pengalaman musim lalu. Mereka takkan mau mengecewakan lagi para suporternya dan jatuh ke lubang yang sama untuk kali kedua. Lawan-lawan pun wajib waspada.
(Agus Triyana - Koran Jurnas)